17. Titik Terendah

9 1 2
                                    

Kita pernah jatuh dan memilih rebah
meski tidak rubuh karena semangat yang melemah
Ketika satu tubuh sudah dipeluk pasrah
Maka lelah undur diri lalu berserah
Tubuh yang lain datang sebagai penguasa
menggenggam hati agar kisah nya tak semakin nelangsa
Diantara ribuan manusia dalam satu bangsa
dia yang hadir saat jiwa mu tengah tersiksa
Di titik itu tiba - tiba saja luka mu sembuh
Pulih seperti awal tanpa kambuh
Kau ucapkan terima kasih
Sebab menguatkan dengan kasih

Suatu waktu ketika asa mu hampir sampai
tiba - tiba saja ia melambai
merobek hati dengan sisa luka terburai
ia pernah datang sebagai perisai
dan kini pergi sebagai pembantai

Kau tiba lagi, jauh di titik terendah yang pernah singgah
Namun kali ini kau dengan gagah
berjalan tangguh tanpa amarah
meraih mimpi yang hampir merekah
Tak ada rasa lelah
sebab luka yang tak pakai pilah

Kau berazam "Lalu tinggal lalu, tunggu sudah ambigu, nanti hampir mati"

Kau terus maju membiarkan setiap inci masa lalu, tinggal dan menua bersama waktu

Artefak SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang