33. break

45 19 0
                                    

"Gue juga maunya gitu, tapi kalo Allah gak ngijinin, gue juga gak bisa maksa."
–1.2/2.2–







.
.
.
.
.
.
.
.









                                     

REINA menghilang.

Selama satu minggu Reina tidak masuk sekolah. Ijin ke luar kota, begitu katanya. Reno kalang kabut karena Reina tak ada kabar, rumahnya lagi-lagi kosong saat Reno kesana, satpam pun tutup mulut.

Rani dan Maura melakukan kegemaran mereka. Meretas. Kali ini mereka meretas data cctv di rumah Reina dan hasilnya nihil. Reina seolah tau, apa yang akan dilakukan keduanya, cctv di setiap sudut rumahnya dimatikan dan semua data dihapus.

Reon menghilang tanpa jejak.


❤️ Please don't go ❤️


Reina mengurung diri di kamar apartemen barunya, semua anggota keluarganya juga disana. Wajah Reina tampak sangat pucat, sudah seperti mayat hidup karena dia tidak mau menjalani pengobatannya.

Satu fakta yang baru dia tahu dan menjadi penyebab dia tak mau bertemu siapapun terutama keluarganya.

Papa Reina didiagnosi Leukemia stadium akhir. Dan Reina baru mengetahui nya kemarin dari pembicaraan mamanya dan kedua kakaknya.

"Cita-cita gue jadi dokter, tapi gini aja gue gak bisa tau."

Tak tak tak

"Reina...buka pintunya dek."

Fani mengetuk pintu pelan. Tak ada sahutan dari dalam. Mereka sudah cukup membujuk Reina selama seminggu terakhir namun tak ada hasil. Bahkan yang memutuskan tinggal diapartemen itu Reina, dia ingin sendiri namun keluarganya memaksa ikut.

"Adek nya abang, ayo berobat, biar cepet sembuh." Fani kembali berbicara lalu mengetuk pintu berulangkali, tetap sama, tak ada sahutan.

Fani menempelkan telinganya pada pintu, sama terdengar suara air yang jatuh. "lo lagi mandi ya dek?"

Tak ada sahutan.

Fani memutuskan untuk menunggu. Reina itu tipe yang malas mandi, sekali nya mandi mungkin dia hanya akan menghabiskan waktu 5 menit.

10 menit berlalu dan suara air masih saja terdengar. Fani panik dan langsung  mendobrak pintu dengan kasar, lalu mendobrak sekali lagi untuk pintu kamar mandi.

Reina disana dengan baju basah dan wajah yang tertutup rambut dalam posisi tertunduk dibawah guyuran air dari shower. Fani segera membopong Reina dan berteriak kalap.




❤️ Please don't go ❤️




Reina memaksakan diri untuk sekolah hari ini. Dia juga kembali ke rumah bersama yang lainnya. Didepan gerbang terdengar keributan yang samar.

Dahi Reina berkerut lalu mendekati satpam tengah berdebat entah dengan siapa. "Ada ap-"

"Panda..!"

Didepan Reina, sosok tegap itu menghampirinya dengan sorot cemas sekaligus lega. Reina hanya membatu saat Reno memeluknya erat.

Padahal hari ini Reina berniat meminta putus.

"Re.....no."

"Aku kangen kamu...! Udah 10 hari, setiap pagi aku nunggu kamu dan selalu diusir sama satpam. Kamu lama banget ke luar kota nya, kamu juga gak ada kabar, kamu buat aku khawatir."

please don't go [COMPLETE✓✓]Where stories live. Discover now