CRASH...
Belati itu menancap tepat di salah satu kelereng mata Goriyath, membuat mahluk yang kini berwujud raksasa itu sedikit oleng dan nyaris menabrak jeruji besi di belakangnya.
Kevinpun bergerak cepat, tak memperdulikan lukanya sendiri, mahluk peri itu menerjang tubuh
lawan di depannya hingga terjungkal menghantam lantai.Tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, secepat kilat Kevin menarik belati yang masih bersarang di indra penglihatan Goriyath. Menancapkan kembali senjata miliknya tersebut, tepat di telapak kaki Goriyath yang terdapat lingkaran hitam.
Goriyath sontak menjerit. Tubuhnya menggelepar hebat, bersamaan dengan aliran merah yang mengucur deras dari lukanya. Menciptakan genangan darah di permukaan lantai hitam. Secara perlahan sosok yang kini terbaring di hadapan Kevin kembali berubah menjadi seorang gotics, bersamaan dengan kelopak matanya yang perlahan menutup.
Kevin menghela napas lega, di antara rasa sakit yang tadi sempat terlupakan, dan kini kembali mendera fisiknya dengan tingkat kesakitan yang bertambah kuat.
Dengan menyeret tubuhnya sendiri, Kevin berusaha menghampiri Shima yang masih tergeletak lemah tak berdaya, duduk tegak dengan posisi kedua tangan mengambang di atas tubuh gadis itu, mencoba menyalurkan tenaga dalamnya untuk menghentikan pendarahan. Baru seperempat jalan Kevin lalui, namun tubuh lelaki itu sudah terlalu lemah untuk bertahan, hingga akhirnya ambruk di sisi raga kekasihnya yang masih tak sadarkan diri.
+++
Kevin membuka matanya, mengernyit heran saat mendapati tubuhnya yang terbaring di atas ranjang kayu kecil.
Pemuda itu langsung terduduk saat ingatan tentang Shima melintas di pikirannya.
"SHIMAAA .." ucapnya panik sambil berusaha turun dari dipan kecil.
"LEPASKAN AKU BRENGSEK! AKU BELUM SELESAI MENGOBATI SHIMA, DIA SEKARAT," teriak Kevin murka, sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan seseorang yang menahan tubuhnya yang hendak bergerak turun.
"Tenanglah Kevin, Shima sedang di tangani oleh Ale di ruang sebelah," ucap orang di depannya yang ternyata adalah orang tua Shima.
"Aku ingin melihatnya, ijinkan aku melihatnya," ujar Kevin putus asa, ada sinar kecemasan dan juga rasa takut di netra kelam lelaki itu.
"Kau harus istirahat Kevin, lukamu belum sepenuhnya pulih," ucap Raja Ramonaf
sabar."Aku ingin bertemu dia, aku ingin tahu keadaannya," jawab Kevin keras kepala, gerakannya itu tentu saja membuat rembesan di balik bebatan kain putih, yang membungkus dada terbukanya.
"Berhenti memberontak Kevin, atau aku akan memasungmu," ucap Ramonaf yang mulai hilang kesabaran.
Kevin berhenti bergerak, bukan karena bentakan Raja Ramonaf, tapi karena kesadaran peri itu yang kembali terenggut.
"Bagaimana keadaan Kevin," ucap Ale yang baru saja datang. Wajah letihnya nampak pucat dan sedikit kuyu akibat kurangnya istirahat dan terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalam.
"Kevin tadi sudah sadar sebentar, tapi dia kembali pingsan setelah tadi sempat mengamuk."
"Lukanya tidak akan sembuh dalam waktu cepat, jika ini sesuai dengan perkiraanku, dalam tiga hari kedepan, Kevin baru akan kembali pulih sepenuhnya.
"Kenapa lama sekali, bukankah seharusnya luka itu sudah kembali pulih sejak tadi, apalagi dia adalah Kevin, peri yang terkenal memiliki kemampuan khusus untuk memulihkan lukanya sendiri hanya dalam waktu singkat, walau separah apapun dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Shima (sequel The Dark Portal) END
FantasyShima anantasya rudra, putri berhati mulia yang bernasib malang. Siapa menduga kesalahan orang tuanya di masa lalu, berakibat fatal pada takdir hidupnya. Hanya berharap seorang pangeran berkuda putih akan datang menyelamatkannya, membawanya kepada...