setelah Jeongguk datang menjemput, Taehyung meminta untuk mampir ke tempat makan dulu untuk makan siang. tidak jauhjauh sih. tempatnya masih ada di sekitaran kampus Taehyung.
karena sudah masuk jam makan siang dan juga di sekitaran kampus, tempat yang mereka tuju lumayan ramai dan hampir penuh. tapi mereka masih dapat tempat duduk meskipun di bagian luar. sebenarnya Jeongguk yang memilih karena tempat itu dirasa lebih tenang dari yang lain sehingga bisa mengobrol dengan Taehyung lebih nyaman.
"jadi acara keakrabannya besok?" Jeongguk bertanya sambil menatap Taehyung yang duduk di depannya. sebenarnya sudah dibicarakan saat telpon semalam. tapi Jeongguk ingin menanyakannya lagi secara langsung sebab belum sepenuhnya dibahas.
"iya." Taehyung menjawab singkat sebab mulutnya masih terisi makanan. dia lebih dulu menelannya dan meminum kiwi squish yang dia pesan sebelum melanjutkan. "jam setengah 7 malem acaranya mulai."
Jeongguk mengangguk tanda mengerti. biasanya setahun dua kali yayasan mengadakan acara yang tujuannya agar orang-orang di yayasan termasuk para murid dan orangtua, bisa lebih dekat.
"mas dateng ya besok?"
Jeongguk tidak langsung menjawab. jujur saja dia teringat apa yang dia bicarakan semalam dengan ibunya. tapi saat melihat ekspresi Taehyung yang seakan berharap agar Jeongguk datang membuat dirinya tanpa sadar mengangguk kalau dia setuju akan datang.
Taehyung tersenyum melihatnya. lalu dia berbicara lagi. "besok aku yang jadi host loh..."
"siapa partner kamu?"
"ga ada. dua tahun belakangan host cuma sendiri."
Jeongguk mengangguk-angguk dan ntah kenapa merasa senang mengetahui Taehyung yang akan menjadi host tanpa partner. kalau jamannya dulu host pasti sepasang dan harus beberapa kali latihan untuk menimbulkan chemistry.
"emang kenapa mas?" Taehyung bertanya juga karena penasaran.
"dulu mas sempet jadi host juga dan ada partner. jadi tanya aja."
kini giliran Taehyung yang mengangguk-angguk. lalu beberapa saat tidak ada obrolan di antara mereka hanya suara piring dan kunyahan makanan.
tapi sepertinya Taehyung tidak tahan kalau diam diaman terlalu lama. akhirnya dia memulai obrolan lebih dulu. "mas boleh aku nanya?"
"hm?"
Taehyung terlihat menggigit bibir bawahnya merasa ragu mengenai pertanyaannya. tapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya. "mas ga ada rencana buat balik ke...sini...?"
Jeongguk terdiam sambil menatap Taehyung saja membuat Taehyung meneruskan lagi kalimatnya.
"tinggal em di... sini?"
"kenapa?"
uh kenapa rasanya susah sekali untuk menjawab setelah mendengar suara rendah dan berat milik Jeongguk barusan. "misalnya..." akhirnya sepatah kata keluar juga. "ada seseorang yang..."
namun belum Taehyung melanjutkan Jeongguk sudah memotongnya. "kamu pengen saya tetap di sini?" tanyanya sambil menggenggam salah satu telapak tangan Taehyung yang ada di atas meja.
kini giliran Taehyung yang diam dan tidak berani menatap Jeongguk.
"Taehyung pengen mas di sini?" Jeongguk bertanya lagi sambil mengeratkan genggamannya pada Taehyung. "iya kamu pengen mas di sini, hm?"
tapi Taehyung masih terdiam.
meskipun begitu Jeongguk tau memang benar Taehyung menginginkan dirinya untuk tetap tinggal. hanya saja dia ingin mendengar sendiri dari bibir Taehyung.
"sayang?"
panggilan itu dan sebuah usapan dari Jeongguk di telapak tangan Taehyung membuat Taehyung akhirnya menatap Jeongguk. "iya, aku mau mas di sini." jawabnya dengan mantap.
Jeongguk menghela nafas mendengarnya. dia tidak kunjung berkata apapun setelah itu. bukan tidak mau menanggapi hanya saja Jeongguk tidak ingin memberikan sebuah harapan pada Taehyung yang dirinya sendiri saja tidak tau bisa menepatinya atau tidak.
inilah kenapa Taehyung ragu mempertanyakan hal tadi. sedikitnya dia tahu sekarang apa jawaban Jeongguk. lalu dia melepaskan telapak tangannya dari genggaman Jeongguk.
"habis ini anter aku ke yayasan mas." pinta Taehyung yang selanjutnya meneruskan makan siangnya meskipun sudah tidak ada mood.
"ya." Jeongguk menyanggupi seraya tersenyum tipis meskipun Taehyung tidak melihat. dia juga tahu kalau Taehyung pasti sedih karena dia tidak memberikan jawaban apapun. tapi Jeongguk benar-benar tidak tau harus memberikan tanggapan apa.
di satu sisi dia ingin tetap bersama Taehyung tapi di sisi lain ibundanya sudah menunggu. Jeongguk tidak masalah harus meninggalkan pekerjaannya yang sekarang sehingga bisa tinggal dengan Taehyung. tapi janji dengan mendiang ayahnya lah yang tidak bisa Jeongguk abaikan.
selesai makan Jeongguk dan Taehyung segera pergi ke yayasan. selama di perjalanan pun mereka saling bungkam. Jeongguk fokus dengan jalanan sedang Taehyung menyibukkan diri dengan handphone.
sesampainya di yayasan, Taehyung langsung minta ijin pada Jeongguk untuk masuk ke ruang latihan lebih dulu. "aku duluan mas."
Jeongguk mengangguk dan menepuk pundak Taehyung sebagai tanda kalau dia setuju. dan dengan begitu Taehyung pergi meninggalkan Jeongguk di teras gedung. sedang Jeongguk hanya dapat melihat tubuh bagian belakang Taehyung sampai tubuh itu menghilang saat berbelok.
saat memutuskan untuk pulang, Yoongi memanggilnya membuat Jeongguk jadi duduk di teras sambil menunggu Yoongi yang sedang berjalan dari arah yang berlawanan dengan Taehyung.
"Guk, pesenan lo udah gua taruh di kamar." kata Yoongi setelah duduk di sebelah Jeongguk.
"makasih." jawab Jeongguk yang terkesan dingin dan cuek.
"lo jadi balik nanti malem?"
"iya, biar jalanan ga macet."
Yoongi menggeleng melihat Jeongguk yang rasanya tidak punya semangat sama sekali. tapi sepertinya dia tahu penyebabnya. "gua tau lo pengen tetep tinggal. tapi gua ga bakal maksa lo buat tetep di sini. gua yakin lo bisa dapet solusi secepetnya."
setidaknya jawaban Yoongi membuat sudut bibir Jeongguk terangkat. dia juga sedikit lega mendengarnya. "thanks bro!"
"mending lo temuin Taehyung. pamit sekalian."
"padahal gua mau langsung pergi." lalu Jeongguk tertawa tapi justru terdengar menyakitkan.
"emang brengsek ya lo!" umpat Yoongi. tapi sebenarnya dia tahu apa yang terjadi. bukan mengenai kejadian saat di tempat makan tapi lebih ke situasi yang Jeongguk hadapi. janji Jeongguk lebih tepatnya.
sebab Jeongguk tidak merespon apapun membuat Yoongi berbicara lagi. "baru semalem lo lamar terus mau lo tinggalin gitu aja? pamit lah seenggaknya, Guk!"
ntah kenapa telinganya terasa panas. lantas Jeongguk segera berdiri. "ruang latihan di mana?"
Yoongi tersenyum mendapat pertanyaan itu. dia tau kalau sepupu brengseknya itu masih punya hati. "tempat pertama kali lo ngeliat Taehyung."
kemudian Jeongguk langsung melenggang pergi menghiraukan panggilan Yoongi yang memberitahunya untuk mengatakan terimakasih lebih dulu. tapi Jeongguk tidak peduli. dia harus menemui Taehyung dan pamitan.