do you want be my girl?

96 5 2
                                    

Perlahan mata itu mulai terbuka dan melihat wajah seorang gadis dengan tampang lugu sedang tertidur di pinggir kasur rumah sakit. Gadis itu tidur Di samping lengannya. Alan lalu menyunggingkan sedikit senyumnya.

Alan lalu mengerakkan badannya agar sedikit keatas. Dia lelah berbaring dan berniat untuk duduk. Namun,gerakannya itu membuat gadis yang tidur tadi terbangun. Dan percaya atau tidak, hal itu membuat Alan terkejut. Bagaimana tidak? Avnet begitu bangun langsung mengangkat kepalanya secara tiba-tiba.

"Ehh, bikin kaget aja" tutur alan sambil mengusap dadanya.

"Hehe maap. Gimana kepalanya masih sakit?" Melihat kepala Alan masih di balut perban.

"Nggak kok. Udah nggak apa-apa. Kamu gimana? Ada yang luka? Atau ada yang sakit?"

"Nggak." Jawab Avnet dingin. Alan yang menyadari perubahan sikap Avnet seketika merasa heran.

"Kenapa?"

"Bodoh." Jawab Avnet tanpa memandang Alan.

"Apa?"

Kamu bodoh. Kenapa sampai buat diri kamu luka gini" avnet masih tak memandang Alan.

"Ya karena.."

"Kamu bodoh. Nggak punya otak. Kenapa kamu bersifat seakan kamu itu super hero buat aku? Emang aku siapanya kamu? Kerabat bukan. pacar pun bukan."

"Yaudah kita pacaran."

Degh!!

"a-apa?" Avnet pun berbalik.

"Iya. Kita pacaran aja kalau gitu. Biar aku punya alasan yang jelas untuk bantuin kamu."

"Ya- ya tapi kan.."

"Udah. Kita jalanin aja dulu. Aku juga nggak tau aku kenapa. Pokoknya supaya orang itu nggak macam-macam sama kamu, kita pacaran. Ok? Done."

"Tap-tapii..."

"Aku tau kamu belum siap untuk punya pacar. Aku pun masih Belum yakin bagaimana perasaan aku. Tapi asal kamu tau net, waktu aku liat kamu dipeluk dengan paksa sama laki-laki itu, aku merasa sesak banget. Aku nggak mau kamu disakitin sama laki-laki manapun. Aku akan kasi kamu waktu untuk berpikir. Yang jelas, aku udah bertekad untuk melindungi kamu dari laki-laki itu."

Mendengar Alan, mata Avnet kembali berkaca-kaca menahan tangisan."Kamu nggak tahu Faisal itu kayak gimana Lan. Dia nggak akan menyerah dengan mudah."

"Karena itu aku nggak mau kamu kenapa-napa karena dia." Jawab Alan.

"Tapi aku juga nggak mau kamu terluka Lan. Tolong jangan ambil resiko."

"Net.."

"Nggak Lan. Aku nggak tega kamu kayak gini karena aku."

"Avnet."

"Nggak. Aku.."

"Avnethia karlina!" Seru Alan seraya memegang bahu avnet dan menatap matanya dengan dalam. Dan seketika Avnet diam menatap mata tajam bak elang milik Alan.

"Tatap mata aku. Apa kamu liat keraguan disana?" Tanya Alan. Dan dengan lugu dijawab gelengan oleh Avnet. Jujur dia ingin tertawa melihat ekspresi menggemaskan gadis ini. Namun, bukan saat yang tepat untuk tertawa.

"Apapun yang akan terjadi, apapun resikonya, aku akan selalu disampingmu. Karena aku mulai mengerti bahwa aku mulai mencintaimu. Avnethia karlina." Ucap Alan masih belum mengalihkan pandangannya.

"Hiks... hiks..." tangisan Avnet pun pecah  seraya menundukkan kepalanya. Alan yang melihat itu melepaskan genggamannya dari bahu Avnet takut jika genggamannya malah menyakiti gadis itu.

you are my futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang