Day 1 : This Is A Trap!

487 60 16
                                    

Benar-benar bencana ketika Holly Fadden mengetahui dirinya dijebak. Dua puluh empat jam yang lalu, Sarah Blyton—sahabat karibnya di SMA sekaligus cewek yang paling dia percayai—meneleponnya dan mengajaknya berlibur ke pantai timur Australia.

Ayah Sarah adalah CEO perusahaan bidang jasa finansial terkenal asal New York yang otomatis menjadikannya cewek delapan belas tahun super kaya. Jadi, membiayai ongkos perjalanan ketiga temannya untuk berlibur ke Australia dan menginap di salah satu cottage pinggir pantai milik keluarganya bukanlah hal yang 'wah' lagi bagi Sarah, begitupun di mata Holly.

Sarah sangat cantik ngomong-ngomong, matanya sebiru langit, rambutnya pirang stroberi dan bergelombang. Tubuhnya seksi dan kulitnya kecoklatan hasil tanning mewah di salon. Sekaligus—dunia ini sungguh tidak adil—dia sangat baik, sangat loyal dan sangat asyik diajak ngobrol.

Nah, si Sarah yang serba sempurna ini bilang mereka akan pergi hanya dengan dua sahabatnya yang lain, Vera Lawson dan Pat Minnes.

Vera tipikal cewek kalem. Rambutnya cokelat panjang, anggun, dan manis. Senyumnya bisa membuat cowok dalam radius seratus meter meleleh dan bertekuk lutut padanya. Sikapnya selalu sangat dewasa dan paling bisa diandalkan.

Sementara Pat—yang dapat dianalogikan dengan bola karet berisi gas tawa karena kelincahan dan sifat humorisnya—berperawakan mungil dan berambut pendek serwarna plum. Dia yang paling supel dan blak-blakan di antara Holly, Sarah, maupun Vera. Cewek ini memiliki teman hampir di tiap sudut jalan yang dilaluinya dan dia juga jago berenang.

Intinya, Sarah nggak bilang mereka akan pergi dengan cowok.

Holly sedang sibuk menurun-nurunkan koper setibanya dia dan ketiga teman ceweknya di bandara ketika kecurigaannya timbul. Benar saja. Sebuah mobil lain berhenti persis di depan mobil mereka, dan turunlah dari dalamnya Gary Oden, pacar Sarah. Gary Oden itu seperti anggota boyband, dia cute dan bibirnya memesona. Holly pernah beberapa kali bertemu dengannya.

Kemudian dari dalam mobil menyusul turun satu cowok lain, satu cowok lain, dan satu lagi cowok lain, yang ketiganya tidak Holly kenal. Ketika Gary menyapa Sarah dan mulai menurun-nurunkan koper-koper dari bagasi mobilnya juga, ketakutan Holly terbukti. Holly segera melempar pandangan meminta penjelasan kepada Sarah, lalu menyeretnya menjauhi mobil dan mulai mencecarnya.

"Kau bilang kita hanya berempat." bisik Holly sambil menyipitkan mata. Sarah nyengir salting.

"Cowokku mendadak meneleponku setelah itu dan dia berencana mengajak teman-temannya juga... dan kupikir ini... ini akan uh, bagus untuk..."

"Perjodohan." Holly menyimpulkan dingin, "Kau membawaku ke liburan penuh cowok ini karena kau kelewat khawatir melihatku, Vera, dan Pat ngejomblo terus. Akui saja."

"Kau ngomong apa?" Sarah kebingungan, "Pat dan kau yang ngejomblo. Timmy—kau lihat yang berdiri di sana, berambut coklat dan pakai kacamata?—well, itu pacar Vera."

Holly membuka mulut shock. Vera sudah punya pacar! Ke mana perginya janji setia yang dia ucapkan bersama Holly dan Pat, yang menyatakan bahwa sampai umur dua puluh, mereka bersumpah tak akan memiliki pacar?

Aku dibodohi. Holly mengerang dalam hati. Aku dibodoh-bodohi!

"Aku sih nggak keberatan." Pat tiba-tiba muncul dibelakang Holly dan Sarah, membuyarkan pikirannya. "Aku akan sangat senang jika berhasil pulang membawa 'tangkapan'..."

"Holly..." Sarah memegang tangan sahabatnya itu, dia tampak memelas. "Ayolah! Ini nggak akan begitu buruk. Aku toh nggak memaksamu supaya punya pacar setelah pulang dari liburan. Ini hanya percobaan. Siapa tahu..."

From The Beach CottageWhere stories live. Discover now