-22-

12 4 5
                                    

Qiogra Deniasmar, sosoknya tertangkap di dalam Kantor Kejaksaan. Baik Dilona maupun Alka tidak tahu apa yang sedang pria berkulit putih itu lakukan. Dia malah melarikan diri melihat ke dua teman yang berada dari sekolah yang sama itu. Tatapannya seperti baru melihat setan saja.

Tidak tinggal diam, Alka dan Dilona berlari mengejarnya meski mereka kehilangan sosok bertubuh tinggi itu.

"Kenapaaah dia larii" Dilona menumpukan kedua tangannya di kedua sisi lututnya sambil mengatur nafasnya. Mobil yang dimasuki oleh Ogra melaju dengan sangat kencang. Seperti ia telah melakukan kesalahan besar saja. Hari ini dia tidak masuk sekolah tanpa alasan dan sekarang dia malah kabur seperti ini.

"Gue yakin ada sesuatu. Mau kita kejar?" Tanya Alka yang mensejajarkan berdiri di sebelah Dilona.

"Udah jauh. Tapi apa yang dia lakukan di sini?" Dilona memandang wajah Alka yang tersirat beberapa jawaban yang tidak mau ia buka saat ini.

Alka memandang Dilona sekali lagi dan berjalan ke arah mobilnya.
"Ayo gue anterin pulang."

***

Sudah pukul 7 malam, Dion sudah menyebar undangan untuk teman-teman dan kerabat dekat Dilona juga Dean. Ini akan menjadi pesta yang besar, semoga semuanya berjalan dengan lancar.

Alka menyetir mobil, di sebelahnya ada Yesayha Frinzee dan di belakang ada ibunya, Yuna Aryana. Alka terlihat begitu malas untuk pergi ke pesta, dia memang sangat tidak menyukai acara seperti ini.

Di dalam perjalanan, ia melihat mobil dengan bagian depan yang berasap tengah berhenti di tepi jalan. Ada seorang pria dan wanita paruh baya di sana. Pria itu mengenakan jas dan wanita itu menggunakan dress brukat berwarna hitam.

Tanpa bertanya dengan ke dua bidadari yang ada bersamanya dia langsung menghentikan mobilnya dan turun menghampiri pasangan suami istri tersebut. Mengingat tempat mereka berhenti merupakan jalanan yang sepi.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Alka kepada mereka dan mereka tersenyum mengatakan: "Mobil kami mogok. Kami sedang buru-buru tapi-"

Wanita itu menghentikan ucapannya ketika Yuna Aryana keluar dari mobil dan teman lama telah saling bertemu karena kebaikan hati Alka Franzee untuk mengecek kerusakan pada mobilnya.

"Yuna? Itu kamu?"

Alka sedikit memperhatikan mereka yang telah saling berpelukan.

"Dia... istri detektif Reynaldo?" Selidik pria itu yang merupakan suami dari Dara Sandra.

"Benar, dan ini anak saya Alka yang di mobil itu anak perempuan saya Ayha."

Mereka saling kenal, pikir Alka. Melihat kerusakan parah pada mobilnya Alka pun menghampiri mereka.

"Ada sesuatu yang terbakar di sana. Dan sulit untuk memperbaikinya sekarang" jelasnya.

"Bagaimana ini, haah kita harus sampai lebih cepat bukan?" Tanya Dara khawatir kepada suaminya.

"Biar saya antar, kami tidak sedang terburu-buru" Alka menawarkan tumpangan sembari menatap ke arah Yuna seakan bertanya apa yang di lakukannya sudah benar.

Yuna mengangguk bahkan membukakan pintu mobil untuk mereka. Pria itu menggantikan posisi Ayha di depan dan ketiga wanita itu duduk di belakang.

Sebelum masuk ke mobil Yuna menepuk bahu Alka dan mengelusnya beberapa kali dengan tatapan banggganya.

"Ibu atau Ayah yang ada di dalam dirimu nak?" Gumamnya dan Alka hanya dapat terdiam.

Untuk pertama kali mobilnya penuh canda tawa kehangatan seorang teman. Alka memang pembawa aura dingin sehingga tidak ada yang berani mengacau di lingkungannya. Tapi perjalanan singkat ini benar-benar membuatnya hangat terutama pembahasan mereka mengenai Ayahnya.

"Detektif Rey itu sangat ramah, tapi juga garang ketika sedang bekerja. Kepolisian benar-benar kehilangan pahlawannya" kata pria di sebelah Alka itu.
"Saya melihat Reynaldo di dirimu nak, apa kamu akan mengikuti jejaknya?" Tanyanya pada Alka dan hanya di respon senyum canggung olehnya.

"Alka tidak menyukai profesi Ayahnya" jelas Yuna, dia sangat mengerti anak pertamanya itu.

"Sebenarnya Ayahmu itu berprofesi sebagai orang baik. Betapa kerennya ia menangkap penjahat, karena dia penjahat tidak pernah menang," tambah pria itu.

Alka tertegun mendengar kalimat terakhirnya bahwa penjahat tidak pernah menang. Memang benar selama ini Alka sedikit marah karena Ayahnya sama sekali tidak mementingkan nyawanya demi orang lain, seperti ada sesuatu yang salah di hati dinginnya. Dia masih sering mengucapkan kalimat milik ayahnya.

'Penjahat tidak pernah menang'

Alka menghentikan mobilnya di depan rumah Dilona. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat ia mengangkut pasangan suami istri yang merupakan teman dekat kedua orang tuanya itu.

"Saya harus mengantar anda kemana?" Tanya Alka beberapa detik setelah mematikan mesinnya.

"Mau kemana lagi? Kami tinggal di sini" tutur pria itu dan Alka memicingkan matanya serta menciptakan kerutan di dahinya.

Berbagai macam pertanyaan tengah mengikutinya saat langkahnya perlahan berjalan di belakang para orang tua ini.

"Papa! Mama!" Suara melengking gadis dengan dress hitam itu benar-benar memekakkan telinga. Dilona memeluk kedua orang tuanya itu dengan sangat erat.
"Ona pikir Mama sama Papa gak akan pulang"

"Selamat ulang tahun nak, semoga umurmu berkah" Dara menyentuh puncak kepala anak gadisnya itu.

Kebetulan seperti apa yang telah menghampiri Alka. Suami istri yang ia bantu merupakan teman dekat orang tuanya sekaligus orang tua dari Dilona.

Pesta ini penuh canda tawa. Ritual tiup lilin dan potong kue berjalan dengan lancar, bahkan mereka tak henti berselfie ria di pesta yang megah ini.

Alka hanya duduk dengan minuman berwarna merah di tangannya. Matanya mengarah kepada Dilona yang sedang tertawa dan menggoda Dean adiknya bersama Feylin Maylin. Tidak lama Sandi ikut andil dalam candaan mereka dan juga Ayha yang telah di kenalkan Dilona dengan teman-remannya. Aksinya menggoda Dean berjalan lancar karena kehadiran Yesayha Frinzee.

"Lo ga gabung?"

Suara ini membuat Alka langsung menoleh ke kirinya, suara yang tidak asing. Ogra ada di sana.

"Alka? Ogra?"

Baru saja ia ingin menanyakan hal penting kepada Ogra, Dion Denaro Ananda menghampiri mereka berdua dan malah bergabung.

"Kalian sudah makan?"

Alka mengangguk begitu juga dan Ogra. Belum sempat mengobrol banyak, Dion di panggil untuk foto bersama keluarga. Perginya Dion menciptakan peluang untuk Alka dan Ogra bicara berdua. Namun,saat Alka menoleh ke arahnya dia sudah tidak ada di sana. Qiogra Deniasmar berjalan keluar dan Alka pun mengikutinya.

"Ogra."

Mendengar namanya keluar dari mulut pria dingin ini, Ogra segera menghentikan langkahnya.

"Lo mau tanya kenapa gue kabur di kantor kejaksaan tadi kan?"

"Juga tentang alasan kenapa lo nyebarin video itu."

"Ogra?"

Kedua pria itu menoleh ke satu sisi yang sama ketika gadis dengan rambut yang di cepol ke atas itu menyebut nama Ogra terkejut mendengar perkataan singkat mereka.

Dilona (Bukan Persinggahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang