PART 9

42 10 0
                                    

Jika kita tak disatukan di dunia maka, aku percaya kita akan disatukan di alam yang kekal.

-ARFEL-

Kringg....Kringg....Kringg

Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu para murid pun berbunyi , bel yang membuat seluruh siswa berhamburan untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi sejak tadi. Begitupun dengan fely dan teman-temannya mereka berjalan terburu-buru menuju kantin karena tidak ingin antri terlalu lama.

Drtt...Drtt..Drtt...

Handphone fely terus berbunyi sedari tadi saat berjalan menuju kantin lalu ia segera mengangkatnya saat sudah berada di meja kantin

"Halo"

"........."

"APAA?" ucap fely dengan berteriak

"........."

"Iyaa, aku kesana sekarang" ucap fely dengan wajah yang terlihat syok

"..........."

"Iya"

Tutttttt......

Sambungan telfon terputus dan fely segera berlari menuju kelas tanpa berbicara sedikitpun pada teman-temannya. Dengan segera ia pergi menuju meja piket untuk meminta ijin pulang terlebih dahulu. Wajah nya sudah terlihat sangat pucat bahkan bisa dipastikan air matanya akan segera meluncur sebentar lagi. Ia berlari menuju gerbang sekolah , disana sudah terlihat mobil abangnya dengan segera ia masuk ke dalam mobil.

"Are you okay hm?" ucap angga dengan raut wajah cemas yang melihat keadaan fely

Tak ada jawaban dari fely, fely menatap kosong arah jalanan pikirannya sudah kemana-mana apa yang ia harapkan tak sesuai dengan keadaan sekarang semua sudah benar-benar hancur sekarang. Kenyataan yang tak pernah ingin ia dengar hari ini ia mendengarnya.

Tanpa ia sadari mereka sudah sampai di depan sebuah rumah sakit tanpa menunggu abangnya fely dengan segera turun dari mobil dan berlari untuk masuk ke dalam. Ia berlari dengan tangis yang tak kunjung reda bahkan saat ia sudah sampai di depan ruangan yang dituju kakinya merasa berat untuk melangkah masuk terasa ada sesuatu yang menahan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Tapi dengan perlahan ia memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut suara decitan pintu terdengar lalu dengan segera ia menghampiri seseorang yang terbujur kaku di atas brangkar tersebut dan tangis nya semakin pecah saat melihat alat-alat yang selama ini menempel ditubuhnya sudah terlepas.

"Hiks...ke-napa har-us sekarang hiks..." ucap fely disela-sela tangisnya yang semakin menjadi

"Kenapa kamu harus ninggalin aku sekarang kenapa sa kenapa" ucap fely dengan sedikit berteriak

"Udah ya fel ikhlasin saka ya " ucap kakaknya yang baru saja masuk kedalam ruangan tersebut dan melihat fely berteriak histeris

"Dia ninggalin aku kakk dia pergi, dia pergi buat selamanya kakk dia gak nepatin janjinya buat gak ninggalin fely hikss..." ucap fely dengan berteriak di pelukan kakaknya

"Semua udah ada yang ngatur fel tugas kamu sekarang harus ikhlasin dia pergi biarin dia istirahat dengan tenang disana ya" ucap angga yang mencoba menenangkan fely

"Tapi ka-" ucapan fely terpotong saat ada seseorang yang membuka pintu ruangan tersebut

Ternyata mama, papa, orang tua saka dan juga adik saka yang masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Tante udah ikhlasin dia fel sekarang giliran kamu yang ikhlasin dia pergi ya daripada dia harus nahan sakit nya terus lebih baik dia istirahat dengan tenang di sana" ucap mama saka yang berusaha meenahan tangisnya

ARFELWhere stories live. Discover now