no vote. no komen. no lanjut.
aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja
.
"Eh guys gimana kalo nanti malem kita nginep di rumah Chacha?" tanya Jia menatap beberapa orang yang tengah duduk melingkar di tengah-tengah aula tersebut.
Kelas mereka sudah selesai, dan kantin terlalu ramai. Jadi mereka memutuskan untuk berkumpul saja di aula.
Ada banyak orang disana. Bukan hanya teman satu jurusan Chacha dan Jia tapi juga teman mereka yang lain.
Lihat saja ada Raehan, Hanan, Rio, Deo, Yohan, Aryo, Juan dan beberapa anak lain. Bahkan ada Ghea, Nana dan juga Silvia.
Sebenarnya Hanan, Juan, Rio dan Raehan adalah tamu tak diundang karena mereka tiba-tiba saja datang. Chacha akan marah, tapi begitu Jia mengatakan bahwa dia yang menyuruh para pemuda itu untuk datang Chacha tidak jadi marah.
"Gue sih gak masalah, mama papa gue juga gak ada. Cuma ada Mbok Nah aja dirumah. Tapi gue males kalo ada mereka nih, pasti bikin rumah gue berantakan." kata Chacha menunjuk Hanan, Raehan dan Juan.
Raehan mendengus. "Yaelah Cha, tenang aja deh. Kalo misalnya berantakan entar gue beresin deh. Gue beresin sendiri." ucap pemuda itu.
"Iya Cha, lagian kan tadi Jia yang nyuruh kita kesini buat ikutan." sahut Rio mengedipkan sebelah matanya pada Jia.
Jia memutar bola mata bosan. Pen nyolok mata tuh anak rasanya. Pake tiang listrik biar greget.
"Lagian biar makin rame Cha gapapa, asli gak lucu kalo cuma gue sendiri cowoknya. Biarin aja mereka ikut." sahut Devan.
Ya awalnya sebelum para pemuda itu datang hanya dia sendiri. Ya kan gak lucu dia cowok sendiri.
"Iya Cha, makin rame makin seru," kata Nana.
Nana sama Silvia ini teman Chacha. Kenal pas ada acara kampus. Sama-sama jadi panitia. Yaudah jadi akrab. Jarang ngumpul sih, tapi sering kontakan.
Chacha melirik Hanan, Juan dan Raehan dan Rio.
"Tck, oke. Tapi awas ya kalo bikin berantakan terus gak diberesin lagi," kata gadis itu.
Raehan dan Rio tersenyum senang. "Siap!"
"Sip, nanti sore kita ke rumah Chacha ya guys. Yang belom tau entar deh gue shareloc di grup," kata Jia.
Mereka semua pun mengangguk mengerti.
"Eh iya guys, masa kemaren si Hanan sama Chacha mesum di pinggir kali.." kata Deo.
Mohon maaf, Deo itu lamtur banget ya.
"Anjir, pinggir kali. Awas lo berdua kualat begituan di pinggir kali." kata Rio.
"Iya, mereka tindih-tindihan guys. Cipokan hot." kata Deo lebih semangat.
Chacha hanya memutar bola mata bosan. Sejak SMA emang begitu si Deo. Gak heran dia.
"Yaelah Nan, ajakin si Chacha ke hotel ngapa. Gak elit banget lo berdua wikwik di pinggir kali," sahut Rio.
"Ya kalo gak mampu ke hotel mah ya seengaknya jangan di pinggir kali lah. Gak lucu banget kayaknya kalo pas lo berdua lagi wikwik terus tiba-tiba kalinya banjir." sahut Raehan.
"Bego deh. Hanan kan punya apartemen sendiri, bawa aja kesana. Aman, gratis, dan oke tempatnya. Mau wikwik posisi apa juga bisa.." sahut Juan.
Yohan mengangguk. "Lha bener tuh si Juan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Engas 18+ | END
Romance⚠️ Mature Content 🔞⚠️ FULL CHAPTER DI KARYAKARSA! "𝐶𝑖𝑒𝑒 𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎 𝐵𝑖, 𝑏𝑢𝑟𝑢𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝑡𝑢ℎ. 𝐴𝑤𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔" - Chalissa "𝐶ℎ𝑎 𝑠𝑖𝑛𝑖 𝑑𝑒ℎ, 𝑔𝑢𝑒 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑢 𝑟𝑒𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑒 𝑙𝑜 𝑏𝑖𝑎𝑟 𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑔...