Yeol menunduk dihadapan Biya, ia benar-benar merasa bersalah sekali pada wanita yang sudah menemaninya selama empat tahun ini. Ia benar-benar laki-laki brengsek yang telah menyakiti dua perempuan sekaligus dalam waktu yang secara bersamaan. Terlebih pada Biya, karena ia menjanjikan banyak hal kepada wanitanya ini.Lihatlah sekarang, Biya sedang menangis karena mendengar pengakuan Yeol, bahwa Hazell tengah mengandung anaknya sekarang.
Biya tidak tau harus menyikapi hal ini seperti apa. Ia sudah benar-benar lelah akan semuanya. Semua janji-janji manis yang Yeol berikan padanya agar dirinya yakin dan percaya pada lelaki dewasa itu, ternyata berujung janji palsu saja.
Sekarang mau bagaimana? Apa Biya harus menunggu sampai Hazell melahirkan? Itu terlalu lama. Lalu bagaimana jika ia mengakhiri hubungannya dengan Yeol? Tapi apa yang akan ia jelaskan nanti pada kedua orang tuanya?
Biya memejamkan matanya dan memijat pelipisnya. "Apa tindakan yang akan kau ambil setelah ini?" Tanya Biya kepada Yeol.
Yeol terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Biya, karena jika Yeol memberikan jawabannya kepada Biya. Yeol yakin, Biya pasti akan marah padanya.
"Yeol...apa tindakan yang kau ambil?" Kini, Biya mengangkat dagu Yeol agar Yeol menatapnya.
"Aku menyuruh dia untuk menggugurkan bayinya." Ucap Yeol pada akhirnya.
Tubuh Biya melemas seketika, ketika ia mendengar jawaban Yeol. Biya tak habis pikir kenapa Yeol bisa berkata seperti itu pada anak yang masih berumur 17 tahun? Kemana sifat dewasa Yeol perginya? Apa Yeol tidak berpikir dua kali ketika menyuruh Hazell untuk menggugurkan darah dagingnya sendiri?
"Kau benar-benar berengsek Park Chanyeol." Begitulah kalimat pertama yang Biya ucapkan pada Yeol. "Kenapa kau menyuruhnya untuk melakukan hal seperti itu?"
"Agar aku dan Hazell bisa bercerai, dan kita bisa menikah Biya. Kau tau aku tidak menginginkan hal ini terjadi, maka dari itu aku menyuruhnya untuk menggugurkan janinnya agar hal ini tidak terjadi."
"Percuma.. aku tidak mau meneruskan hubungan ini. Kau tidak tau bagaimana perasaan orang tuaku? Mereka selalu menanyakan kepada ku kapan kita menikah. Aku lelah harus berbohong kepada mereka, Yeol." Biya memijat pelipisnya, ia benar-benar pusing sekarang.
"Aku bisa menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya."
"Jangan pernah menyuruhnya untuk melakukan hal itu! Dia masih berumur tujuh belas Yeol, dia masih anak kecil." Biya menelan ludahnya sebelum ia melanjutkan ucapannya. "Kita sudahi saja, aku mohon. Kita benar-benar harus berpisah."
"Aku tidak mau, sudah berapa kali aku bilang padamu Biya, aku tidak ingin berpisah denganmu."
"Lalu kau mau aku melakukan apa?! Kau mau aku untuk menunggumu? Aku tidak bisa, itu terlalu lama bagiku."
Yeol meraih tangan Biya dan menggenggamnya, "aku mohon, aku tidak mau berpisah denganmu. Aku janji Biya, setelah ini aku akan langsung menikahimu." Yeol kemudian mengecup punggung tangan Biya beberapa kali, ia berusaha meyakinkan kekasihnya agar percaya padanya.
Namun Biya menggeleng dan dengan cepat ia menarik tangannya, kemudian ia berdiri. "Maaf, aku tidak bisa. Ku mohon mengertilah, aku benar-benar tidak bisa melakukannya. Ayo akhiri hubungan ini, aku benar-benar lelah Yeol, mengertilah." Setelah mengatakan hal itu, Biya pun keluar dari ruangan Yeol dan meninggalkan Yeol yang masih menunduk.
* * *
Seharian ini Hazell hanya diam saja di kamarnya, ia sudah beberapa kali menangis dan tertidur. Hazell tidak ingat makan, minum, dan ia juga bolos sekolah tadi. Ia beranjak dari tempat tidurnya jika ke kamar mandi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies
Fanfiction"Jangan pernah mengatakan, bahwa aku tidak mencintaimu. Itu salah. Aku mencintaimu, tapi maaf, ada wanita lain yang lebih ku cintai dari pada dirimu." Yeol "Aku tau kau mencintaiku, tapi apakah aku harus menerima kenyataan bahwa ada wanita lain yang...