[1] 6-Jaim : Revisi

400 28 0
                                    

Balik lagi sama aku!😄

Kali ini aku udah up, yeay!!😆😆😆Jangan lupa vote ya, kalau udah selesai baca! Hehehe, kalo perlu follow akun aku sekalian, yaaa. Bagi kalian yang udah baca+vote+follow, sumpah makasih banget♥♥♥.

Terus suport cerita aku, ya!♥

Xie-xie buat kalian semua~~~

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA PART AULIA KALI INI!!❤❤❤❤❤

Segini dulu, ya.

HAPPY READING...

"EH, yot, gue di tembak sama temen gue." Misel meloncat-loncat girang. Aulia yang mendengar. Bayangkan saja! Baru selesai MOS, Misel sudah ditembak oleh salah satu kaum Adam.

"Sama siapa?"tanya Aulia penasaran.

"Itu si Satria," Aulia mengangguk-ngangguk, mengerti. Keren juga Misel bisa disukai oleh seorang Satria-cowok berparas tampan dengan status sebagai anak dari keluarga konglomerat. Jujur saja Aulia memang tidak pernah ada seorang cowok yang menyatakan perasaanya ke Aulia. Mungkin, memang ada yang suka dengannya. Tapi tidak ada satu pun yang berani menyatakan perasaannya ke Aulia, karena mereka juga yakin kalau Aulia akan menolaknya, karena ia tidak diperboleh berpacaran oleh kedua orang tuanya.

"Terus? Lo terima?"tanya Aulia. Misel terdiam cukup lama, lalu menjawab ketika es coklat yang dia genggam ditangannya sudah habis.

"Gue belum ngasih jawaban. Hm...gue masih bingung. Sebenarnya gue masih suka sama Tariq. Tapi pas ngeliat Satria nembak, ya...gue kasian sama dia, masa gue tolak sih? Pertama dia juga kadang bikin baper gue terus, kedua, ya..kalian you know lah...dia tuh cakep, tajir-eh! Tapi bukan itu juga sih masalahnya....pokoknya gitu deh!"ungkap Misel berbelit-belit.

Aulia, Nesya, dan Nova terpenganga, mencoba mencerna ucapan Misel, lalu tak lama mereka kompak mengangguk.

"Alah! Jaim lo!!"sahut Aulia, sembari menyikyt lengan Misel.

"Gue sih terus terang ya...mending lo pilih si Satria aja yang udah jelas-jelas suka sama lo dan udah nembak lo duluan. Dari pada lo milih si Monyet---eh maksudnya Tariq,yang malah nyakitin lo dan belom ada kepastian sama sekali." Misel berfikir sejenak,lalu tersenyum.

"Iya juga sih ya..yaudah deh gue nerima si Satria aja!! Thanks ya guys...udah dengerin curhat gue,dan udah ngasihin saran ke gue!! Byee i love you so much!!"seru Misel dan berlari meninggalkan mereka begitu saja,entah kemana.Sedangkan Aulia,Nesya,dan Nova memilih untuk ke kelasnya masing-masing sebelum bel berbunyi.

🍂🍂🍂

"Ngerti kan anak-anak??"

"NGERTI BU..."

"Yasudah mari kalian tentukan kelompok kalian!"perintah Bu Raina selaku guru terkiller yang mengajar Matematika di sekolahnya.

Aulia mengarahkan posisi tubuhnya ke meja belakang, tepat dimana meja Rival berada. "Eh Rival! Gue kelompok lo ya!!"pinta Aulia. Rival memang terkenal akan kepintarannya sejak masa Sekolah Dasar, maka tak heran Aulia memilih untuk menjadi kelompoknya.

"Gue juga ya Rival!"seru Nova ikut-ikutan.

"Iya-iya. Tapi masalahnya sama siapa lagi? Masa gue cowok sendiri! Ogah dah!"jawab Rival, lalu bergidik geli.

Aulia terdiam, terlihat berfikir seenak, "Hmm..ajak temen sebangku lo aja, Denis!"balas Aulia mencoba memberi saran, lalu Rival menanyakan ke Denis apakah Denis mau menjadi anggota kelompoknya? Dan tak lama, Denis mengangguk.

Aulia || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang