chapter #13

13 0 0
                                    

Elnara telah kembali ke kelasnya setelah membantu Alvaro membawa buku buku ke kelasnya.Ia baru tau bahwa laki laki yang sering mengganggunya itu duduk di kelas 11 MIPA 6 ,letak kelasnya tidak terlalu jauh dari kelasnya.Hanya saja tadi Alvaro tengah menjahilinya hingga membuat perjalanan menuju kelas yang berada diujung itu terasa jauh dan lama.

"Masih ngambek ?". Tanya Elnara santai sambil menarik kursi dimejanya.Disana ia mendapati Jovita tengah menatapnya tajam,seperti ingin menguliti dirinya.

"Lo minta maaf deh El.Gue gak suka liat Lo berdua marahan kek gini".Bujuk Aiko yang telah jengah pada kedua sahabatnya.

"Sorry".Ujar Elnara dingin seperti tak benar benar niat minta maaf pada sahabatnya itu.

"Lo niat gak sih minta maafnya ? Yang bener dong".Protes Aiko dengan sedikit nyolot.

"Banyak maunya Lo".Cibir Elnara.

"Gue minta maaf Jov.Gak seharusnya gue ikut campur dalam hubungan Lo sama Erfan.Gue janji mulai saat ini gue ngga bakalan pernah sedikitpun ngusik hubungan kalian berdua.Terserah Lo berdua".Ujar Elnara panjang lebar lalu beranjak dari tempat duduknya bermaksud kembali meminjam gitar pada Bara dipojok bagian belakang.

"Bukannya gue gak suka Lo ikut campur,tapi gue mau rubah cara lo bela gue El".
Akhirnya Jovita mau membuka suara dan membuat Elnara kembali membalikan badannya menghadap kedua temannya.

"Oke gue tau cara gue kemarin salah.Tapi asal Lo tau jov, gue gak terima sahabat gue dikhianati kaya gitu.Diselingkuhin dan dimanfaatin".Sahut Elnara kembali dengan nada dinginnya.

"Okay ! Kali ini gue gak bakalan nyuruh Lo buat mutusin si Erfan.Tapi gue mau Lo hati hati sama dia.Jangan mau dibegoin terus sama dia.Satu lagi ,dia macem macem sama Lo gue Elnara Ziya Harika yang bakalan berdiri paling depan buat habisin dia pake tangan gue sendiri.".Sambung Elnara,kemudian kembali meninggalkan Jovita yang masih duduk ditempatnya.

"El. . ."Teriak Jovita lalu menghampiri sahabatnya itu."thank you".Ujar Jovita lalu memeluk Elnara erat.

"Nah kalau gini kan enak diliat nya".Ujar Aiko yang membuat pelukan kedua sahabat itu terlepas.

"Gue sayang Lo berdua".Ujar Elnara tulus lalu memeluk kedua sahabatnya.

******

Sementara itu ,keadaan sangat tegang tengah melanda kelas 11 MIPA 6.Bagaimana tidak pak Saepul ,guru matematika lintas minat yang terkenal sangat garang itu tengah menunjuk secara random beberapa siswa untuk menjawab soal yang ia buat dipapan tulis.Seluruh siswa diam tak berkutik ditempatnya.Dalam hati mereka komat Kamit meminta pada yang kuasa agar tidak terpilih untuk mengerjakan soal ke depan.

"Sialan jantung gue rasanya mau loncat".Gumam Keitaro dengan keringat dingin melandanya.

"Anjir ini lebih menyeramkan dari pada ditinggal doi pas lagi sayang sayangnya".Seru Zulfan sambil terus menundukkan kepalanya.

"Heh dasar bucin".Cibir Keitaro sambil menyiku perut Zulfan pelan.

Keitaro dan Zulfan dalam keadaan genting seperti ini masih saja sempat bersuara seakan menantang guru itu.Sementara Alvaro masih terlihat santai dan tetap menampilkan wajah coolnya.

"Alvaro kerjakan soalnya didepan".Tunjuk pak Saepul dengan garangnya.

Lalu dengan santainya Alvaro berjalan ke depan papan tulis dan mulai bertarung dengan angka dan rumus matematika.Alvaro memang suka terlambat jika datang ke sekolah tapi ia termasuk murid yang cerdas.Terlebih lagi dalam bidang matematika dan science
,sepertinya ia tidak pernah menghadapi hambatan besar dalam mempelajari pelajaran yang paling dijauhi hampir oleh setiap murid.

Dalam hitungan menit ,Alvaro telah berhasil mengerjakan soal matematika itu tanpa salah.Sungguh luar biasa laki laki itu tak heran jika ia sering diikut sertakan dalam olimpiade science berbagai macam tingkat.Dari tingkat kota sampai nasional.Laki laki itu begitu hobbi memborong banyak piala.Piala yang berjajar rapi di ruang guru ,sebagian itu hasil dari jerih payahnya.

"Selesai pak".Ujar Alvaro lalu kembali duduk ditempatnya.

"Kamu pintar sekali Alvaro.Bapak bangga".Puji pak Saepul

"Jelas pinter ,IQ nya aja diatas rata rata".Celetuk Keitaro tanpa rasa berdosa.

"Sering borong piala yakali ngerjain soal cetek kek gitu gak bisa". Sambar Zulfan.

"KEITARO!ZULFAN! Kerjakan dua soal lagi didepan".Perintah Pak Saepul dengan nada tingginya.

Sontak saja membuat Keitaro dan Zulfan terhentak.Tidak mereka sangka celetukannya menjadi boomerang bagi diri mereka sendiri.

"Makanya jangan macem macem ! Mampus Lo pada".Cibir Alvaro.

"Sialan Lo Al".Umpat Keitaro.

Kemudian Zulfan dan Keitaro mulai mengerjakan dua soal itu dengan usaha yang ekstra.Entah sudah berapa banyak rumus yang mereka pakai ,namun hasilnya nihil terus.Hingga membuat mereka kesal sendiri dan menyerah.

"Saya mau keluar aja deh pak".Ucap Keitaro lirih.

"Mau ngapain?".

"Hormat di lapangan sampe pulang sekolah".Jawab Keitaro lalu keluar dari kelasnya disusul oleh Zulfan."Sama saya juga pak".

Pak Saepul menggelengkan kepalanya.Tak habis pikir kenapa ia memiliki murid seperti Keitaro dan Zulfan yang menjengkelkan.

"Alvaro kamu tidak ikut mereka ?".

"Enggak lah pak.Saya kan gak salah apa apa".Bela Alvaro.

"Saya kira kamu masih menganut prinsip 'solidaritas tanpa batas' dengan mereka berdua".cibir pak Saepul dengan senyum sinisnya.

"Itu kalau lagi sahabatan dengan mereka ".ujar Alvaro cengengesan.

"Emang sekarang tidak?".

"Lagi libur pak".

"Saya baru tau sahabatan pun ada liburnya".Ujar Pak Saepul ,lalu duduk di mejanya.

Thanks for reading 🐿️
Follow ig:@raprillaaa

One Month and Ten DaysWhere stories live. Discover now