DHAVI -3-

20 0 0
                                    


Flashback

Dua orang pria kelas 12 IPA 1. Keduanya sedang berjalan di koridor. Vano dan Vino. "No denger ga?kayak suara nya Vivia" ucap Vano ke Vino sambil mencari-cari darimana asal suara itu.

"Kaga denger" Vino menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Masa ka--itu tu liat tu si Vivia di apain sama anak laki tu" Vano yang menunjukan dengan telunjuknya. Ke arah Via yang sedang teriak atau berada di dekat Dhanaf.

"Kita liat dulu,dia ngapain adek kesayangan gue!" ucap Vano geram.

Mereka melihat dengan saksama.

"IHHHH!!KOK DHANAF BUANG SIHH..HIKSS..VIA UDAH BUATNYA DARI SUBUH!!" histeris nya Via.

"Lagian siapa yang suruh lo,buatin gue bekel hah?! Emang lu kira gue anak SD apa?! harus di bawain bekel ke sekolah?!" ketus nya Dhanaf.

"Yaa..ga ada--tapi kan Via cuma mau kasih bekel aja ke Dhanaf. Kalau Dhanaf gak mau ya jangan di buang gitu aja,kasih ke Milxo atau ga ke Geoland aja..hiks. Hargain dong hargain!!"

"Gak usah sok nangis lo disini,kalau ga percaya sono liat aja di tong sampah deket kelas gue!"

Via berjalan lesu dengan isakan tangisan menuju ke kelas Dhanaf. Via mengambil bekel nya yang sembari di buang sama Dhanaf.

"Tega banget..hiks..Dhanaf jahat" sambil mengusap air mata yang mengalir dengan ibu jarinya.

"Makanya ngaca dulu,jangan sok cantik di depan gue!" sindir Dhanaf membuat Via semakin sakit. Setelah mengatakan itu Dhanaf dkk pergi meninggalkan Via.

"DHANAF JAHAATT!!"

"Bangsat!" gumam Vano. "Adek kita di perlakuin kayak gitu No! Gue nggak bakal biarin!" marah Vano. Vano yang ingin bertindak tetapi sudah terlebih dahulu di tahan oleh kembarannya Vino. "Kendaliin" ujar Vino.

☆♡☆

"Ngapain masih di sini? Ayo ke kelas nya Via!" ajak Vino dengan ketus.

Dua anak kembar itu berjalan menuju kelas Via. "Gue gak bakal maafin dia kalau terjadi sama adek kita!" geram Vano. Vino yang berjalan di samping Vano terlihat sangat santai. Kedua tangan di masukan ke dalam kantong celananya. Tetapi dia tetap saja masih masang wajah dingin.

Flashback end

"Masih mau ngelak?" tanya Vino kepada Viani. Viani yang ditanya hanya gugup "B-bukan g-gitu bang, Via cu--" ucapnya yang terpotong karna di sela sama Vano. "Mau ngeles apa? Vivia suka sama cowo itu?" suara Vino sangat lembut membuat jantung Via berdebar keras.

Deg

"E-engga..bang" sambil memainkan jari-jarinya. "Oh,serius? Yaudah bagus deh,jangan sampe lu deket-deket dia lagi!" kata Vano. "Ya betul tu!" timpalan Vino. Kedua abang kembarnya itu menatap Via dengan tajam. "Bukan nya lu juga masih sama Benada Benada itu ya?" tanya Vano kepo.

"Engga bang udah jadi mantan." jawab santai Via. Kedua abang twins nya mendengar apa yang tadi di katakan Via. Langsung melongo. "SERI--" ucapan Vano terpotong karena teriakan melengking dari arah selatan. Bu Wiwi berteriak.

"VANO!!VINO!!" teriakan Bu Wiwi membuat kedua nya menutup kedua telinganya. Bu Wiwi berjalan kearah mereka bertiga.

"Ya allah nenek sihir dateng No" ucap Vano yang ketakutan. Mendengar kalimat ejekan dari kembarannya itu,Vino hanya terkekeh.

"Kalian ngapain masih disini?!" tanya Bu Wiwi sambil berkacak pinggang.

"Ini juga kamu siapa?!" tanya Bu Wiwi kepada Via,sambil matanya melotot. Bu Wiwi melihat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Bu Wiwi melihat Via yang berkuncir dua dengan ikatan pita pink. Anak nya seperti masih polos dan..lugu batin Bu Wiwi.

Via yang peka bahwa Bu guru yang menanyakan namanya melihat penampilannya. Buru-buru lah Via menjawabnya. "V-via bu" Via  menundukan kepalanya lagi,karena takut melihat wajah Bu Wiwi. "Via? Kelas berapa?!" tanya nya dengan tangannya yang sedang membenarkan kondenya yang melebihi kepalanya. "Se-sepuluh" ucapnya,lagi dan lagi Via tidak menatap Bu Wiwi.

Bu Wiwi melihat name tag Via. Dia melihat L Viani Q. "Nama panjang!" dengan melihat seluruh tubuh Via dengan saksama. "Enngg" gugup Via,karena Via tidak mau membeberkan nama lengkap nya itu. Karena Via tau,nama Lerina dan Qinantarius pasti sangat terkenal di SMA Graland.

"Ibu ngapain sih nanya-nanyain nama panjangnya bu? Kenapa ga nanya nama panjang saya sama Vino bu?" ledek Vano sambil mengedipkan satu matanya. "Secara kan saya ganteng bu,HAHA." Vano yang berbicara sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok dan dengan memasukan kedua tangannya ke dalam kantong tangannya.

"Heh! Jangan sombong kamu! Kamu sama Vino lebih cakep Vino ketimbang kamu Vano!" sindir Bu Wiwi. Membuat Vano terdiam. Bu Wiwi melihat Via lagi "siapa nama panjang kamu?" tanya ulang nya Bu Wiwi.

Via melihat kedua abang kembar nya secara bergantian. Dengan tatapan seperti mengisyaratkan kasih tau atau ga. Abang nya yang peka itu hanya menganggukan kepalanya saja.

"E-eng na-nama saya Lerina Viani Qinantarius bu" jawabnya dengan cara perlahan. Bu Wiwi yang mendengar jawaban dari Via,langsung mata nya melebar. Tak percaya apa yang barusan di katakan oleh Via. Berarti dia anak yang punya SMA ini dong batin Bu Wiwi.

"Iya bu,saya anak dari yang punya sekolah ini." ucap Via karena Via tahu kalau Bu Wiwi pasti sedang membicarakan nya di dalam hatinya.

"Serius?!" pekik Bu Wiwi sambil menoleh kearah Vano dan Vino. "Iya bu,dia adek perempuan saya sama Vano" kini Vino lah yang menjawab pertanyaan Bu Wiwi. "Kok kalian ngga bilang kalau kalian punya adek perempuan yang bersekolah disini?" tanya Bu Wiwi.

"Tanya sama anak nya lah bu,masa sama abang ganteng nya ini bu" ledek Vano sambil sombong. Bu Wiwi yang mendengar sombongnya Vano,menatap Vano dengan tatapan sinis. Bu Wiwi  menoleh kearah Via,dengan tatapan bertanya.

"Ceritanya panjang bu,saya tidak bisa ceritakan sekarang,jadi saya permisi ke kelas dulu bu,sudah mau bel masuk nih bu,saya permisi Assalamualaikum" pamit Via.

"Waalaikumsalam." balas salam dari mereka bertiga.

"Jelaskan!" pinta Bu Wiwi. To the point.

"Kita tidak bisa menjelaskan bu,itu privasi nya Via bu. Yang penting kita mengigatkan satu hal kepada ibu! Jangan memberi tahu tentang hal ini!"  Vano yang menjawab dengan tatapan mata elangnya. "Kalau ibu memberi tahu hal ini kepada seluruh warga sekolah ini,ibu akan tahu apa balasannya!" ancam Vino dengan ucapan khasnya--dingin. Bu Wiwi yang mendengar itu langsung mematung dan memberi anggukan pelan karena takut dengan kedua anak yang punya sekolah ini,--takut di keluarkan atau dipecat.

"Kita permisi bu" pamit Vino dengan sopan.

"JANGAN TEGANG-TEGANG BU NANTI JODOH NYA ILANG,HAHAHAHA!!" teriak Vano yang sudah mulai menjauh dari Bu Wiwi. Bu Wiwi yang mendengar terikan ledek Vano langsung tersadar.

"VANOOOOO!!!!"

☆♡☆







KURANG SERU YA? MAAF SOALNYA SAYA JUGA BARU BELAJAR. SO YAUDAH HEHE:).

JANGAN LUPA FOLLOW IG KU AGAR MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG CERITA "DHAVI" serta para cast 'DHAVI' :

@riiva.ni

@dhamg_
@vivi_.a
@levano_rius
@levi.norius
@clalalara__ndya
@rembulvina
@velikalaya
@_jetaminiq
@benaganteng_

JANGAN LUPA VOMENT,KLIK TOMBOL

Oke makasih!

*ucapkan salam*

DHAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang