BAB 15🌸

44 4 0
                                    

Pagi ini Zeta sangat lemas, itu gara-gara kejadian di belakang sekolah yang Raisa lakukan kepada Zeta. Kondisi Zeta saat ini sudah seperti orang yang tidak niat hidup.

Zeta menarik kursi makan nya tanpa tenaga, membuat Hena curiga. Ada apa dengan putrinya.

Karena penasaran dengan tingkah putrinya yang tidak biasa, Hena pun mendekat ke arah Zeta, "Kamu sakit hm?"

Zeta terkejut karena Hena sudah ada di sampingnya. "Eh itu engga bun."

"Tapi kamu lemes gitu," ucap Hena sambil memegang pundak Zeta.

Zeta memegang tangan Hena di pundaknya kemudian tersenyum simpul. "Bunda ngga usah khawatir, Zeta nggak sakit kok."

Hena pun tersenyum sambil mengelus puncak kepala Zeta, " Bunda percaya sama anak bunda."

Setelah itu, Hena melanjutkan aktivitas nya yang sempat terhenti. Zeta juga melanjutkan aktivitas nya, yaitu mengambil sarapan. Dan menu pagi ini adalah nasi goreng dengan sosis.

Selesai mengambil nasi goreng, Zeta memakan sarapannya dengan lahan dan tenang. Tanpa gangguan si makhluk astral.

Saat mau memasukkan suapan nasi goreng terakhir, ada yang menyolek paha Zeta. Membuat ia menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah pahanya.

"Kenapa Met?"

Meta mencengkeram rok sekolahnya sambil menunduk.

"Meta?"

Namanya terpanggil, Meta pun mendongakan kepalanya.

"Mau ngomong apa kamu?"

"Ka-kakak udah ba-baikan?" tanya Meta gugup.

"Udah kok," ucap Zeta sambil tersenyum. "Meta nepatin janjinya kan?"

Melihat Zeta yang tersenyum membuat Meta tersenyum juga. "Iya dong, kan udah janji."

Zeta mengacungkan dua jempolnya, "Sip."

Setelah itu Meta pergi dari sana, dan Zeta melanjutkan sarapannya yang tertunda. Suapan terakhir sudah selesai, saatnya minum dan sikat gigi.

Zeta pergi menuju kamar mandi dan menyikat giginya sekitar lima menit. Kemudian keluar dari kamar mandi ia melihat Heri yang memakai jaket. "Ayah mau kemana?"

"Nganter kakak dong," ucap Heri.

"Bukannya kakak ya yang anter yah?" tanya Zeta.

"Ini ayah yang anter ya. Soalnya nanti siang ayah mau berangkat kerja," ucap Heri.

Zeta diam mematung ketika mendengar kalau ayahnya akan berangkat nanti siang. Dan Zeta belum pulang dari sekolahnya.

"Kok nanti sih yah?!" protes Zeta.

"Kan jadwalnya."

Zeta hanya diam saja tanpa menjawab.

"Kak, kan nanti siang ayah berangkat, jangan bandel ya, jangan bikin sedih bunda, nurut sama bunda sama kak Deka, jagain bunda sama Meta juga ya, belajar yang rajin, dan jangan lupa ibadah juga yang rajin oke?" ucap Heri sambil menatap putri kecilnya. Dimata Heri, Zeta tetaplah putri kecilnya walaupun sudah sebesar apapun umurnya, ia tetaplah putri kecilnya yang ceroboh.

Zeta yang mendengar itu pun tidak kuat dan ingin menangis rasanya. Walaupun Zeta sudah sering ditinggal kerja jauh sejak kecil, tetap saja ia masih tidak rela jika ayahnya pergi bekerja. Sempat ia tak mau bersalaman saat ayahnya akan berangkat dan memilih menangis di pojok kamar.

"SIAP BOS!"ucap Zeta lantang walaupun menahan tangis. Heri memeluk putrinya dan mencium puncak kepala putrinya.

Heri melepas pelukannya. "Yuk berangakat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Geeky Girl and Three Cassanova Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang