Hingga akhirnya Aldo meninggalkan Sheila dan pergi menuju kamarnya, tak lupa membanting pintu terlebih dahulu. Gadis itu kembali menghela nafasnya berat, kapan ia bisa merasakan kebahagiaan?
Saat Sheila ingin masuk ke kamarnya, ia teringat dengan keinginan Putri. Seketika itu juga air mata jatuh menetes, segera saja Sheila masuk ke kamarnya dan menangis di dalam kamarnya. Entah kapan ia bisa merasakan kebahagiaan, merasakan rasanya dicintai, merasakan rasanya dihargai, merasakan bahwa kehadirannya cukup berharga bagi seseorang.
---------RENJANA---------
Hari ini tepat hari keberangkatan Sheila, Putri, dan Dina. Keluarga Dina mengantarkan Dina, begitu pula dengan ayah Putri, dan Sheila? Sheila datang ke bandara sendiri. Ia beralasan bahwa Aldo sibuk jadi tidak bisa mengantarnya.
Flashbcak on.
“Pak, besok bapak ngantar saya ke bandara gak?.” Tanya Sheila pelan.
“Gak.” Ucap Aldo dingin.
“Meskipun cuma sebentar?.” Tanyanya lagi.
“Lo bisa pergi sendiri kan?!! Harus gitu ya gue yang anter?!! Kan lo bisa naik ojek ato taxi! Gak usaha manja jadi cewek!! Mentang-mentang keluarganya tajir jadi manja kek gini!.” Bentak Aldo.
Setetes air mata jatuh dari mata Sheila, namun secepat kilat ia menghapusnya.
“Y-a udah, b-besok saya pergi naik taxi.” Ucap Sheila pelan, entah Aldo mendengarnya atau tidak.
Flashback off.
Sheila menyalimi orang tua Dina dan ayah Putri lalu mereka bertiga berpamitan untuk segera menaiki pesawat.-------RENJANA--------
DUA TAHUN KEMUDIAN...
Chicago, USA.
“Lo gak mau balik Sil?.” Tanya Dina.
“Enggak ah, gue betah disini. Apa gue harus tinggal disini aja kali ya? Hehehe.” Ucap Sheila diakhiri dengan kekehan.
“Udah dua tahun lo gak pulang ke Indonesia, lo gak kangen sama pak Aldo?.” Tanya Putri.
“Ya kangen lah, tapi gue mau ngerasain yang bener-bener jadi mahasiswi, bukan istri. Hehehe.” Jawab Sheila.
Saat ini Triple I sedang berada di bandara, untuk kedua kalinya hanya Putri dan Dina saja yang pulang ke Indonesia.
Dua tahun berlalu, Aldo sama sekali tidak menghubungi Sheila. Justru Sheila yang sering mengiriminya pesan, beberapa kali juga Sheila mengirimkan Aldo foto dirinya namun hanya di baca dan lihat saja, tidak ada balasan sedikitpun dari Aldo. Keluarga Sheila? Jangan ditanya. Mereka benar-benar tidak peduli lagi dengan Sheila.
Setelah mengantarkan Dina dan Putri di bandara, Sheila memutuskan untuk singgah ke cafe favoritnya. Cafe dengan caramel macchiato terlezat menurutnya, tak lupa dengan cheese cake yang lembut. Benar-benar hal yang sangat disukai Sheila. Gadis itu duduk di kursi tepat samping jendela, melihat suasana kota Chicago dari cafe tersebut merupakan hal menyenangkan yang sering Sheila lakukan.
“Hi, can i sit here?.” Tanya seseorang yang sudah tidak asing lagi bagi Sheila.
“Gak usah sok inggris lo kalo ngomong sama gue.” Ucap Sheila.
“Hehe, biar keren dikit ah.” Balas Andi.
Ya, Andi memang cukup sering mengunjungi Sheila. Setiap ada waktu luang Andi selalu menyempatkan diri untuk sekedar berjalan-jalan dengan Sheila. Andi bersekolah di Michigan University dan masuk ke jurusan kedokteran, yang lebih mengejutkan lagi Andi memilih spesialis kandungan. Saat ditanya kenapa, jawaban Andi sungguh menohok jantung.
“Gue Cuma mau membantu para calon ibu-ibu untuk melahirkan buah cintanya dengan orang yang paling disayang dan membantu mereka melengkapkan keluarga mereka. Gue juga mau bantuin istri gue melahirkan nanti, biar gak ada dokter lain yang bisa liat punya gue.” Begitu katanya.
“Gak ada keren-kerennya menurut gue.” Ucap Sheila lalu mereka tertawa bersama.
“Dia gak balas chat lo?.” Tanya Andi.
Ya, hanya Andi yang tahu tentang hubungan Aldo dan Sheila. Bukan berarti Sheila tidak mempercayai Putri dan Dina, hanya saja Andi lebih memahami Sheila dengan sudut pandang Sheila. Andi tahu Sheila tidak akan meninggalkan Aldo, separah apapun perlakuan Aldo padanya.
“Balas,..........Tapi hoax.” Jawab Sheila dan lagi-lagi mereka tertawa.
“Asem, sini lo.” Ucap Andi.
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran ala-ala film India.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Teen Fiction"Awalnya cuma denger-denger dari desas-desus aja, pas ketemu langsung bikin deg-degan!" -Sheila Kirani Putri- "Pengganggu, bikin risih, gak ada bedanya dengan cabe-cabean liar!" -Aldo Wijayanto- Inilah kisah klise tentang guru dan muridnya, tidak ad...