Rencana Allah begitu indah dari sebelumnya nya dan bersabarlah Allah tidak tidur
Keesokan pagi nya Arin sudah bangun dluan dan Arin tidak tega untuk membangunkan kedua sahabatnya tetapi urusan agama arin tidak mau kalah dia tetap membangunkan sahabatnya meskipun tidak tega
"Lala, Ani bangun bangun sholat subuh..."kata Arin membangunkan mereka
"Hmmzzz Aku masih ngantuk tahu Arin..."jawab si Lala
"sudah sudah tidak ada kata-kata ngantuk bangun bangun loh sholat subuh habis itu kan bisa tidur lagi..."kata Arin kepada kedua sahabatnya
"Iya Rin aku ngantuk loh..."jawaban ani dengan menguletkan badannya
"Ntar Abi sama Umi marah lho... bukan kalian yang dimarahin pasti nya aku iya kali aku nggak membangunkan kalian untuk sholat kan tahu lah kayak mana Umi Abi sudah ayo bangun Lala, Ani bangun..."Jawab Arin dengan nada kesal dengan mereka
"Iya iya kami bangun ...." Jawab maka mereka serempak
"Nah cepetan ambil wudhu Aku tunggu cepat...."
"Iya Rin iya iya sabar..."jawab Ani dengan nada menguap
"Jangan tidur lagi kalian di kamar mandi udah cepat lho nanti ketinggalan sholat subuhnya..."Arin mulai kesal melihat tingkah sahabatnya
"Ya nggak lo Rin, ya sabar ya rin, sabar...."jawablah dengan nada mengantuk
Sedangkan mereka mengambil air wudhu arin menyiapkan mukenah buat mereka
"Nah ini buat kalian mukenah , setelah itu jangan tidur jogging kita ya sekalian lihat pemandangan pagi mau kan kalian biar nggak ngantuk..."kata Arin dengan tersenyum
"Iya iya Rin aku mau..."jawab Lala
"Sudah ayo sholat..."kata Ani
.
.
"Assalamualaikum warahmatullah..."kata Arin mengucap salam ke arah kanan"Assalamualaikum warahmatullah..." Mengucap salam ke kiri
.
.
.
.
.
.
.
Setelah mereka sholat subuh mereka membereskan mukenanya dan mereka pun keluar dari kamar menjumpai Umi dan Abi"Assalamu'alaikum umi, abi..."kata Arin
"Waalaikumsalam sayang anak Umi anak abi udah sholat...."jawab kedua orang tuanya
"Alhamdulillah Udah kok Umi..."kata Arin dengan tersenyum
"Lala sama Ani mana... Apa mereka belum bangun apakah mereka tidak sholat subuh..."tanya Umi kepada Arin
"oh mereka, mereka sedang membereskan pakaiannya mih bentar lagi mereka keluar Kok mih nah itu mereka keluar mih..."kata Arin menuju mereka
"Assalamu'alaikum umi , abi..."kata mereka serempak
"Waalaikumsalam Ani , Lala..."jawab kedua orang tua Arin
"Sudah pada kumpul ayo sarapan kita..."kata Umi kepada mereka
"Iya umi..."jawab mereka bertiga
"Umi Arin boleh minta izin Arin mau keluar bentar keliling-keliling desa sama orang Lala dan Ani..."
"Boleh kok Sayang silakan tapi jangan lama-lama ya..."jawab umi
"bawa mereka keliling-keliling biasa kita hari ini mereka pasti banyak lupa dan mereka tidak tahu banyak perubahan di desa kita tidak seperti dulu...."kata Abi kepada Arin
"Ya Abi insya Allah arin akan tunjukkan...."
"Yasudah makanlah..."
"Iya mi..."jawab mereka bertiga
"Umi Zidan mana..."tanya Arin
"Oh Zidan dia sudah diantar Abi tadi ke pondok..."jawab Umi
"pagi-pagi Abi ngantar dia ke pondok Emang dia tidak bisa sendiri apa..."
"Kamu macam tidak tahu adik kamu saja arin..."
"Anak itu mah selalu dimanjakan,, Jangan jangan dibiasakan mi biarkan dia mandiri percuma dia tinggal di pondok kalau tidak bisa mandiri..."kata Arin
"Sudah ah kamu ini Abi aja tidak apa-apa kok kamu yang kesal..."
"Kesal dong ya kali bolak-balik abi nganter dia kan dekatnya pondok..."
"sudah sayang tidak boleh gitu nggak papa kok tadi abi sekalian mau ngantar undangan tadi ke Buya hafid..."kata Abi
"apa tidak bisa Arin yang mengantarkan itu bi biasanya kan abi selalu menyuruh arin kenapa tidak..."
"Abi tidak mau kamu tuh capek Arin..."
"Ya sudahlah bi lupakan..."
selesai mereka sarapan hari penuh bereskan piring piring dan membersihkan meja yang pakaian untuk makan
"Sini umi piringnya biar Arin cuci..."mengambil piring ditangan umi
"Sudah mi Umi aja tapi katanya kalian mau pergi ya sudah pergilah..."jawab Umi
"Umi Abi maafkan Arin ya atas perkataan hari tadi..."memeluk Umi Abi nya
"Sudah Arin Umi tidak marah kok apa lagi Abi, Abi tidak marah kok kami mengerti apa yang kamu rasakan Iya memang kami terlalu memanjakan adikmu itu..."kata umi sambil mengelus kepala ku
"Tapi Arin merasa bersalah Umi Abi..."
"Ya sudah sudah kami maafkan kok Sayang ya sudah kalau pergi pergi sana hati-hati ya..."kata Umi kepada Arin
"Oh ya Rin Abi boleh minta tolong..."
"Boleh kok bi apaan itu insya Allah Arin yang bisa membantunya..."
"Kasihkan ini ke abinya akhi Ahkam..." Abi mengasihkan kepada Arin sebuah amplop yang Arin tidak tau apa isinya
"Apaan itu bi..."tanya Arin
"Ntar kamu tahu sendiri kok..."
"Baiklah bi akan Arin antar kan cuman ini aja tidak ada lagi..."
"Tidak ada kok..."
"Baik lagi kami pergi dulu ya bi Umi assalamualaikum..."mencium tangan uminya dan abinya
"Waalaikumsalam..."jawab umi Abi
"Lala sama Ani berangkat dulu ya Umi Abi assalamualaikum..."mencium tangan Abi umi
"Waalaikumsalam hati-hati ya sayangku anakku..."kata Umi dan Abi
.
.
.
.
.
.
.
.mereka pun melihat pemandangan yang sangat indah di desanya siarin sungguh cantik luar biasa
Dan di suatu perjalanan mereka berjumpa dengan akhi ahkam"Arin itu bukannya akhi Ahkam ya..."tunjuk Lala kearah dimana Ahkam berada
"Iya Arin itu akhi Ahkam..."kata Ani
"Ya sudah biarkan saja loh Emang kenapa kalau itu akhi Ahkam..."kata Arin
"ih kamu ini dia itu calon suami kamu loh yang tak kamu tegurlah assalamu'alaikum gitu kamu bilang..."kata anii
"Akhi Ahkam kan jauh masa iya kali aku teriak-teriak aku bilang assalamualaikum akhi Ahkam kan nggak mungkin..."jawab Arin
"Kalau Arin ini ya is ya Allah sifat dia nggak berubah ya Allah arin..."ketus Lala dengan nada kesal