|| Toleransi Sebuah Fruktosa ||

32 1 0
                                    

Kita dua manusia yang sama-sama keras kepala. Meski sembahyang di tempat berbeda, kita nekat bersama atas nama cinta.

Tapi bukankah perasaan tak pantas dipersalahkan?

Tanpa mengingkari keyakinan, tanpa mengkhianati perasaan, mungkinkah berdua kita bisa mendamaikan keadaan?"

Apakah pula aku salah bila tidak terlahir sama   denganmu ?

sehingga kata bhineka tidak mampu menjadi penyokong para penyandang harap ?

Itupun juga tak dapat dipersalahkan bukan ? Karna hati bebas mau melabuhkan pada siapa dan kemana.

Tanpa ada perpechan dan untai protes dari berbagai individu.

Apakah bersamaku, kau merasa keliru? Apa kau mulai setuju, bahwa perbedaan tak akan pernah mengijinkan kita bersatu?

Bukankah kita diajarkan saling menerima perbedaan ?

Namun kenapa saat perbedaan itu datang malah menjadi hal yang dipersoalkan.

Rasanya baru kemarin aku banyak mendengar cerita tentang indah toleransi dalam keberagaman yang menjadi  fruktosa.

Namun ketika membawa realita mengatas namakan cinta , tiba – tiba kalian menjadi hakim tanpa kartu.

Mampu mengubah susuan kalimat serta frasa yang telah dibangun ketika masih menjadi ide cerita yang akan menjadi anak kalimat , saat ku mulai menjadikannya induk kalimat kalian tambahan titik pada sebelum koma.

Titik itu Suatu tempat yang terasa nyaman jika hanya kita tinggali berdua. Sebuah dunia dimana kata 'kompromi' dan 'toleransi' tak akan terdengar absurd di telinga."


Mungkin sekian , semoga Tuhan menyertai jalanmu dan jalanku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

|| TOLRANSI SEBUAH FRUKTOSA ||Where stories live. Discover now