Satu

95 3 19
                                    

Tak ada yang salah dari mencoba. Jika itu baik untukmu, maka lakukanlah.

-------

"Moa!"

Gadis berambut cukup panjang yang diikat kuncir kuda itu berlari penuh tenaga, menerobos desakan siswa-siswi yang ingin segera keluar dari gerbang sekolah, sama dengan dirinya. "Moa!" Panggilnya lagi saat orang yang diteriaki namanya tidak menoleh.

"Ish, kupingnya udah gak normal." Rutuk Indri sambil menjewer telinga Moa, Moa meringis.

"Sakit, Indri. Lepasin, apaan sih," Moa menurunkan jari-jari Indri yang menekan daun telinganya itu, kemudian mengusap-ngusapnya pelan.

"Gue panggil lo dari tadi, denger gak?"

"Jangan panggil Mo, kayak manggil sapi kalo manggilnya gitu," protes Moa, "gue kan manusia."

Indri malah tertawa, "Gue kan gak maksud manggil lo kayak sapi, lo aja yang sewot." Katanya. "Jadi tadi denger nggak pas gue panggil?" Indri mengulang pertanyaan yang belum dijawab oleh Moa tadi.

"Enggak."

"Wah, bagus, gue punya temen budek. Bakal jadi cobaan baru nih," ujar Indri ngawur.

"Udah deh jangan bercanda, gue capek, pengen pulang. Buruan, mau ngomong apa?" Kening Moa berkerut uring-uringan saat berbicara. Ia menarik lengan Indri untuk meminggir terlebih dahulu, pasalnya, dari tadi ia terus disenggol oleh siswa lain yang akan keluar sekolah melewati gerbang. Salah siapa Moa dan Indri berdiri ditengah-tengah pintu gerbang.

Setelah berhasil meminggir di tempat yang cukup aman alias di pinggir tukang batagor gerobak, Indri menarik sesuatu dari tali rok yang biasanya dipakai untuk memasang sabuk. Ternyata yang dibawanya adalah selembar kertas brosur berwarna putih dengan tinta hitam khas dari tempat print yang warna tintanya sudah luntur sebagian.

"Lihat!" Indri berseru heboh sambil menunjukan kertas tadi yang dibawanya.

Moa kemudian merebut kertas itu seakan benar-benar penasaran. "Apaan nih?"

"Ya baca! Malah nanya," Geram Indri.

"Iya, ini gue juga mau baca. Diem deh lo." Jawab Moa sedikit ketus.

Lomba Kesenian SMA GARUDA Dalam Merayakan HUT RI ke-74

Tunjukan Bakatmu Sekarang!

Mungkin hanya tulisan itu yang dapat Moa baca dari kertas print fotocoppy, karena selebihnya adalah berupa gambar-gambar. Moa mengangguk-ngangguk, lalu menyerahkan kembali kertas kepada Indri. "Nih," Ujarnya, "gue gak minat."

"Gak minat gimana? Ini kesempatan tau buat lo, lo bisa ikut. Gue dukung sepenuh hati, jiwa, raga, dan cinta gue deh." Ucap Indri mantap.

Moa mendesah, "gue nggak minat, Ndri."

"Suara lo bagus, Mo. Lo bisa ikut lomba nyanyi solo."

Moa menggeleng, lalu berjalan menuju angkot yang masih kosong dipinggir jalan raya. Di belakang, Indri masih berteriak menawarkan acara lomba yang diadakan di sekolahnya dan akan diselenggarakan empat hari ke depan nanti.

Moa memang pintar bernyanyi, suaranya bagus. Bahkan dia pernah ikut lomba nyanyi semasa masih di sekolah dasar. Moa juara kedua saat itu.

"Mo, tungguin!" Seru Indri sambil berlari menyusul Moa yang sudah hampir naik angkot. Setelah berhasil menyusul, ia mencegah Moa untuk tidak langsung masuk angkot dengan cara menarik tas milik Moa cukup kencang sampai badannya ikut tertarik.

AugustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang