#2

396 38 4
                                    

<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>

Sebuah teriakan melengking memenuhi ruangan kamar seorang namja yang sekarang duduk tegak di atas tempat tidur nya. Bukan suara tukang sate. Bukan juga suara mamang koran, itu suara minhee yang kaget saat melihat jam nya sudah menunjukan waktu pukul 7 pagi. Minhee melompat dari atas kasur

"Kenapa ga bangunin gw sih?". Teriak nya jengkel

Bi ina asisten rumah tangga yang telah bekerja di rumah nya sejak minhee masih bayi, datang tergesa-gesa masuk ke kamar minhee

"Tadi saya udah bangunin aden bulak-balik tapi aden ga bangun-bangun". Ucap bi ina

"Masa? Tapi gw ga ngerasa, bibi bangunin nya ga serius kali". Ucap minhee

"Hari ini tuh hari pertama gw masuk sekolah, masa gw udah telat aja. Baju seragam hari ini mana? Buku-buku udah masuk tas belum? Kaos kaki sama sepatu gw jangan lupa di siapin". Ujar minhee beruntun sambil menyambar handuk, lalu bergegas ke kamar mandi.
Minhee yang sekolah, tapi buat seisi rumah yang ribet.

Minhee dari dulu memang sudah di manja apa-apa yang dia perlukan di siapkan oleh asisten rumah tangga.

"Iya den sudah saya siapkan". Ucap bi ina

"Yaudah sana gw mau mandi". Ucap minhee lalu menutup pintu kamar mandi nya.

Bi ina lalu keluar dari kamar minhee untuk menyiapkan sarapan.

Jangan kira kalo waktu mandi nya seperti anak kebanyakan yang kalo telat hanya mencuci muka dan gosok gigi. Dia harus luluran dulu supaya bersih, mandi sepuluh menit dan meyakin kan diri nya benar-benar wangi.

Namja itu keluar dari kamar nya yang berada di lantai dua, lalu langsung turun menuju meja makan. Mata nya langsung mebelalak marah saat melihat sandwich sudah di siapkan di atas piring.

"Siapa yang suruh buatin sandwich? Pake daging sama keju lagi kalian mau gue gendut". Ucap minhee

Bi ina segera mengambil sandwich yang ada di atas meja makan dan mengganti nya dengan salad. Bi ina sudah hafal betul watak anak majikan nya ini sehingga dia menyiapkan alternatif sarapan setiap hari

"Mana bunda sama ayah?". Pertanyaan retoris karna minhee tahu jawabannya, dan tentu saja dalam setahun bisa di hitung dengan jari kedua nya ada di meja makan saat sarapan. Namun entah,mengapa dia selalu saja sekedar ingin bertanya.

"Bapak kan emang ga pulang den, kalo ibu sudah berangkat dari pagi". Itu jawaban sehari-hari dari pertanyaan minhee yang hanya formalitas karna dia sudah tau apa jawaban nya. Tiap kali minhee bangun ayah nya pasti sudah berangkat kerja, terkadang juga tidak pulang karna harus lembur atau ada hal lain yang harus di lalukan sampai tidak sempat berkumpul dengan keluarga. Akhir akhir ini setahu nya ayah nya sibuk memenuhi panggilan KPK untuk menjadi saksi sebuah kasus, entah kasus apa minhee tidak perduli.

Sementara ibu nya, siap yng tidak kenal kang sejeog? Nama itu di kenal di kalangan sosialitas kelas atas. Padahal, ibu nya hanyalah ibu rumah tangga, tapi sibuk nya sudah melebihi pembisnis; ikut arisan ini itu dengan jadwal yang hampir tiap minggu, pelatihan entah apa ke luara negeri, sampai jadwal jalan-jalan dengan teman-teman nya yang padat.

Minhee memakan salad nya dalam diam. Dia tak lagi berselera untuk mengomeli orang. Jika da seorang yang bertanya apa keinginan terbesar nya, jawaban nya sangat sederhana; dia ingin punya banyak waktu dengan ayah dan bunda nya. Sesederhana mengobrol, bertukar sapa sambil makan bersama di meja makan. Sesuatu yang tidak pernah dia rasakan.

"Pakein sepatu sama kaos kaki bi". Ujar minhee sambil terus memakan salad nya.

Bi ina mengambil sepatu, lalu segera berlutut memakai kan sneakers hitam dan kaos kaki ber warna biru di kaki minhee.
Usai terpakai semua minhee menyambar tas nya dan segera berjalan keluar.

Tanpa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang