Part 21

3.7K 93 0
                                    

Lisya menyenderkan tubuhnya di kursi dan menatap ke arah jendela. Di gang kecil Lisya seperti melihat seorang anak kecil dan seorang pria dewasa, di sana terlihat bahwa anak kecil tersebut seperti dipaksa dan dikasari oleh orang tersebut.
Lisya membulatkan matanya saat melihat rambut anak kecil tersebut dijambak oleh pria tersebut. Lisya ingin sekali menolong anak tersebut namun Lisya belum memiliki keberanian untuk menolong anak kecil tersebut, Lisya memejamkan matanya dan hanya bisa berdo'a semoga anak perempuan tersebut baik-baik saja.

"Hei? Apakah kamu jadi membeli bukunya?" Tanya Rion saat sudah sampai di depan toko buku.

Lisya menganggukan kepalanya, "Iya, saya pergi sebentar," ucap Lisya sambil membuka pintu mobil.

"Apakah perlu saya temani?"

Lisya menggelengkan kepalanya,"Tidak perlu, saya hanya sebentar," ucap Lisya dan keluar dari mobil.

Di  dalam toko buku tersebut sudah mulai sepi, mungkin karna hari sudah malam. Lisya bergegas mencari buku untuk tugasnya,
"Ini dia bukunya, dicari dari tadi gak ketemu," ucap Lisya dan mengambil buku tersebut, Lisya melihat ada sebuah tangan yang ingin mengambil buku yang sama sepertinya.

"Hai," sapa lelaki yang berdiri di sebelah Lisya dengan senyum manisnya.

Lisya balas tersenyum kaku,"Hai juga" ucap Lisya sambil memeluk buku yang diambilnya.

"Kayaknya kita satu sekolah deh, nama lo Lisya kan?" Tanya lelaki tersebut saat Lisya hendak melangkah pergi.

"Ha? Iya, nama gue Lisya, dari mana lo tau?"

"Hahah.. siapasih yang ga kenal lo? Cewe populer yang terkenal karna sering nolak puluhan cowok tiap bulannya, dari adek kelas, seangkatan, bahkan kakak kelaspun lo tolak semua:v"

Lisya hanya tersenyum kaku,"Gak sampe segitunya kali," Ucap Lisya,
"Gak ada yang mau diomongin lagi kan? Gue pergi dulu" ucap Lisya dan merjalan dengan cepat menuju kasir dan mengabaikan panggilan dari lelaki tadi.

Lisya meletakkan buku yang ia ambil tadi ke meja kasir, "Ini mbak"

"Totalnya 125 dek"

Saat Lisya hendak mengeluarkan uangnya, tiba-tiba lelaki tadi datang lagi sambil menyodorkan 2 lembar uang 100ribu dan 1 lembar uang 50ribu,"Ini mbak biar saya yang bayarin dia"

Lisya mengerutkan alisnya, "GAK USAH! duit gue masih ada nih" ucap Lisya memeberikan uang 125ribu kepada kasir, "Makasih mbak" ucap Lisya dan berjalan cepat keluar toko.

Ntah mengapa sedari tadi lelaki tadi selalu mengikuti Lisya, "Woi! Mau lu apasih? Udah di luar masih juga ngikuti gue, lu mau ikutin gue sampai kapan?"

"Sampai kucing bisa bertelor" ucap cowok tersebut asal.

Lisya menatap malas makhluk disebelahnya, "Lebih baik berhenti ngikutin gue, atau gue bakal teriak kalo lo tukang copet"

Cowok tersebut menahan tawanya, "Serius, lo bodoh atau apaan sih? Masa ada tukang copet seganteng gue?" ucap cowok tersebut sambil menyisir rambutnya menggunakan tanganya.

"IUUWW... pede banget lo kuah somay! Terlalu pede itu gak baik!"

"Hahaha.. terserah lo dah, gue mau pulang udah malam ntar nyokap gue nyariin dimana anaknya yang ganteng ini," ucap cowok tersebut, "Bye~ cewek cerewet, ati-ati dijalan" ucap cowok tersebut dan melajukan motornya dengan kencang.

"IUWH.. BODOH AMAT KACANG KEDELAI!" teriak Lisya jengkel saat cowok tersebut melaju kencang dengan motornya yang berisik. Lisyapun berjalan menuju mobil Rion.

"Sudah selesai?" Tanya Rion saat melihat Lisya masuk kedalam mobil dengan membawa plastik.

Lisya menganggukan kepalanya, "Pak, Ujian kapan?"

"Sekitar 2-3 mingguan lagi," Jawab Rion sambil mengendarai mobilnya.

Lisya menganggukan kepalanya sambil ber-ohh

"Ngomong-ngomong, itu tadi siapa?"

"Ha? Siapa apanya?"

"Itu tadi.. cowok yang mengobrol dengan kamu di depan pot bunga"

Lisya berpikir sejenak, "Ohh.. cowok itu, saya gak tau dia siapa, tadi ketemu di dalam dan ngikutin saya terus sampai keluar😑"

Rion hanya menganggukan kepalanya dan fokus kejalanan.

Rion memberhentikan mobilnya didepan rumah Lisya, "Sudah sampai"

"Iya tau, terimakasih untuk hari ini," ucap Lisya dan turun dari mobil.

Rion menganggukkan kepalanya, dan melajukan mobilnya saat Lisya sudah masuk kedalam rumahnya.

Lisya langsung masuk kedalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasurnya, "Hadeh.. ngantuk banget pen tidur :( tapi pr bahasa Indonesia belum selesai_- semoga besok Bu Dita gak masuk :) " gumam Lisya,

Saat Lisya hendak berdiri dari kasur untuk mengganti bajunya, hp Lisya berbunyi tanda adanya telpon masuk.

Lisya mengeluarkan hpnya dan melihat siapa orang yang menelponnya ditengah malam seperti ini. Tidak ada nama yang tertera di layar hp Lisya, Karna Lisya pikir itu adalah temannya, Lisyapun mengangkat telpon tersebut,

"Hallo?"

"Hai! Kenapa kamu lama sekali mengangkat telpon aku baby?"  Kata orang di sebrang telpon,

Lisya bergiding jijik mendengar kata 'baby'
"Maaf, sepertinya anda salah sambung, tolong jangan ganggu saya!" Ucap Lisya dengan tegas.

"Hei~ jangan seperti ini.. baby, aku sangat merindukanmu, coba kamu lihat ruangan disini, semuanya penuh dengan fotomu yang cantik 1 tahun yang lalu, tapi sayangnya aku kehilangan jejak kamu dan tidak bisa melihat wajahmu yang cantik sekarang ini"  Kata pria disebrang telpon dengan suara manja namun terdengar sangat MENJIJIKKAN di telinga Lisya,

"Berhenti bermain-main! Jika anda terus mengganggu saya maka saya tidak akan segan-segan melaporkan anda!" Bentak Lisya menahan amarahnya agar tidak membanting hpnya.

"Hei~ ayolah baby~ permainan baru sajah dimulai, tunggu sa--" Ucapan pria tersebut terpotong karena Lisya langsung mematikan hpnya,

Lisya melempar hpnya kearah karpet, dan menghempaskan dirinya diatas kasurnya, "BAJIN*AN! Siapa sih tu orang?! ganggu gue mulu!!" Geram Lisya dan melempar bantalnya ke sembarang arah.

* * * * *

Jam 05.55

Tok.. Tok.. Tok..
"Lisya bangun..  kamu gak sekolah?" Teriak mama Lisya dari balik pintu berusaha membangunkan anaknya, namun pintu kamar Lisya terkunci.

Diatas kasur, Lisya menggeliat meregangkan ototnya, "hoam~ jam berapa sih ma? Masih pagi juga"

"HEH! PAGI APANYA?! LIHAT JAM KAMU SEKARANG! SHOLAT SUBUH ENGGA, TIDUR MULU, TUH LIHAT DILUAR RION UDAH LAMA NUNGGUIN KAMU" Teriak mama Lisya "Mama pergi duluan, ada tugas kantor yang belum mama selesein, Assalamu'alaikum" ucap mama Lisya dan langsung pergi.

Lisya mengambil handuk dan berjelan menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit Lisya sudah selesai mandi dan membersihkan kamarnya yang berantakan akibat ulahnya sendiri.
Setelah semua sudah selesai, Lisya turun kebawah untuk sarapan.

TBC

Halo : )
Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca cerita gajeku :') 💓
Jika boleh, jangan lupa vote and komen :)
Kalo ada kalimat yang gak kalian pahami komen aja di situ, Insya Allah bakal aku jelasin^^

1 Bintang sangat berarti untuk
penyemangatku🌟
See you😄

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang