Sembilan

10.8K 1K 21
                                    

Andhra datang siang hari ini ke kantor. Arum memintanya untuk kerumahnya terlebih dahulu.

"Selamat pagi Bu Dara. "Dara menoleh.
Kenapa Melvia masih disini?

"Untuk apa anda masih disini? "Tanya Dara tak mengerti.

"Saya ada penawaran untuk ibu. Bisa dibicarakan diruangan ibu? "Tanya Melvia penuh harap.

Dara melangkahkan kaki keuangannya diikuti Melvia.

"Silahkan duduk. "Ucap Dara pada wanita cantik didepannya.

"Terimakasih. "

Dara mengamati wanita didepannya. Apa yang membuat Ivan, Tian, Jourdan, Ditya dan Ferdian mau menuruti maunya?

Dibantu untuk menjadi direktur atau malah hanya kepuasan semata?

Iya memang Melvia yang sudah banyak pengalaman membantu semua direktur muda itu untuk memahami pekerjaan dan tanggung jawabnya sehingga kantor dapat berjalan dengan baik. Namun pada akhirnya Melvia menggunakan kebaikannya untuk menyetir para direktur agar mematuhi semua keinginannya mengingat untuk sampai titik ini mereka dibimbing oleh Melvia.

Hingga saat Claretta dapat berdiri tegak sebagai direktur utama tanpa bantuan Melvia benar-benar membuat Melvia geram. Dia tak bisa membuat direktur utama dibawah kendalinya. Dan dia menghancurkan direktur utama yang masih muda itu hingga sekarang.

"Saya tau anda dibalik penculikan kedua orang tua saya. "Ucap Melvia tajam.

Dara tersenyum.

Ingin rasanya menampar dan menjambak wanita didepannya. Tapi Dara harus tetap menjaga wibawanya.

"Kenapa anda berkata seperti itu? Saya bahkan baru tau jika anda masih memiliki orang tua. "Jawab Dara tenang.

"Saya akan meninggalkan Ivan jika anda mau mengembalikan kedua orang tua saya. "

Tawaran yang menggiurkan. Tapi bukan itu yang Dara mau.

"Saya tidak butuh Ivan. Anda bisa mengambilnya semau anda. Dan saya pastikan Sean maupun Noura secepatnya akan melupakan Ivan. "Jawab Dara tak kalah kejam.

"Bagaimana mungkin? Ivan adalah ayah kandung mereka. "Sanggah Melvia tak mau kalah.

Dara tersenyum.

"Anda pikir saya tidak bisa mencuci otak keduanya? "

Jawaban Dara sungguh diluar dugaan Melvia. Dia berpikir dapat menguasai Dara dengan cepat.

"Saya hanya ingin orangtua saya kembali. "Bisik Melvia pada akhirnya.

"Sujud di kaki Claretta. Biarkan Claretta melakukan apapun pada anda. Baru saya akan memikirkannya. "Perintah Dara terdengar kejam tanpa ampun.

Melvia terdiam. Harga dirinya menolak untuk melakukan itu.

"Maaf ibu Dara saya masih punya harga diri. Dan jika ibu tidak bisa saya ajak bekerja sama jangan salahkan saya jika Ivan tidak dapat kembali ke pelukan Claretta dan Claretta akan selamanya seperti itu. "

Ancam Melvia sebelum keluar ruangan Dara.

Dara tersenyum.

Claretta jauh lebih baik jika ada Andhra, bukan Ivan.

Dan Andhra.... Benarkah dia bisa membantu Claretta untuk sembuh?

...

"Hai Dar. "Sapa Andhra setelah membuka pintu ruangan Dara.

"Hai Dhra. Baru sampe? "Tanya Dara ramah.

Andhra mengangguk.

"Tadi aku... "

DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang