"Cinta yang dulu pernah hilang, kini hadir kembali karena dirimu."
Happy Reading.....
"Vey, gue pamit pulang, ya!" Kata Lintang.
"Kenapa nggak makan malam disini dulu, sih?"
"Makasih deh, Vey. Takut ibu negara ngomel-ngomel di rumah, hehehe" canda Lintang.
"Ah, bisa aja lho!"
"Yaudah, gua balik dulu, ya!" Ucap Lintang berjalan keluar dari rumah Vey.
"Hati-hati, Tang!"
Saat ini, jam menunjukkan pukul 21.30. Sudah sangat malam memang, bagaimana tidak ia ketiduran sampai selarut ini. Setelah pamit, ia langsung masuk ke dalam taxi online yang sudah ia pesan sebelumnya.
Dalam perjalanan, Lintang mengecek handphone-nya, berharap mendapatkan notifikasi pesan dari kak Rendy. Tapi nyatanya, tak ada satupun pesan dari kak Rendy yang ada hanya pesan dari mamanya yang menanyakannya kapan pulang membuatnya sedikit kecewa.
Setelah membalas pesan dari mamanya, ia langsung memasukkan kembali handphone ke dalam tasnya.
"Huhhh," Lintang menghela napasnya panjang. Ia hanya menikmati pemandangan malam yang disinari lampu kelap-kelap sepanjang jalan lewat kaca mobil.
"Berhenti disana ya, pak!" Ucap Lintang sambil menunjuk ke arah rumahnya.
"Oh, oke"
"Ini uangnya, pak!" Lintang memberikan uang kepada supir taxi tersebut dan langsung turun.
Setelah itu, Lintang membuka pagar rumahnya dan masuk ke dalam.
"Assalamu'alaikum,ma!" Panggil Lintang sambil mengetuk pintu rumahnya. Tak ada balasan.
"Ma? Mama....." teriak Lintang berulang kali tapi, tetap tak mendapatkan balasan.
Untungnya Lintang membawa kunci cadangan di tasnya, ia pun langsung membuka pintunya. Lalu, ia pun masuk ke dalam-nya. Keadaan rumahnya sangat sunyi dan sepi, Lintang berpikir pasti semua orang di rumahnya sudah tidur nyenyak saat melihat jam menunjukkan pukul 22.00.
Dengan perlahan, ia menutup kembali pintunya dan berjalan mengendap-ngendap menuju ke kamarnya, tak ingin membuat semua terbangun kerena dirinya. Setelah masuk ke kamarnya, ia langsung menghempaskan diri ke kasur miliknya, memejamkan matanya.
Tak lama kemudian, handphone yang masih berada dalam tas-nya berbunyi. Dengan mendengar nada deringnya, ia sudah tau kalau ada pesan yang masuk. Ia pun bergegas mengambil tasnya dan mengambil handphone-nya.
Di bagian layar utama handphone-nya, terdapat notifikasi pesan yang bertuliskan nama kak Rendy. Dengan sigap, Lintang langsung membuka dan membaca pesan tersebut.
Kak Rendy : selamat malam, selamat tidur, semoga mimpi indah. Jangan bergadang karena aku akan berada dalam mimpimu ❣️
Itulah pesan singkat yang dikirimkan kak Rendy untuknya, membuat Lintang yang membacanya berdegub kencang dan senyum lebar mengembang di wajahnya.
Ia sangat malu dan ragu untuk mengetik pesan untuk diringa. Tapi, ia memutuskan untuk membalas pesanannya secara singkat.
Lintang : iya kak. Terima kasih 😁
Tanpa mengganti pakaian tidur, Lintang langsung menarik selimut dan berbaring. Sesekali ia membaca pesan itu lagi sambil tersipu malu. Ia menghentak-hentakan kakinya ke kasur karena ada perasaan senang yang ia rasakan saat ini.
Setelah dirasa dadanya sudah tenang, ia bersiap untuk tidur dan menyambut hari esok.
~~~
Pagi harinya.....
Pukul 06.00, Lintang sudah berada di dalam kelas. Entah alasan apa yang membuatnya sangat bersemangat berangkat ke sekolah. Ia hanya duduk sendirian di kelas sambil mengecek aplikasi sosial media yang ia miliki, karena belum ada satu pun temannya yang datang.
Beberapa menit kemudian, satu per satu temannya datang. Beberapa temannya bahkan ada yang bertanya kenapa seorang Lintang yang biasanya datang 1, 2 menit sebelum masuk bisa datang sepagi ini.
Vey pun tiba dan langsung menuju ke meja-nya.
"Wuihhh, mimpi apa lo semalam?" Tanya Vey sambil menaruh tas-nya.
"Maksudnya?" Lintang malah balik bertanya. Ia menatap ke arah Vey karena tak mengerti pada pertanyaannya.
"Tumbet banget lo udah di kelas selagi ini," sahut Vey tanpa basa-basi lagi.
"Emangnya salah?" Tanya Lintang.
"Ya nggak, sih! Aneh aja. Padahal lo sering bilang ke gue kalau lo paling malas kalau disuruh berangkat pagi, tapi sekarang?"
"Suka-suka gue lah!" Ketus Lintang.
"Busettt sensian banget! Maaf, deh" ucap Vey sambil tertawa dan merangkulnya.
Tak lama kemudian, datanglah mega. Salah satu teman di kelasnya. Ia berjalan menuju meja Lintang dengan membawa sebatang cokelat di tangannya.
"Tang, ini ada titipan buat lho!" Kata Mega sambil menyerahkan cokelat itu kepadanya. Lintang pun langsung merasa bingung dan keheranan.
"Dari siapa?" Tanya Lintang sambil mengambil cokelat tersebut.
"Nggak tau. Tapi katanya ada note di dalamnya," jawab Mega.
"Thanks, ya"
"Oke," Mega pun pergi dari meja Lintang.
Lintang tak langsung membuka bungkus cokelat tersebut, ia masih bertanya-tanya dalan hati siapa orang yang ngasih cokelat ini kepadanya. Vey yang berada di sampingnya pun melihat cokelat yang sedang berada di tangan sahabatnya itu.
"Wuihhhh, sahabat gue dapat cokelat,nih! Dari siapa sih?" Tanya Vey penasaran.
"Kepo!" Sahut Lintang.
"Ihhh pelit! Gue kan juga pengen tau. Cepat buka!"
Lintang pun langsung mengiyakan apa yang disuruh oleh Vey. Dengan hati-hati, ia langsung membuka bungkus luar cokelat tersebut. Terdapat sebuah kertas note yang di tempelkan dibungkus berwarna emas pada cokelat tersebut.
"Ada tulisannya, Tang!"
"Jangan lihat!" Sahut Lintang yang langsung membaca pesan tersebut sambil menutup-nutupi dengan tangannya agar Vey tak bisa membacanya.
Semoga hari-harimu semanis cokelat ini. Dimakan, ya ;) ingat! Aku akan selalu menunggu jawaban darimu. -Kak Rendy-
Ternyata, cokelat tersebut dari kak Rendy untuk dirinya. Lintang yang membaca pesan tersebut langsung tersipu malu. Sedangkan, Vey yang dari tadi sudah sangat penasaran menunggu Lintang membacanya.
"Biar gue lihat!" Kata Vey tak sabar yang langsung mengambil cokelat tersebut dari tangan Lintang.
"Eh, ja-jangan!" Cegah Lintang yang mencoba merebutnya kembali. Tapi, Vey sudah terlanjur membaca note tersebut.
"Cieeee, ternyata dari kak Rendy" ujar Vey sambil menyenggol sikut Lintang.
"Sini balikin!" Kata Lintang sinis. Ia merasa sangat malu.
"Jadi, lo belum ngasih jawabannya?" Tanya Vey.
"Menurut lo?"
Ingat! Cowok pun butuh kepastian. Kalau lo suka ya di terima, kalau nggak mau tinggal tolak aja, jangan gantungin orang kaya gitu. Sakit tau!" Nasihat Vey sekaligus curhat mungkin.
Lintang hanya diam mendengarkan tanpa menjawabnya. Apa yang dikatakan Vey ada benarnya juga, ia tidak bisa membuat kak Rendy terus-terusan menunggu jawaban darinya. Mulai sekarang, ia bertekad untuk memikirkannya secara matang agar nantinya tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga saja.
"Tang, bagi cokelatnya dong! Kayaknya enak tuh," Sahut Vey.
"Nggak boleh!"
"Pelit. Sedikit aja."
"Nggak."
Kira-kira Lintang bakal ngasih jawaban apa, ya? 🤔
Iya apa tidak? Kalau menurut kalian gimana? Momen aja, ya 😉
Jangan lupa untuk selalu Vote dan share ke teman-teman kalian 👌
Terima kasih yang sudah membaca ceritaku ini~