Andhra datang siang hari ini ke kantor. Arum memintanya untuk kerumahnya terlebih dahulu.
"Selamat pagi Bu Dara. "Dara menoleh.
Kenapa Melvia masih disini?"Untuk apa anda masih disini? "Tanya Dara tak mengerti.
"Saya ada penawaran untuk ibu. Bisa dibicarakan diruangan ibu? "Tanya Melvia penuh harap.
Dara melangkahkan kaki keuangannya diikuti Melvia.
"Silahkan duduk. "Ucap Dara pada wanita cantik didepannya.
"Terimakasih. "
Dara mengamati wanita didepannya. Apa yang membuat Ivan, Tian, Jourdan, Ditya dan Ferdian mau menuruti maunya?
Dibantu untuk menjadi direktur atau malah hanya kepuasan semata?
Iya memang Melvia yang sudah banyak pengalaman membantu semua direktur muda itu untuk memahami pekerjaan dan tanggung jawabnya sehingga kantor dapat berjalan dengan baik. Namun pada akhirnya Melvia menggunakan kebaikannya untuk menyetir para direktur agar mematuhi semua keinginannya mengingat untuk sampai titik ini mereka dibimbing oleh Melvia.
Hingga saat Claretta dapat berdiri tegak sebagai direktur utama tanpa bantuan Melvia benar-benar membuat Melvia geram. Dia tak bisa membuat direktur utama dibawah kendalinya. Dan dia menghancurkan direktur utama yang masih muda itu hingga sekarang.
"Saya tau anda dibalik penculikan kedua orang tua saya. "Ucap Melvia tajam.
Dara tersenyum.
Ingin rasanya menampar dan menjambak wanita didepannya. Tapi Dara harus tetap menjaga wibawanya.
"Kenapa anda berkata seperti itu? Saya bahkan baru tau jika anda masih memiliki orang tua. "Jawab Dara tenang.
"Saya akan meninggalkan Ivan jika anda mau mengembalikan kedua orang tua saya. "
Tawaran yang menggiurkan. Tapi bukan itu yang Dara mau.
"Saya tidak butuh Ivan. Anda bisa mengambilnya semau anda. Dan saya pastikan Sean maupun Noura secepatnya akan melupakan Ivan. "Jawab Dara tak kalah kejam.
"Bagaimana mungkin? Ivan adalah ayah kandung mereka. "Sanggah Melvia tak mau kalah.
Dara tersenyum.
"Anda pikir saya tidak bisa mencuci otak keduanya? "
Jawaban Dara sungguh diluar dugaan Melvia. Dia berpikir dapat menguasai Dara dengan cepat.
"Saya hanya ingin orangtua saya kembali. "Bisik Melvia pada akhirnya.
"Sujud di kaki Claretta. Biarkan Claretta melakukan apapun pada anda. Baru saya akan memikirkannya. "Perintah Dara terdengar kejam tanpa ampun.
Melvia terdiam. Harga dirinya menolak untuk melakukan itu.
"Maaf ibu Dara saya masih punya harga diri. Dan jika ibu tidak bisa saya ajak bekerja sama jangan salahkan saya jika Ivan tidak dapat kembali ke pelukan Claretta dan Claretta akan selamanya seperti itu. "
Ancam Melvia sebelum keluar ruangan Dara.
Dara tersenyum.
Claretta jauh lebih baik jika ada Andhra, bukan Ivan.
Dan Andhra.... Benarkah dia bisa membantu Claretta untuk sembuh?
...
"Hai Dar. "Sapa Andhra setelah membuka pintu ruangan Dara.
"Hai Dhra. Baru sampe? "Tanya Dara ramah.
Andhra mengangguk.
"Tadi aku... "
"Urusan sama perusahaan XD udah kamu tanganin? "Tanya Dara memotong penjelasan Andhra.
Entahlah dia tak ingin membahas suasana rumah sekarang.
"U...udah. Malah laporannya udah di meja kamu dua hari yang lalu Dar. "Jawab Andhra setengah kaget. Kenapa Dara seperti menghindar?
"Oh iya masalah orang tua Melvia kamu pantau terus ya. Aku mau ke sekolah Sean dulu. "Pamit Dara dan meninggalkan Andhra seorang diri.
Andhra tak mengerti. Dara juga tak bisa memahami perasaannya sendiri.
Ada rasa kesal saat Andhra berada didekat Claretta. Tapi dia tak bisa apa-apa.
Dara terus berjalan kearah mobilnya terparkir. Setelah merasa suasana aman dia menelepon seseorang.
"Rekayasa foto penculikan. Aku tunggu secepatnya. "
...
"Mamaaa Nola kangen papa. "Rengekan Noura menyambut Dara pulang dari kantor.
Dara menatapnya pelan.
"Sebentar ya sayang. Abis ini papa pulang. "Jawab Dara yang tentu saja berbohong. Ivan masih terkapar dirumah sakit.
"Nola mau main maam. Sama mama. "Pinta Noura sedikit memaksa.
"Iya iya besok Noura ke mall sama mama sama kakak Sean ya. "Jawab Dara dan dibalas senyuman Noura.
Dara ikut tersenyum. Noura berhak bahagia di masa kecilnya.
"Sekarang Noura minum susu sama mbak ya. Mama mau mandi. "Pamit Dara dan mengusap rambut panjang Noura. Noura mengangguk dan pergi dengan mengamit tangan pengasuhnya.
Dara melangkah ke kamarnya di lantai dua. Bersebelahan dengan kamar yang sekarang ditempati Sean. Rumah minimalis ini memang jauh dibanding istana keluarga Barsha yang ditempati oleh kedua orang tuanya.
Dara melihat buket bunga kecil di mejanya.
Dara, terimakasih. Suami-suami kami mulai kembali ke keluarga kecil kami masing-masing. Semoga hidupmu selalu menyenangkan dan terus bahagia. Dari kami, menantu keluarga Barsha.
Dara tersenyum. Ini pasti dari istri-istri sepupunya yang sudah dia pecat.
Mereka kembali ke keluarganya. Dengan status sebagai cucu Rusdi Barsha mereka tetap mendapat jatah dari perusahaan meskipun sudah tidak menjabat. Biarlah mereka 'sembuh' dulu dan nanti dapat kembali ke perusahaan. Dan jika saat itu sudah datang. Dara harus pergi.
Dia harus kembali ke kehidupan lamanya di Korea. Dia disini hanya untuk menyelamatkan perusahaan, keluarganya dan menyembuhkan Claretta. Tak lebih dari itu.
...
Dara mengecek ponselnya.
Hari minggu biasanya dia habiskan di rumah setelah bekerja keras dari hari senin. Bermain dengan Noura atau mengantar jemput Sean basket.
"Auntyyy. "
Itu suara Sean.
"Ya, 10 menit lagi aunty siap. Kamu sarapan dulu sama Noura. "Pinta Dara tanpa membuka pintu.
Dia segera berdandan dan keluar karena kedua keponakannya sudah menunggu untuk mereka akan bersenang-senang minggu ini.
Dara mengajak Sean dan Noura ke mall dekat kediaman mereka. Dengan Noura yang ada dalam pengawasan pengasuhnya tentu tak membuat Dara kesulitan.
Mereka berempat mengitari mall dengan riang ditambah pengasuh Noura tidak lagi Dara ijinkan memakai seragam agar tak terlihat mencolok.
"Mama mama Nola mau ituuu. "Tunjuk Noura pada gerai ice cream didepan mereka.
"Oke. Noura kesana sama mbak ya. Mama bantu kakak Sen pilih baju dulu. Nanti kalo udah Noura kesana juga? "Jelas Dara lebih ke pengasuh Noura.
Noura mengangguk senang. Yang penting dia makan ice cream.
Dara mengajak Sean untuk memilih beberapa potong baju mengingat tinggi badan Sean semakin menjulang sekarang.
"Aunty pilih coklat apa putih? "Tanya Sean diantara dua kaos yang dia sukai.
"Kalo kamu suka. Dua-duanya aja Sean. "Jawab Dara. Sean tersenyum dan memasukkan keduanya dalam keranjang.
Kapan lagi Dara bis memanjakan Sean seperti ini?
Handphone Dara berdering.
Sebuah foto dikirim mamanya.
Andhra dan Claretta..
Sekarang Cla mau keluar kamar. Tuh dia dibimbing Andhra. Mama sangat bahagia sekarang.
Dara terdiam. Semakin jelas Andhra masih ada di hati Claretta. Karena Andhra semangat Claretta kembali bangkit. Dan kesehatannya semakin membaik.
"Aunty ayo makan. "Ajakan Sean membuat Dara tersadar.
Andhra tak masuk dalam tugasnya selama disini. Masih ada Sean dan Noura yang harus dia bahagiakan. Ada Ivan dan Melvia yang masih harus dia urusi. Dan Claretta harus sembuh.