eps09

1.5K 121 0
                                    

Tit tit tit tit tit tit tit tit
Krist langsung membelalakkan matanya, Memeriksa jam wekernya, Pukul 05.00pagi. Memaksa untuk mengerjapkan matanya dan merentangkan tangannya. Langsung beranjak dari tempat tidurnya.
"Semangat!!!"Krist berlari menuju kamar mandi.
..............
Didalam bus Krist teringat pria yang membuat masalah baginya, Krist mencoba melihat satu per satu penumpang pagi ini.
"Sial!!!Dia tidak ada. Aku ingat dia naik bus dengan jurusan yang sama. Apa dia naik taksi?Aku ingin menegurnya. Gara-gara dia, aku hampir dapat masalah. Itu  pasti dokumen penting. Dia juga ada di Perusahaan bukan...kalau ketemu akan ku tegur. Atau jangan-jangan dia dipecat ya...?! Terserahlah!!!"gumam Krist tanpa henti.
...........
Sesampainya Krist di Gedung itu. Krist menuju meja Front Office menyampaikan bahwa dirinya pegawai baru ingin menanyakan ruang HRD dimana.
Karena semua pegawai di Perusahaan ini memakai ID Card. ID Card tersebut juga dipake untuk memasuki ruangan dalam.
Orang yang tidak memiliki ID Card tidak dapat memasuki ruangan itu apabila bukan tamu undangan, atau tidak ada janji terlebih dahulu.
Ada 4 penjaga, 2penjaga di pintu depan dan 2penjaga di pintu masuk ID Card.
"Selamat Pagi kak, saya pegawai baru. Dimanakah tempat..."ucapan Krist terpotong
"Apakah anda Saudara Krist Perawat?"tanya pegawai cantik itu.
"Khap."jawab Krist menampilkan senyum manisnya.
"Aduch...tampannya pegawai yang ditunjuk Tuan Muda Peck. Nanti waktu makan siang. Kenalan ahh...Krist....hemt...Krist Perawat...dia tampan sekali...pasti teman Tuan Muda Peck...atau kenalannya...karena langsung diperintahkan oleh Tuan Muda Peck."batin Janhe pegawai Front Office tidak menyadari sedari tadi Krist memanggilnya, membuyarkan angan-angan Janhe.
"Kak...halo...Kakak..."panggil Krist.
"Ahh. Tampan sekali..."ucap Janhe tanpa sengaja lalu menutup mulutnya.
"Khap. Terima kasih."Krist tersipu malu.
"aa..ee..Anda diminta ke ruang HRD...mengisi data...terus diminta menemui Miss May...lebih lanjut tanya orang HRD...itu pesan untukmu..."jelas Janhe. Krist mengangguk-angguk mendengar penjelasan Janhe.
"Ohy...aku beritahu sesuatu..."Janhe meminta Krist agak mendekat, lalu berbisik.
"Ada seorang CEO disini terkenal dengan julukan 'Killer'. Mungkin dia akan menguras tenaga dan waktumu. Semangat ya...Jangan Menyerah."jelas Janhe berbisik sembari memberi semangat pada Krist yang agak menciutkan hatinya. Lalu pergi meninggalkan Janhe menuju ruang HRD
"Ok. Semangat Krist!!!Kau pasti bisa!!!"gumam Krist menyemangati diri sendiri. Krist melihat semua pegawai disini bila bertatap muka saling memberi salam. Begitu juga Krist ikutan memberi salam pada semua pegawai yang melewatinya.
Pandangannya kini tertuju pada orang yang sedari tadi dicarinya. Krist berlari menghampirinya, menarik tangan pria tersebut lalu membawanya menuju pintu 'EXIT' tangga darurat.
Membuat orang-orang disekitar tertegun termasuk Singto dan Janhe.
"Tuh kan...Dia pasti teman Tuan Muda Peck...buktinya dia mengenal Tuan Muda Singto. Mana ada yang berani menarik tangannya seperti itu...aduuch...tampannya..."gumam Janhe pada teman kerjanya yang sedari tadi berdiri disamping Janhe tidak menggubris obrolannya. Sesampainya ditangga darurat Krist melepaskan pegangannya. Dan berbicara tanpa henti.
"Kau masih disini. Aku kira kau sudah dipecat. Karena kau, aku hampir mendapat masalah. Dasar Ceroboh. Makanya lain kali hati-hati membawa Dokumen Perusahaan. Kau pasti dimarahi kemaren. Karena Aku!!!Untung Dokumen itu jatuh di tanganku!!!Kalau orang jahat gimana!!!Kau pasti dipecat sekarang!!!Jadi, Kau selamat tidak jadi dipecat karena aku!!!"Cerocos Krist kesal tanpa henti dengan menunjuk pria tersebut, saat melirik jamnya. Krist yang lupa diri karena menumpahkan kekesalannya. Mengingatkannya untuk ke ruang HRD.
"Oi!!!Aduuuch!!!aku telat!!!ini gara-gara kamu!!!setiap aku bertemu denganmu pasti sial!!!Ingat!!!Setelah ini jangan dekat-dekat denganku!!!Mengerti!!?"tanya Krist memaksa.
"Kita kalau bertemu sial!!!Itu pertanda!!!Maka jauh-jauh dariku!!!Mengerti!!?Mengerti!!?"tanya Krist berulang  lagi yang terkesan sangat memaksa. Menggoyangkan tubuh Singto yang sedari tadi dimata Krist cuma melamun.
"Ya."Singto yang sedari tadi tertegun hanya bisa menjawab ya karena pertanyaan paksaan yang di ucapkan Krist.
Krist langsung melesat keluar dari pintu darurat menuju ruang HRD. Meninggalkan Singto sendirian yang masih bingung dengan situasi barusan terjadi.
"Pantas dia ceroboh seperti itu. Diajak bicara malah melamun seperti itu. Huft...Dia pasti selalu dimarahi atasannya. Apalagi kalau berhadapan dengan CEO Killer...seperti kata kakak cantik tadi..Bisa habis dia dimarahi CEO Killer itu...kasihan juga dia..."gumam Krist sembari menuju ruang HRD, sesekali menggeleng-gelengkan kepala mengingat pria yang ditemuinya tadi.
..............
Singto menatap pintu setelah kepergian Krist. Lalu tersadar....
"Sialan!!!Beraninya dia!!!Siapa dia!!!Tunggu...dia bilang apa tadi?Dokumen?Aaahk!!!Dia cowok yang membuatku sial kemaren!!!"ada petugas kebersihan yang akan masuk.
Tanpa sengaja melihat dan mendengar Singto mengumpat. Pegawai kebersihan itu langsung takut. Memberi salam lalu pergi, mengurungkan niatnya untuk memasuki pintu darurat.
"Tunggu...dia ngoceh apa saja tadi?Aku dipecat?dia penyelamatku. Ciih!!!Tunggu...berarti dia pegawai baru disini. Dia belum ada ID Card. Untuk lowongan kemaren. Secretaris, Administrasi, dan Produksi. Sial!!!Siapa penyeleksinya!!?Ehh!!!apa peduliku terhadap pegawai!!!Awas saja kalau buat aku sial lagi!!!Akan langsung aku pecat Bangsat itu!!!Bodohnya!!!Kenapa juga aku dari tadi diam saja!!!Tunggu!!!Orang itu kan yang tiba-tiba menarikku ke sini!!!Sial!!!Kenapa juga aku masih disini!!!"Singto keluar dari pintu darurat menuju lift mengumpat tanpa henti. Membuat pegawai yang lain yang sedang menunggu lift mundur 3langkah dari area Singto.
Singto yang terkenal 'Killer' tanpa pandang bulu. Membuat pegawai yang sedang mendengar dan melihat Singto mengumpat tanpa henti, tidak ingin berurusan dengan atasannya yang satu ini.
............
Krist mengambil napas dalam ketika sudah di depan Ruangan HRD.
Tok Tok Tok
"Masuk."terdengar suara dari dalam.
"Selamat Pagi. Silahkan duduk. Ada yang bisa ku bantu?"tanya Ohm salah satu pegawai di ruang HRD.
"Saya..Krist Perawat Sangpotirat...pegawai baru..diminta untuk ke ruang HRD."Ohm langsung terkejut, lalu berdiri...
"Saudara Krist Perawat. Silahkan masuk ke ruangan ini, Mari..."Ohm mengetuk pintu disampingnya, diikuti Krist yang langsung berdiri.
Tok Tok Tok
"Masuk."terdengar sahutan dari dalam. Pria bernama Ohm masuk ke ruangan itu...
"Mr. Guy, Saudara Krist telah datang."Ohm mempersilahkan Krist masuk. Lalu meninggalkan tempat itu. Krist memberi salam.
"Silahkan duduk. Saya Mr. Guy. Kepala HRD disini."Mr Guy memperkenalkan diri.
"Saya Krist Perawat Sangpotirat. Panggil saya Krist Pak."jawab Krist.
"Saudara Krist Perawat. Pukul 06.10pagi. Anda terlambat 10menit."ucap Mr. guy tajam.
"Maaf...saya agak kesulitan mencari tadi..."Krist memberi senyum manisnya.
"Saya tidak menerima alasan apapun. Kali ini saya maafkan. Tetapi tidak untuk esok lagi."ucap Mr. Guy tegas.
"Terima kasih Pak. Saya tidak akan mengulangi lagi."jawab Krist tegas.
"Perusahaan ini memang hebat. Aku akan bekerja keras"batin Krist.
"Isi formulir ini. Dan ini ID Card kamu. Mana Surat lamaran, Data diri dan photo kamu."Mr. Guy membuka amplop berwana coklat berisi lembaran. Mengambil photo Krist lalu ditempelkannya di ID Card Krist. Mr. guy sudah diberitahukan situasi yang terjadi sebelumnya. Selang 15menit.
"Sudah Pak."Krist menyerahkan formulir itu. Mr Guy mengambil formulir itu. Memasukkan kembali Surat Keterangan penerimaan pegawai, Surat penunjukan Khusus dan ID Cardnya ke dalam amplop coklat tadi. Lalu memasukkan ke sebuah Kotak besar berisi peralatannya bekerja yang terdapat didalamnya.
"Ini. Selamat bekerja di Perusahaan ini. Temui Miss May. Miss Neen May Suwanamas di ruang COO. Dia akan memberitahukan apa saja segala pekerjaanmu. Kau sudah sangat terlambat. Temui Miss May secepatnya. Dan sekali lagi Selamat bekerja di Perusahaan ini."jelas Mr. Guy sembari menjabat tangan Krist.
"Siap Pak."jawab Krist terlihat bahagia. Lalu memberi salam pada Mr. Guy meninggalkan ruangan itu.
"Dia anak yang baik dan jujur. Memang pantas Mr. Peck menunjuknya sebagai tangan kanannya."gumam Guy setelah kepergian Krist.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Where stories live. Discover now