0.0

14 3 2
                                    

07.30 Pagi

"Byjel serius mau pergi? Ga balik lagi gitu?"

Saerom berdiri di ambang pintu, mengantar Byjel keluar rumah

Hari ini Byjel bakal pergi ke luar negeri buat ngelanjutin kuliah jurusan kriminologi di Amerika

"Iyaa mbak. Aku udah kekeuh sama keputusan aku"

Ujar Byjel sambil mengecek kembali isi koper dan tas nya

"Udah pamitan sama papa mama kan?"

Byjel berhenti sebentar

Ia menatap lama Saerom sambil tersenyum

"Jangan natap gitu dih gue ngerik anjay"

Saerom mulai mundur perlahan

"Apaan sih mbak ah. Dikira aku psikopat apa. Udah kok. Lewat telepon"

"Yaudin. Hati-hati ya. Maaf gue gabisa ngantar ke bandara. Maaf juga kalau yang lain lagi pada ga ada dirumah"

"Gapapa. Santai aja kali mbak. Aku paham kok mereka sibuk banget. Apalagi papa mama kan lagi jaya-jaya nya ternak katak"

"Sumpah ya lo. Lagi sedih gini sempat aja bercanda"

Saerom sudah ambil kuda-kuda untuk menendang kaki Byjel

Tiba-tiba datanglah go-car pesanan Byjel

"Hehe. Pokoknya. Makasih banyak ya mbak. Aku minta maaf kalau ada salah selama ini. Aku juga minta maaf sama yang lain. Minta do'a nya ya. Aku pergi dulu. Dadahh"

"Iya.. hati-hati ya cuk"

Saerom melambaikan tangannya ke Byjel hingga taksi nya sudah tidak terlihat lagi dari jalanan

Saerom masih terdiam. Membayangkan peristiwa barusan. Makin sepi rumah ini. Semua sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Mama dan Papa yang sibuk dengan bisnis furniture dan ternak katak mereka, Saerom yang sibuk menjadi seorang wakil Direktur PT. Soman, Jose yang sibuk merantau, Rembulan yang sedang sibuk-sibuknya dengan skripsi yang tak kunjung selesai dan masih banyak lainnya

Mereka semakin jarang berkumpul

Saerom menghela nafas sambil menahan air matanya. Ia kembali masuk kedalam rumah dan bersiap-siap untuk pergi bekerja

-bersambung

Masih Janji ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang