The talent...

7K 335 0
                                    

Kelas Fisika-A

Kevin duduk di bangkunya menunggu Digo. Kemana tuh anak? Katanya kemarin mo nyerahin nama-nama team kreatifnya. Tapi sampe hari ini kok belum nyerahin juga? Anak itu kalo diminta ikut Osis selalu nolak. Padahal idenya selalu oke lho. Emang tuh anak aneh! Tapi gue salut sama dia kalo menyangkut Sisi.

"Pagi Bro, kok bengong aja lo? Ntar kesambet baru tau rasa lo!"

Panjang umur nih anak! Baru juga diomongin udah nongol aja.

"Kok tumben lo dateng siang?"

"Yeee.... Lupa lo? Kan gue ke kelas X-A dulu...." Digo nyengir.

"Ngapain lo ke kelas adek gue? Kan udah gue anterin ke kelas tadi?" tanya Kevin.

"Absen... Absen... Emang gak boleh?" cibir Digo.

"Mana janji lo? Katanya lo mo serahin daftar nama itu kemaren kan?" todong Kevin.

"Yaelah... Baru juga telat sehari doang, Pak... Nih!" Digo meletakkan amplop coklat di atas meja Kevin.

Kevin membuka amplop itu, sementara Digo ngeloyor ke bangkunya.
Pake amplop segala! Kaya agen rahasia aja! Apa nih? Sisi, Mila,Thea, Kirana, Ricky, Kenzo, Niko? Rincian tugas, ide acara, tata letak panggung dan lokasi bazaar, sponsor, dan promosi. Semua lengkap! Kaya mo ngajuin proposal aja. Emang tuh anak paling jago kalo bikin acara.

Kevin memasukkan kembali lembaran2 itu ke amplopnya, lalu keluar kelas menuju ruang Kepsek.

Apalagi kalo bukan membicarakan acara Baksos dengan pak Kepsek!

S. K. I. P.

Ruang Osis

Kevin memimpin rapat Osis dengan sistematis. Diutarakannya semua planning yang sudah Digo berikan padanya termasuk adanya team yang diminta Digo untuk membantunya dalam penyempurnaan acara malam penggalangan dana dan bazaar sekolah.

"Gue boleh masuk team kreatif gak?" Brandon angkat tangan.

"Lo udah ada tugas sendiri Bro, kalo mo pedekate sama Kirana, mending cari cara lain aja!" sahut Jodi sambil menjitak kepala Brandon yang duduk di sebelahnya.

"Trus, gue cari sponsornya sama siapa? Masa cuma sama lo doang,Vin? Kan lebih luwes kalo ada ceweknya. Kirana misalnya,"Brandon masih berusaha menawar.

" Kirana udah masuk team kreatif. Kalo lo gak mo cari sponsor sama gue, lo bisa sama Siska," jawab Kevin tegas.

Kamu akan menyukai ini

          

"Apes gue!" gumam Brandon melihat wajah serius Kevin. Jodi di sebelahnya menahan tawa.

"Oke, semua tugas sudah dibagikan. Harap kerjakan sebaik-baiknya! Minggu depan laporan kalian gue tunggu. Rapat selesai!" Kevin menutup rapat osis.

Para anggota osis segera bubar.

Brandon yang bertugas mencari sponsor segera mendekati Kevin.

" Vin, kita nyari sponsornya kemana nih?"

"Tenang! Gue udah pegang nama-nama yang akan jadi sponsor acara sekolah kita," sahut Kevin sambil membereskan berkas-berkas rapatnya.

"Heh... Kenapa lo gak ngomong dari tadi kalo udah punya inceran?"

"Ini juga bukan gue yang cari kok!"

"Lha lo dapet dari mana datanya?"

"Digo!" sahut Kevin cuek.

"Digo? Bukannya dia gak ikut pengurus Osis ya?" Brandon terlihat bingung.

"Iya, tapi lo ngakuin kan kalo ide dia selalu brilian?"

"Yo'i, Bro... Tapi tumben dia dengan sukarela bikinin lo acara dengan data selengkap ini?"

"Itu rahasia gue!" jawab Kevin menarik lengan Brandon keluar dari ruang Osis.

S. K. I. P.

Kelas X-A

Sisi, Kirana, Mila dan Rassya masih bercanda di kelas sementara teman-teman mereka sudah berhamburan keluar karena bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.

"Sya, besok jangan lupa bawain pesenan gue ya," kata Kirana mengingatkan Rassya.

"Beres!" sahut Rassya.

"Lo pesen apa sih?" tanya Mila dan Sisi barengan.

"Coklat almond dari toko mamanya Rassya lah... Apalagi.. Gue kan tergila-gila banget sama Coklat bikinan Mamanya Rassya," jawab Kirana.

"Coklat mah dimana aja sama rasanya," sahut Sisi.

"Itu karena lo bukan penggemar coklat sejati," cibir Kirana.

"Iya, lo belum pernah nyoba coklat bikinan Mama gue kan? Rasanya lain dari yang lain!" promosi Rassya.

"Ya... Lo kan ga pernah bawain testernya buat kita! Mana kita tau kalo coklat bikinan mama kamu rasanya lebih yummy dari coklat yang lain?" Mila buka suara.

"Sisi," panggil Digo yang tau-tau sudah di depan kelas Sisi.

Sisi tersenyum, setengah berlari menghampiri Digo.

"Kenapa?" tanya Sisi.

"Kok belum pulang sih? Nungguin Kevin ya?" Digo balik nanya.

"Iya nih. Kak Cio gak bisa jemput, soalnya lagi fitting baju buat acara tunangan."

"Aku anter pulang yuk, sekalian temenin aku beli bahan dekorasi. Kamu udah bilang Mila sama Kirana kan yang aku bbm in semalem?"

"Udah kok. Mila sama Kirana udah oke. Terus Kak Ricky, Kak Ken sama Kak Niko gimana?"

"Ricky sih oke oke aja, kan ada Thea? Kalo Kenzo sama Niko udah aku kasih tau, cuma Nikonya yang agak susah, soalnya dia kan masih ngejar tabloid sekolah yang  harus turun cetak. Kan dia yang bertanggung jawab terbitnya tabloid sekolah kita!" jelas Digo sambil berpikir.

"Terus gimana sekarang?"

"Ya kita jalan ber-tujuh dulu aja."

"Oke!" Sisi tersenyum mengangguk.

"Ya udah, kita berangkat sekarang? Acara diadakan hari minggu depan, kita gak punya waktu banyak."

"Untung hari senin nya tanggal merah. Jadi kita masih bisa istirahat," kata Sisi lalu menoleh ke Mila dan Kirana,"Guys, gue pergi dulu ya!"

Sisi menurut saja ketika Digo menarik tangannya lembut menuju tempat parkir.

"Mil, akhir-akhir ini kok gue perhatiin Sisi makin deket sama senior kita satu itu ya?" tanya Rassya. Dahinya berkerut.

"Ya kan kakak Sisi sama sepupunya Kak Digo mo tunangan! Wajar kan kalo mereka jadi deket?" sahut Kirana.

"Tuh! Dengerin, Sya! Tapi... Emangnya kalo mereka deket kenapa Sya? Jealous yaaa?" goda Mila.

"Ih... Nggak ya... Gue itu kan sahabatan sama Sisi, sama kaya kalian juga! Masa sahabat kok jealous?" elak Rassya.

"Huuu... Lo itu sahabatannya sama gue dan Mila. Sisi kan pindahan. Lo deket sama Sisi juga karena Mila kan?" ejek Kirana yang ditimpali ketawa Mila. Sementara Rassya cuma garuk-garuk kepala.

"Mila!" panggil seseorang.

Mila menoleh ke arah pintu kelas. Kevin dan Brandon berdiri di situ.

"Ya Kak?" Mila menghampiri Kevin.

"Sisi mana?" tanya Kevin.

"Ooo... Sisi pergi sama Digo. Katanya nyari bahan buat dekorasi sama dianterin pulang sekalian," jelas Mila.

"Lo sendiri belum pulang?"

"Belum. Ini mo bareng Rassya, cuma nemenin Kirana dulu nungguin Kak Thea," kata Mila nunjuk ke Rassya dan Kirana.

"Yuk, gue anter aja. Ntar kesorean nyampe rumah," ajak Kevin melirik Rassya sekilas.

Mila menoleh ke kedua sahabatnya.

"Udah, lo pulang dulu gak pa pa, Mil. Bentar lagi paling kakak gue juga udah keluar kok!" kata Kirana.

"Ya udah, gue pulang dulu ya. Rassya, sorry! Gue gak jadi nebeng lo!" Mila mengambil tas nya kemudian menghampiri Kevin yang masih menunggunya di depan kelas.

"Bro, gue cabut dulu," pamit Kevin yang dibalas anggukan kepala Brandon.

Mila dan Kevin baru saja pergi ketika Ricky dan Thea muncul di depan kelas X-A.

"Kirana, yuk pulang!" ajak Thea.

Kirana dan Rassya bangkit berjalan keluar kelas.

"Emang kalian pulang naik apa?" tanya Ricky.

"Naik angkot lah!" jawab Thea.

"Gimana kalo lo sama gue aja!" tawar Ricky, "adek lo biar sama Rassya, gimana?"

"Eh, Kirana biar gue anterin aja gimana?" tawar Brandon yang dari tadi cuma jadi pendengar setia.

"Gimana?" tanya Thea ke adiknya.

"Gue sama Rassya aja deh." jawab Kirana.

"Sorry Bro, kita cabut dulu ya!" Ricky menepuk pundak Brandon yang memasang muka kecewa.

"Ati-ati ya," kata Brandon lebih ditujukan pada Kirana.

(Bersambung)







If You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang