Oke kakak-kakak semua. Jika suka dengan ceritanya jangan lupa Vote, Like, and Comen. Semua itu GRATIS..!!!! Tinggal pencet "Ting..Tingg..Tingg" nah selesai. Okey, STOP!! melamun mari kita fokus dan baca ceritanya dengan seksama aku hitung ya 1, 2, 3.....COME ON..!!!!
__________________________________
"Kecantikan fisik hanya akan mendapatkan perhatian dari mata, tetapi kecantikan kepribadian akan mendapatkan perhatian dari hati"
⊱─────────❀❀─────────⊰
Di lain sisi....
Tringg...Tringg....
Bunyi bel terdengar. Semua murid bergegas untuk masuk kedalam kelasnya masing-masing. Karena, kalau masih tetap diposisi yang sama yaitu kantin. Mereka akan dikenakan sanksi oleh guru BP. Setiap bel masuk, guru BP pasti memeriksa sekeliling sekolah tidak terkecuali kantin, untuk memastikan masih ada murid yang berkeliaran atau tidak.
Kebetulan tiga cewe itu tidak memperdulikan bel masuk telah berbunyi. Mereka masih besantai-santai dikantin, sambil menguncang-nguncang kaki.
Ya tidak salah lagi, tiga cewe itu adalah Genk Wacana, wanita cantik dan manja katanya. Mereka juga penguasa sekolah khususnya para cewe, sekaligus primadona di SMA Victory.
Semua cowok menginginkan menjadi pacarnya, sedangkan para cewek menginginkan bergabung bersamanya. Mereka menolak mentah-mentah semua request dari cowok maupun cewek. Karena mereka bilang tidak selevel dengannya.
Genk Wacana terdiri dari tiga orang yaitu, Grizella winaya sang ketua genk, Khanza alistyo, dan Felisa siswanto. Mereka berada disatu kelas yang sama yaitu kelas XI Ips-1.
Lanjut cerita..
Felisa melihat guru dengan postur tubuh yang besar dan kekar dari kejauhan, dengan sorot mata menyipit menuju ke arahnya "Guys, guys itu Pak Burhan bukan sih? Kayaknya iya deh. Mending kita kabur aja daripada kena masalah," ucap Felisa si cewek konyol, dan otak kosong di Genk Wacana. Sambil menepuk-nepuk pundak dua temannya.
"Mana sih gue gak liat?" ujar Grizella dengan sorot mata menyipit.
"Itu loh... masa lo gak liat. Lo buta ya!" ejek felisa.
"Eh... iya gue liat, ayo cepet kita cabut dari sini, CABUT! CABUT!" seru Grizella, dalam keadaan panik.
Mereka bertiga berlari dengan terbirit-birit, seperti dikejar anjing Bulldog. Sama halnya yang dilakukan Aksa dan teman-temannya tadi.
"Ayoklah... cepet-cepet! nanti tuh guru BP liat, tamatlah riwayat kita!" pinta Grizella, dengan raut wajah sangat panik.
Sampainya di gang kecil jalan untuk menuju ke kelas, mereka semua bertabrakan satu sama lain dengan Genk Avregas yaitu, genknya Aksa.
BRUKK......
"Aduhhh... Kalau jalan liat-liat dong! Kepala gue sakit nih!" jerit Felisa dengan nada kesakitan. Lebay!
"Lo juga... liat-liat dong!" balas Indra lebih ngegas! Dengan sedikit lebay juga. Dasar tapir beku!
Sedangkan Grizella dan Aksa saling bertatap-tatapan dalam posisi duduk tergeletak dilantai bersama yang lainnya.
"Ganteng banget nih cowok," batin Grizella, dengan senyum liciknya.
"Cantik juga nih cewek, bisalah masuk ke kriteria cewek idaman gue," batin Aksa, dengan senyum buayanya.
Aksa bangun dari posisinya, dan mengulurkan jabat tangan kepada Grizella untuk menawarkan bantuan.
"Sini gue bantu bangun!" pinta Aksa, sambil mengulurkan tangan kanannya.
Grizella tidak sungkan menerima bantuan dengan membalas uluran tangan dari Aksa, dalam keadaan salting!.
"Lo, kelas XI Ips-2 kan? Yang katanya cowok paling ganteng disekolahan ini?" tanya Grizella memastikan.
"Iya, emang kenapa?" balas Aksa, dengan ketus.
"Boleh juga nih cowok gue pacarin," batin Grizella dengan smirknya.
Ini untuk pertama kalinya sang primadona sekolah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sebelum-sebelumnya dia juga pernah pacaran tapi tidak pernah serius, tetapi kali ini berbeda. Bahkan dirinya sendiri yang mencintai sosok lelaki itu terlebih dahulu.
Tiba-tiba dari kejauhan Pak Burhan si guru BP itu datang dan melihat mereka semua. Pak Burhan pun menghampiri mereka dengan raut wajah kesalnya.
"Kalian sudah tau ini jam pelajaran?" tanya Pak Burhan, dengan nada sedikit tinggi.
Mereka semua menganggukan kepalanya, dengan memasang raut wajah panik, kecuali Aksa.
"Kenapa masih diluar?" tanya Pak bambang sekali lagi.
"Anu... Pakk... Anuu..." jawab Arya terbata-bata, memasang wajah ketakutan.
"Apa anu-anu. KALIAN SEMUA SAYA HUKUM!!" ucap Pak Burhan, dengan nada tinggi.
"Hmm... udah gue duga," ucap Aksa dengan sangat pelan hingga seperti berbisik, sambil memutar kedua bola matanya, dan Jangan lupakan smirknya yang membuat dia tambah mempesona!.
"Kalian semua saya jemur dilapangan. Ayok cepet ikut saya!" kelekar Pak Burhan.
"Tunggu pak, gak ada hukuman lain apa misalnya, belanja, treveling, makan-makan gitu? Selain dijemur dilapangan, kan panas nanti kulit saya gatel-gatel gimana? Kulit saya hitam gimana? Bapak emangnya mau bayarin perawatan saya?" bantah Grizella, dengan nada alay. Ya Tuhan.
"Emangnya saya bapak kamu apa, udah ayok cepet ikut!"
Grizella berjalan sambil menghela napas dan menghempaskannya, dengan raut wajah cemberut tidak ikhlas.
***
"Kalian semua baris yang rapih, bapak jemur kalian sampai bel pulang berbunyi. MENGERTI?!"
"Mengerti pak." seru mereka serempak, dalam keadaan tidak semangat.
Pak Burhan pun pergi menuju kembali keruangan kantornya.
"Issss! Apes banget sih gue hari ini," gerutu Grizella, memasang raut wajah cemberut malas.
"Tapi gak apa-apa, yang penting gue dihukumnya bareng Aksa si cowo ganteng mempesona, yuhuu," batin Grizella dengan bahagianya.
Grizella menggeser tubuhnya dari posisi sebelumnya, bertujuan agar lebih dekat dengan Aksa. Dan Aksa pun tidak mau kehilangan kesempatan, diapun menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Grizella.
Bodohnya lagi, setelah berdekatan mereka berdua malah diem-dieman seperti ayam sakit.
"Ngapain si lo, deketin gue? Naksir ya lo sama gue?" tanya Aksa dengan senyum buayanya.
"Apa si lo gak jelas, pede banget jadi orang," balas Grizella sambil mengerutkan dahinya, dengan memasang raut wajah meledek.
"NGAKU, GAK LOHH...!!!"
"AYO NGAKU!!!"
"NGAKU, CEPET NGAKU!!!"
Arya tertunduk malu, dengan ulahnya Aksa. Dan bergumam kecil, "Ya tuhan, Ambil aja nyawanya. Hamba ikhlas!"
"Apaan si loh. Pemaksaan luar dalam," pekik Grizella, dengan ketus.
"Kan gue ganteng. Ya sah-sah aja gue pede."
"Ngapain si kalian debat disini berisik tau gak? Udah tau lagi dihukum. Ngomong sekali lagi kepala kalian berdua mental sama gue!!" ujar Khanza dengan ketus, dan tatapan sinisnya.
Hingga semua pun terdiam... keheningan terjadi!.
Beberapa menit kemudian Mrs. Yuli melintas dihadapan mereka semua. Mrs. Yuli adalah guru bahasa inggris, sekaligus guru paling lembut dan baik hati di SMA Victory. Beliau mengajar seluruh Kelas XI termasuk kelas Aksa dan Grizella.
Indra mulai bete, lalu dia menyapa Mrs. Yuli yang sedang melintas didepannya.
"Hello Miss, Miss saya lagi dihukum nih, tolong fotoin saya dong buat kenang-kenangan," ucap Indra sambil memberi handphonenya ke Mrs.Yuli, dengan nada tidak punya dosa.
"Kalian mau ikut gak? Kapan lagi foto sama gue, namanya umur gak ada yang tau. Kali aja nanti," ajak Indra, dengan nada menyumpahi temannya.
"Ngoceh aja lo ndra!" cibir Arya ketus.
Mrs. Yuli pun menuruti perkataan Indra dan memfotonya bersama yang lainnya. Dari pada nanti urusannya panjang.
One, two, three CEKREKK...
"Oke Miss... makasih."
Tak lama kemudian bel pulang berbunyi.
Tringg...Tringg......
"Alhamdulillah ya tuhan, akhirnya pulang juga. pengen pulang rindu sama mak, Bapak dirumah," ucap Indra, memasang wajah melasnya itu.
__________________________________
Akhirnya bisa up lagi.....
Semoga suka ya sama ceritanya, jangan lupa vomentnya ya semuanya.Maaf kalau terdapat typo ditulisan.
Salam Author:)
>Herdi yansah