BlackRose [8]

595 55 4
                                    

Ruang kelas yang banjir darah berasal dari korban yang terbunuh barusan terbelah dua hingga mengeluarkan isi yang ada di dalam perut itu membuat siapapun melihatnya merinding jijik dan ketakutan hingga mual

Tidak bagi Daun yang menurut pemandangan ini sudah terbiasa baginya, Sembari kedua tangannya mengepal erat ketika rasa kesalnya memenuhi kepalanya ketika melihat korban yang ingin ia menyiksa perlahan lahan itu terbunuh dengan cepat

Ia belum membiarkan orang yang selama ia ingin dendam pergi tenang bergitu saja

Matanya menangkap seseorang yang tengah melihat dirinya sendiri dengan jaket hitam berkombinasi garis garis merah tua di ujung ujung jaket dan sedikit bercak darah akibat darah muncrat tadi mengenai jaket, Tidak lupa ada logo bergambar bunga mawar di jaket lengan kiri

Sebentar... Logo mawar?

Dirinya tersadar lalu melihat wajah siapa orangnya namun ia mengumpat tidak bisa melihatnya jika orang itu memakai tudung sehingga menutupi wajahnya hanya tersisa mulut yang bebas dari tutupan tudung hitam, Tangannya yang tadi memegang pisau yang ada darah disana lalu menjatuhkannya sehingga menimbulkan suara ketika benda tajam itu menyentuh lantai yang sudah kotor

Tidak perduli jika sepatunya dan seragamnya telah kotor akibat muncratan darah, Pertanyaan yang muncul di kepalanya ketika melihat logo  namun ia pedamnya karena ia sama sekali belum mengenal siapa di hadapannya dan tidak menunjukan wajah aslinya membuat mau tidak mau ia harus waspada dengan orang asing itu

"Aku sudah membunuh dia, Apa tidak berterima kasih padaku?"

Terdiam bicara lawannya tidak membalas balik perkataan orang asing itu yang terdengar suara berat dan bass disana, Dirinya memikir jika orang asing itu telah dewasa sudah terlihat jelas tingginya dan tinggi orang itu beda jauh. Ia bisa melihat dengan kedua matanya jika orang itu menyeringai tipis melihat dirinya yang terlihat seperti melamun

"Aku tau jika kau kesal denganku, Tapi ini demi keamananmu"

"Apa maksud katamu itu?... Dan kau siapa lagi..." Ucapnya pelan lebih tepatnya berbisik sembari matanya menatap arah orang itu dengan tatapan tajam 

"Suatu hari kau akan tau diriku siapa, Walaupun cukup memakan waktu lama"

"Lebih bagus aku membunuhmu duluan" Daun melihat pisau miliknya yang telah direbut oleh Orang bertudung itu entah sejak kapan lalu menggeram kesal, Sambil matanya mengarah pada pisau yang tergletak tidak jauh darinya saat Orang itu menjatuhkan benda tajam itu yang sudah kotor sembari menyeringai "Heh? Seharusnya kau memilih kabur atau lari?"

"Maaf, Jika aku tidak memilih keduanya" Sama dengan orang itu yang juga ikut melihat benda tajam yang ia jatuhkan justru dirinya tenang tidak ada rasa khawatir atau cemas yang menandakan bahwa ia meremehkan pada Daun ini yang memasuki SMA, Melihat jika lawannya telah duluan maju duluan tapi sebelum meraih pisau itu ia langsung meraih kursi lalu melemparkan arahnya

Bruk!

Korban yang terkena kursi sekolah terjatuh ambruk hanya meringis sakit jika bagian kepalanya berhasil tercium dengan kursi dengan kuat hingga mengalirkan darah segar kemungkinan akan benjol?

Dirinya langsung mengangkat kepalanya keatas ketika ada benda tajam itu sudah tepat mendekati lehernya hanya tersisa beberapa centi, Matanya mengarah pada orang yang sudah menyeringai penuh kemenangan ketika dirinya sudah tidak bisa berbuat apapun. Jika dirinya melawan sama aja lehernya akan terpotong bahkan kedua kakinya telah ditahan oleh kaki panjang orang itu yang dalam posisi duduk mendekati dirinya

"Biar posisi kita... Bergini terus"

Brak!

"Daun!" Teriak Angin yang barusan menendang pintu kelas itu cukup kuat sehingga menimbulkan suara pintu yang bersentuhan dengan dinding sangat keras, Matanya sempat membelak melihat Adiknya yang terjatuh di lantai yang penuh banjir darah dan ada seseorang yang akan menyakiti Saudaranya "Jauhi Saudaraku dari tangan kotormu! BlackRose!"

Hello BlackRose?[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang