Ting tong
Ting tong
Ting tong
Bunyi bel rumah bersahut sahutan sejak 30 menit lalu. Sedangkan sang empu rumah tengah menggeliat di dalam selimut tebal menutupi tubuh polosnya. Faell mengerenyit heran dan tak memperdulikan bunyi itu. Sedangkan pak riko sudah 2 jam yang lalu pergi untuk menjalankan tugasnya dan kembali meninggalkan faell dirumah sendiri lagi.
Ting tong
Ting tong
Ting tong
"Gzz. Siapa sih pagi² dateng kerumah" gerutu faell menyibakan selimutnya kemudian bangkit berdiri dan melihat jam dinding yang menunjukkan angka 8. Ia lantas mengambil boxernya di lantai yang bercecer dengan beberapa pakaian bekas pergulatan ia dan pak riko semalam yang baru selesai jam 2 dini hari. Ia tersenyum mengingat bagaimana ekspresi penuh nafsu om nya saat membobol lubangnya.
Ia lantas memakai boxer itu dan bergegas keluar rumah melihat siapa yang datang pagi² dengan membunyikan bel yang tak berhenti.
Ia berjalan ke gerbang rumahnya dan melihat seorang pria dewasa yang tingginya persis seperti om riko tengah membelakanginya
"Maaf, anda cari siapa ya? " tanya faell di balik gerbang tanpa membukanya
Pria itu lantas berbalik dan terkejut melihat siapa orang yang bertanya padanya
"Hallo.. Pak, anda cari siapa? " tanya faell lagi karena tak mendapat respon apapun dari orang di depannya. Ia mengerenyit bingung kepada orang tersebut yang mimik mukanya berubah tersenyum dan sorot matanya penuh kerinduan
"Apa kamu tidak ingat sama saya? " tanya orang tersebut membuat dahi faell kembali mengkerut
"Eemm siapa? Temen mamah? " tanya faell balik
"I.. Iya saya temen mamah kamu" jawabnya sendu
"Kalo gitu silahkan masuk pak. Kita ngobrol di dalam saja sambil nunggu mamah saya" ujar faell kemudian menggeser gerbang tersebut dan masuk ke dalam rumah diikuti oleh pria tadi. Ia menyuruh pria itu duduk di sofa sedangkan faell pergi ke kamarnya untuk mandi karena samar² tercium bau sperma yang mengering di tubuhnya. Sambil menyuruh pembantunya mengambilkan minum dan makanan ringan untuk di bawa pada tamunya
Faell keluar dari kamar mandi menggosokan handuk ke tubuhnya berjalan ke arah lemari dengan bertelanjang bulat
"Apa yang anda lakukan dirumah saya" ujar seorang wanita samar² masuk ke telinga faell
Tak ada balasan. Kemudian faell mencoba mendengarnya lagi dengan menempelkan telinganya di pintu kamar
"Anda tidak berhak lagi mengatur hidup saya" ujar wanita tadi terdengar jelas dan penuh dengan emosi yang faell yakini itu ibunya
Faell lantas bergegas menggunakan pakaian rumahan dan keluar kamar. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya
Ibunya, marisa dengan wajah emosi berdiri dan menunjuk tangannya pada pria tadi
"Mah.. " ujar faell pelan
Kedua orang tersebut kaget dan menatap faell. Yang ditatap hanya diam membisu tak tau apa yang terjadi
"Sayang kamu masuk ke kamar yah" ujar marisa lembut mendekati anaknya
"Tapi mah.. "
"Faell" ujar pria tadi di belakang marisa
"Ini papah nak. Papah kamu" lanjut pria tadi yang ternyata adalah alex papahnya faell
"Mah" ujar faell menatap sendu mamahnya
Marisa hanya diam memalingkan wajahnya
"Kesini nak. Papah ingin meluk kamu" ujar alex
Faell kemudian berjalan mendekat ke arah papahnya melewati ibunya. Tapi langkahnya terhenti saat ingatan masa lalunya kembali menyerang pikirannya.
Ia kemudian berlari keluar rumah dan bergegas membuka pagar menghiraukan teriakan mamah dan papahnya
Saat melewati gerbang rumah, ia melihat seorang wanita yang seumuran dengan ibunya berdiri di samping pagar rumah. Mereka bersitatap kemudian faell memutuskan tatapan itu terlebih dahulu. Sejenak ia mendengar gumaman dari wanita itu
"Dasar bocah ga guna. Awas aja gue bakal buat hidup lo sama ibu lo hancur"
Ia semula tak menghiraukannya kemudian kembali berjalan lurus. Namun ia tak pergi dari sana melainkan berputar arah ke belakang rumahnya. Mengendap endap memperhatikan wanita tadi
"Tenang aja bos. Setelah gue sama mas alex dapetin kembali istrinya kita raup kekayaan wanita itu sampai ia jatuh sejatuhnya. " ujar wanita itu
Faell geram kemudian bergerak perlahan ke arah wanita itu menjambak rambutnya keras dan membenturkannya ke tembok
"Akkhh. Bangsat" ujar wanita itu
"Jelasin apa maksud lo" ujar faell marah
"Ga akan" balasnya. Kemudian faell kembali membenturkan kepala wanita tadi ke tembok lebih keras membuat darah segar mengucur di pelipisnya
"Acckkhh.. Sialan. Gue sekertarisnya papah lo dan kita berniat mau ambil kekayaan mamah lo karena mas alex perusahaannya tengah terlilit hutang yang sangat besar karena penggelapan uang dari investor asing" ujar wanita itu. Faell geram kemudian hendak membenturkan kepala nya lagi namun tertahan. Ia lalu membawa wanita itu ke dalam rumahnya
Saat telah membuka pintu ia mendengar kedua orang tuanya tengah membicarakan mereka
"Mar. Kamu jangan egois. Gimana pun itu anak aku juga. Dia butuh sorang ayah" ujar alex sendu
"Lihat. Sampai sekarang ia baik² saja tanpa adanya sosok ayah di sampingnya
"Tapi.. "
"Jangan di dengerin mah" ujar faell memotong perkataan papahnya
"Dia cuman mau kekayaan mamah doang. Abis itu kita bakal dibuang, heh sialan jelasin sekarang" ujar faell lagi mendorong wanita tadi hingga jatuh bersimbah di depan kedua orang tuanya
Ia kemudian menjelaskannya. Namun bukan makian, amarah maupun pukulan yang di balas marisa melainkan sebuah tepukan tangan dengan senyum seringainya
"Cih. Bajingan seperti kalian memang pantas di penjara" ujar marisa tenang menatap mantan suaminya
"Faell tolong telpon satpam komplek untuk membawa para bajingan ini ke kantor polisi" ujar marisa menatap putranya
Mendengar hal itu. Alex dan wanita tadi bergegas berdiri dan lari keluar rumah
"Maaaahh" ujar faell memeluk mamahnya
"Gapapa sayang" ujar marisa mengelus punggung putra kesayangannya
***
Dirumah rain, lian tengah berbaring di pangkuan rain yang tengah duduk di sofa menonton acara kartun yang sudah jarang dapat ditemui di pertelevisian indonesia. Kepalanya ia balikan ke perut rain dan kemudian mendusel, mengecup malah terkadang menggigit pelan perut rain.
Jika sudah seperti itu, pasti lian minta rambutnya di elus. Rainpun mengelus kepala lian dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya memegang camilan dan matanya menatap televisi