PART 19.

356K 12.8K 531
                                    

Selamat Membaca!
. . .

"Tunggu-tunggu.." tiba-tiba Adit kembali mencela pembicaraan Ferel dan Aurel.

Ferel maupun Aurel menatap Adit dengan bingung.

"Apa?" tanya Ferel datar.

"Kalian berdua itu ngomongin apasih? Gue bingung. Sicantik inikan mau resign, kok katanya perintah dari lo Rel.." kata Adit menjelaskan.

Seketika Ferel merasa telinganya panas kala mendengar panggilan Adit untuk Aurel. Ia bedecak kesal, lalu kembali lagi menatap Aurel tanpa memperdulikan pertanyaan Adit.

"Saya menarik ucapan saya semalam. Kamu boleh bekerja disini." ujar Ferel dingin.

Aurel membulatkan matanya. Telinganya tak salah dengar bukan? Bukannya semalam Ferel sendiri yang memintanya untuk tidak bekerja disini lagi. Tapi sekarang dengan entengnya Ferel berkata seperti itu. Kenapa pikirannya berubah hanya dalam satu malam? Apa Ferel masih bermimpi? Dan Ferel pikir apakah tidak sulit membuat surat pengunduran diri? Batin Aurel.

"Saya akan tetap mengundurkan diri pak. Terimakasih atas kerja samanya, saya permisi." jelas Aurel dan kali ini berlalu meninggalkan ruangan Ferel.

Ferel menggeram seraya meremas kencang surat yang ada digenggamannya lalu membuangnya kearah tong sampah yang tak jauh darinya masih dengan keadaan duduk. Kenapa dirinya bisa sebodoh ini? Untuk apa ia sampai menawarkan kembali? Sungguh pernyataan tadi diluar ekspetasinya, mulutnya dengan tiba-tiba berucap seperti itu. Ntah mungkin karena hatinya yang miris atau kasihan melihat wajah sedih Aurel pagi tadi, jadi ia sampai melakukan itu.

"Tuan Ferel Adimas Putra yang terhormat, anda baik-baik saja?" tanya Adit yang sejak tadi hanya diam memperhatikan.

Ferel hanya diam seraya menghembuskan nafas panjang. Ia masih kesal pada dirinya sendiri terutama Aurel.

"Asli lo gapapakan? Kayanya emosi bener.." ujar Adit membuat Ferel menoleh menatapnya.

"It's oke man." jawab Ferel.

Adit menganggukan kepalanya.

"Gue mau tanya sesuatu.." ujar Adit menatap serius Ferel.

Ferel menatap heran sahabatnya itu, tidak biasanya sorang Adit memasang mimik seserius ini.

"Apa?"

"Siapa nama cewe tadi?"

Jleb!.

Ferel merasa ada yang tidak beres dengan pertanyaan Adit. Tapi ia tetap memasang wajah sesantai mungkin dan terkesan biasa saja.

"Aurel Briliana Putri, kenapa?" jawab Ferel seadanya. Jika Aurel tau sudah pasti dia akan berteriak kencang karena Ferel menyebut namanya lagi dan lagi.

"Dia cewe yang pernah nabrak gue dilobi kantor lo, dan gue tertarik buat deketin dia." jelas Adit kali ini dengan senyumannya membayangkan wajah cantik Aurel.

"Lo tau dimana rumahnya?" tanya Adit pada Ferel yang hanya menatapnya dalam diam.

Ferel masih tetap diam tidak menjawab pertanyaan Adit.

My Husband Is Devil √ [SUDAH TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant