Adam tak habis pikir kenapa Martin bisa berkhianat padanya, padahal ia menganggap Martin sebagai temannya. "Sepertinya kamu memang pelakunya."ucap Adam sinis.
"Ya memang aku, jadi bunuh saja aku dan lepaskan Natasya."Martin meraih tangan Adam yang masih memegang pisau dan mengarahkannya ke arah dada miliknya sendiri.
"Tentu saja, kamu tau siapa aku bukan? Aku pasti akan membunuh penghianat sepertimu."Adam menekan pisau itu hingga kemeja putih yang Martin kenakan tercemar dengan cairan merah kental yang mengalir dari dadanya.
Natasya tak bisa melihat ini terjadi, ia melepaskan sepatu high heels miliknya dan melemparkan ke arah kepala Adam kemudian menarik Martin untuk ikut lari bersamanya.
"Kenapa kalian diam saja, kejar mereka berdua...!!!"triak Adam murka sambil memegangi kepalanya.
Martin dan Natasya lari secepat ia bisa, mereka beruntung karena Natasya membawa mobil hingga mempermudah mereka untuk kabur.
"Kita kemana?"tanya Natasya bingung.
"Bersembunyi."Martin mengemudikan mobilnya cukup kencang, ia beruntung karena sudah terbiasa berada di situasi seperti ini saat mendapatkan tugas dari Adam jadi ia cukup tenang untuk menghadapinya.
Martin menghentikan mobilnya di pinggiran kota dan menyembunyikannya di rumah tua.
"Kakiku sakit,"Natasya meringis saat menapakkan kakinya di jalan berbatu.
Martin jongkok di depan Natasya."Naiklah."
"Tidak, tidak."tolak Natasya tak enak.
"Cepatlah, kita tak punya banyak waktu."
Natasya akhirnya naik ke punggung Martin dan mengalungkan lengannya di leher takut terjatuh.
Sepanjang perjalanan masuk ke dalam hutan, mereka berdua hanya diem. Tapi dalam hati Natasya sedang mengagumi sosok Martin. Ia sangat manis. Natasya merasa aman di dekatnya. Perlakuan Martin membuat Natasya terharu, baru sekarang ia merasakan di hargai dan di perlakukan dengan baik bahkan di lindungi.
"Kita sudah sampai di tempat persembunyian kita sementara, Karleta juga ada di dalam."ucapan Martin membuyarkan lamunan Natasya.
"Terima kasih."
Martin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Martin?"Karleta memegang dada Martin yang masih basah oleh darah.
"Aku tak papa,besok pagi sekali kita bergegas pergi dari sini."
"Iya."jawab Karleta dan Natasya serempak.
Martin masuk ke dalam kamar atas, ia memang sudah menyiapkan tempat persembunyian ini sejak lama. Martin juga memiliki di beberapa tempat lain.
Di bawah tinggal Natasya dan Karleta. Suasana sungguh canggung di antara mereka berdua yang memang tidak begitu dekat malah bisa di katakan bermusuhan. Natasya saja ingin menyingkirkan Karleta namun sekarang keinginan itu tak musnah.
"Maaf buat kesalahanku selama ini."ucap Natasya memecahkan keheningan diantara mereka.
"Iya gak papa."balas Karleta masih terasa kaku jika harus berdekatan dengan Natasya."Aku obati lukamu." Karleta menuju dapur mengambil air hangat untuk membersihkan luka di wajah Natasya. Karleta heran apa yang terjadi dengan Natasya dan juga Martin sampai mendapatkan luka seperti itu.
Karleta meletakkan baskom berisi air hangat." Sebenarnya apa yang terjadi?"Karleta mengusap luka Natasya perlahan.
"Adam mengamuk."Natasya meringis saat Karleta membersihkan lukanya yang terasa sangat perih.
"Lalu?"
"Aku dan Martin menyelamatkan diri, dia akan membunuh kami."jelas Natasya.
"Maafkaa aku yang membuat kalian seperti ini."ucap Karleta tulus.
"Tidak, sebenarnya aku yang menyuruh Martin menyembunyikan mu dari Adam."Natasya tak tau jika Martin menyembunyikan Karleta bukan karenanya.
"Bukan karena perintahmu."Martin menuruni tangga.
"Apa maksudmu?"Natasya melihat ke arah Martin.
"Aku hanya memanfaatkanmu."Martin menceritakan dari awal hingga akhir.
Natasya takjub dengan kenekatan Martin dan kini ia mendukung Martin penuh untuk melindungi Karleta. Bukan karena ia menginginkan Adam lagi tapi ia ingin melepaskan Karleta dari manusia seperti Adam sang iblis berdarah dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN BAYARAN
RomanceSeorang penerus perusahaan besar dengan usia cukup untuk menikah, Adam di paksa segera menikah oleh kakeknya sedangkan sang kekasih yang merupakan model sexy belum mau untuk menikah dan memberikan ide untuk menyewa pengantin bayaran. Awalnya Adam me...