Angel

3 1 1
                                    

Ketika seorang manusia telah sampai di ujung nafasnya, saat itu juga pertemuan sakral antara tubuh dan roh dilakukan.
Ketika perjanjian yang selama ini dibuat telah berakhir, saat itu juga penyesalan bermula.
Adalah aku yang menjadi saksi penentu kelanjutan hubungan antara tubuh dan roh itu. Kadang tidak mudah seperti yang dibayangkan.

Namaku Angel—ya, aku adalah seorang malaikat. Aku ada sebanyak berapa nyawa yang diciptakan—ya, aku tidak sendiri.

Setiap roh yang ada maupun yang sudah mati, memiliki Angel-nya masing-masing, mendampingi dan tumbuh bersamanya.
Tugasnya adalah sebagai utusan Dewa untuk melindungi, dari apa? Dari apapun yang membuat roh itu lupa. Lupa darimana ia berasal, lupa jati dirinya, dan yang paling penting lupa mencari tangga.
Sebenarnya tidak hanya itu, tergantung seberapa mampu Angel berkomunikasi dengan rohnya.

Angel akan kembali ke kerajaan langit setiap 10 tahun sekali untuk melaporkan kepada Dewa perkembangan roh yang dititipkan kepada tubuh.
Jadi setiap roh yang diciptakan pada hari yang sama, meskipun di Dunia mereka tidak mengenal satu sama lain bahkan tidak mengetahui keberadaannya, para Angel roh-roh tersebut adalah teman yang akan berkumpul setiap dekade yang dilewati di Bumi.

Menjadi seorang Angel seharusnya mudah saja, tapi seperti yang kukatakan tadi, tergantung dari kemampuan berkomunikasi terhadap roh itu sendiri. Dan setiap Angel memiliki kemampuannya masing-masing.

Manusia yang pandai, berbakat, dan kemampuan baik lainnya tidak semata karena ia dilahirkan seperti itu, apalagi manusia selalu menganggapnya seperti itu, padahal itu semua adalah berasal dari para Angel yang mampu mengkomunikasikan dengan baik kemampuannya. Singkatnya, setiap manusia baik adalah Angel yang berhasil.

Lain roh, lain tubuh.
Kalau roh tidak dapat disentuh dan dilihat, tubuh adalah satu kesatuan anggota jaringan sel dan atom dengan keunikannya sendiri.
Tubuh dan roh adalah satu, tubuh tidak dapat melakukan apapun tanpa ada roh didalamnya. Tugas Angel selanjutnya adalah memastikan tubuh dan roh sejalan, jika tidak manusia akan kesusahan—secara gramatikal. Seperti apa? Seperti ketika kau—rohmu merasa ingin melakukan sesuatu namun tubuhmu serasa tak ingin melakukannya, manusia menyebut itu malas, padahal yang terjadi adalah karena Angelmu tidak melakukan tugasnya dengan baik. Tapi tenang saja, aku bukan Angel yang seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

StairwayWhere stories live. Discover now