Chapter 3: Akhir yang Indah

285 14 0
                                    


"Awas, typo bertebaran!"

☆ Happy Reading ☆

Mr. Jeon pun menjalakan mobil sport mewahnya. Dengan kecepatan di atas rata-rata ia kemudikan mobil miliknya, sementara aku masih diam membisu menahan air mataku agar tak keluar. Tiba-tiba saja Mr. Jeon menepikan mobilnya. Aku tak tahu mengapa? Rasanya aku enggan untuk bertanya.

"Sial! Dasar jalang brengsek!" Sebuah umpatan terlontar indah dari bibir tipisnya. Ia terlihat begitu marah. Wajah dan matanya memerah menahan emosi yang membuncah. "Awas kau 'Drama Queen'. Kupastikan setelah ini hidupmu tak akan bahagia."

"Kau mau apa? Dia pacarmu, jadi selesaikan baik-baik. Jangan libatkan siapa pun dalam masalah kalian."

Setelah mendengar perkataanku, ia terdiam. Suasana sunyi menyelimuti mobil sport mewah milik atasanku itu. Kejadian pagi ini sudah mampu membuatku terguncang, takut, dan sedih. Aku tak mengenal wanita itu, tapi mengapa ia menuduhku seolah-olah akulah penjahat sebenarnya. Sebisa mungkin kutahan air mata yang akan jatuh. Aku tidak mau dikasihani ataupun meminta diperhatikan.

"Mianhae, Zhea."

Deg!

Suara lembut itu yang lagi-lagi membuatku sesak. Aku tidak ingin mendengarnya. Buliran air bening yang susah payah kutahan akhirnya keluar juga karenanya. Aku sudah tak mampu lagi memahan rasa sakit di hatiku.

"A-aku ti-tidak ta-tahu ... a-apa pun. Me-mengapa di-dia me-meng-gatakan i-itu ..., lirihku terisak.

"Ini bukan salahmu. Wanita tak waras itulah akar dari semua masalah yang terjadi. Kumohon jangan menangis lagi." Jungkook menarikku kepelukannya. Aku ingin menolak tapi tenaga pun seperti tak bersisa. "Mian, Zhe. Mianhae," lanjutnya berucap.

Ia terus saja mengelus surai merah anggurku penuh kasih. Dapat kurasan kenyamanan dalam pelukannya. Aku tahu ini salah. Tidak seharusnya aku merasakan perasaan ini pada pria yang baru kukenal. Aku berusaha menetralkan perasaanku. Meredahkan gejolak amarah di hatiku dan menghentikan tangisanku yang terlihat menyedihkan.

"Lepaskan aku Mr. Jeon." Suara serak akibat menangis membuatku susah berucap.

"Tidak. Tetaplah seperti ini. Aku mohon."

"Kau egois. Sudah ada wanita yang menunggumu, mengapa kau harus seperti ini kepadaku yang baru kau kenal?" tanyaku.

Ia pun melepas pelukannya. Menatapku dalam, membuat jantungku berdetak lebih cepat. "Apa yang dia inginkan? Tolong jangan menatapku seperti itu, Mr Jeon!" rontahku dalam hati.

"Aku menyukaimu. Tidak tahu kapan perasaan itu ada. Semuanya mengalir begitu saja tanpa kusadari. Di mana letak salahku yang menyukaimu? Jelaskan padaku, Han Zhea."

Bak disambar petir, aku tak mampu berkata-kata lagi. "Sejak kapan ia menyukaiku? Kenapa aku? Ini salah. Ini tidak boleh terjadi, bukan?" Segala pertanyaan muncul dan berputar-putar di kepalaku. Aku bingung harus menjawab bagimana?

"Aku sudah punya kekasih, Mr. Jeon."

"Aku tahu."

"Y-ye?" Aku tekejut dengan jawabannya.

"Hanya dengan melihatmu berciuman dan berpelukan dengannya saja sudah mampu membuat hatiku hancur. Kau tahu? Itu sangat sakit, lebih sakit daripada kematian."

Mataku mengerjab beberapa kali mendengar penuturannya. Aku bingung dari mana dia tahu apa yang kulakukan bersama Han Bin hari ini?

"Da-dari ma-na ka⚊

Belum sempat kulanjutkan kata-kataku ia sudah memotongnya.

"Aku meliahatmu dan pria itu tadi pagi. Kau bergelayut manja mengandeng lengannya. Memeluk mesra dan berciuman di depan mataku. Kau pikir aku ini bukan manusia yang tak bisa merasakan sakit? Aku benar-benar membenci rasa seperti ini." Ia memukul stir mobilnya meluapkan emosi di hatinya.

Secretary Han is Mine (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang