Kamu

14 1 0
                                    

Malam ini ada yg tiba-tiba datang mengetuk pintu yg sebelumnya terkunci rapat-rapat.
Ada wajahmu disana. Mengoyak isi kepala yg perlahan kembali memutar ulang semua ingatan lampau yg lama aku arsipkan.

Ah, sial.
Rindu itu datang lagi! setelah sekian lama aku menghindari setiap pesan whatsapp yg kau kirimkan untuk ku.
Menghancurkan benteng kokoh yg sudah ku bangun bertahun-tahun lamanya hanya dengan setitik pesan "apa kabar? Aku bermimpi tentang mu semalam, kamu baik-baik saja kan?" Sesak rasanya. Bodoh! Bagaimana bisa aku baik-baik saja setelah tidak denganmu?

Pertanyaan klise yg kau buat hanya untuk memastikan apakah aku masih peduli padamu atau tidak.
Nyatanya? ya. Ada simpul manis yg tertinggal disana selepas pesan itu terbaca. Namun jariku masih kaku.
Entah mengapa seolah ini adalah bentuk penolakan secara langsung dari tubuhku.
Hatiku? Jelas tak dapat ku pungkiri namanya masih menjadi yg paling ku rindukan.

Pria hebat yg mampu membolak balikkan perasaan dalam sekejap.
Pria hebat yg dulu sangat aku agungkan kemudian menjadi sosok yg paling mengahancurkan.
Pria yg mampu membuat hari-hari suram menjadi lebih berwarna.
Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi.

Meninggalkan setiap kata manis yg pernah terucap dari bibirnya.
Meninggalkan aku yg tengah berharap bahwa dialah satu-satunya yg tidak akan pernah pergi.
Aku salah, Aku terlalu menikmati mimpi hingga lupa bagaimana caranya menghadapi realita.
Aku lupa caranya belajar untuk melepasmu. Hingga saat itu tiba aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri atas kesepakatan yg kita langgar.

Setelah bertahun tahun lamanya, kita akhirnya dikalahkan oleh ego masing-masing.
Aku yg bersikeras untuk bertahan, sedangkan kau? Bersikeras untuk melepaskan.

Lalu bagian mana yg lebih menyakitkan ketika perjuanganmu tak pernah dianggap? Bukankah melepaskan adalah satu-satunya cara agar diri sendiri bahagia??

Untuk mu seseorang yg pernah mengisi tawa kemudian pergi.
Melepasmu memang tak mudah. Tak pernah mudah bahkan.
Namun bukankah sebaik baiknya mencintai adalah bagaimana caranya kita mengikhlaskan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksara RimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang