Author POV
Ali membelokan stir mobilnya karena ingin mencari caffe shop untuk mampir terlebih dahulu meminum coffe. Dan ia melihat ada sebuah gang yang sebenarnya mobil cukup untuk masuk namun Ali lebih memilih berjalan kaki menuju gang tempat dimana tujuannya berada, yang tidak terlalu besar dan lumayan rame. Namun gang sebelum masuk kedalam caffe tersebut jalannya malah terlihat seperti sepi penduduk.
Setelah Ali menyelesaikan acara minum coffenya tersebut ia segera kembali karena teringat beberapa menit yang lalu Mirza menelfonnya lagi.
🌹🌹🌹🌹
Ali POV
Saya mendengar suara teriakan meminta tolong. Ya, karena daerah ini tidak terlalu reme malah cendrung sepi.
Saya mengikuti arah sumber suara. Dan sepertinya suara perempuan yang meminta tolong. Dan saya mulai mendekati lagi sumber suara itu. Aslinya saya tidak ingin ikut campur, karena remaja zaman sekarang apalagi di luar negri ya begitulah tidak pernah memikirkan konsekuensi akhirnya yang ia perbuat karena ulahnya.
Ketika saya sudah dekat dengan lokasi sumber suara saya melihat 3 laki laki yang bertato dan satu perempuan yang tidak mengenakan jilbab namun mengenakan gamis ia sedang menangis. Tapi, tunggu sebentar saya seperti pernah mendengar suara tangisan itu.
"Aaaa.. somebody help me! Help me please!!" Ucapnya berusaha berteriak dalam tangisannya.
Segera saya memasuki lokasi itu dan benar saya lihat seorang perempuan yang sangat saya kenal menangis tersedu-sedu dan gamis yang sudah terangkat hingga lutut untungnya ia memakai celana panjang, sedangkan jilbab dan kaos kaki yang sudah terlepas.
Saya geram melihat perempuan yang saya cintai dilecehkan seperti ini.
"Secousse" Maki saya kepada mereka menggunakan bahasa prancis.
🌹🌹🌹🌹
Nadya POV
Aku diseret oleh 2 laki-laki yang berpenampilan menyeramkan. Aku berusaha memberontak melepaskan cekalan mereka. Mereka memasukan aku kedalam tempat yang sangat menyeramkan bagiku.
"Let me go!! Jerk!" Ucap ku kepada mereka dan sepertinya mereka tidak memahami perkataanku.
"Bébé, pourquoi ne peux-tu pas rester tranquille?*" Ucap salah satu dari mereka menggunakan bahasa prancis.
*(Sayang, kenapa kamu tidak bisa diam?).
"Ya Allah tolong hamba, hanya engkau satu-satunya sang maha pelindung" Batinku. Ada penyesalan dalam diriku ketika teringat tawaran gus Ali.
"Gus Ali kamu dimana?? Tolong aku.." Batinku sambil menangis terisak.
"Ya Allah berilah hamba pertolongan lewat seseorang untuk menolong hamba".
"Enlève le*!" Ucap seorang laki-laki memasuki ruangan ini.
*(Lepaskan).
"Enlever tout ce qui couvre son beau corps*!" Ucap laki laki tersebut dengan tawa yang menggelegar.
*(Lepaskan semua yang menutupi tubuh indahnya).
Hampir aja aku bisa bernafas lega karena akan ada orang yang akan menolong ku. Namun ternyata tidak. Sepertinya laki laki yang baru masuk bos dari 2 lelaki yang menyertku masuk kedalam sini.
Kemudian 1 orang laki-laki mulai melepaskan jilbab ku aku terus memberontak, berusaha agar ia tidak dapat melepaskan jilbab ku.
"Ya Allah tolong bantu hamba. Hamba tidak kuat jika seperti ini akhirnya" Batinku, aku sudah tidak bisa bergerak lebih kuat dari sebelumnya.
"Tu es plus joile, bébé*" Ucap laki-laki yang berhasil melepaskan jilbab ku terlihatlah rambut panjang sepunggungku. Lelaki ini hendak menciumku namun aku segera memalingkan wajahku.
*(Ternyata Kamu lebih cantik, sayang).
"Avez-vous froid, belle? Porter des chaussettes? Réchauffons-nous, bébé*" Seringai laki-laki yang melepaskan kaos kaki yang aku kenakan. Dan disusul tawa oleh 2 orang laki-laki lainnya.
*(Apa kamu sedang kedinginan cantik? Hingga kamu memakai kaos kaki? Mari kita saling menghangatkan, sayang).
Aku semakin menangis aku sudah tidak kuat lagi rasanya.
"Belle, pourquoi pleures-tu? Nous ne vous ferons pas de mal, mais nous nous amuserons, bébé!*" Ucap bos dari komplotan mereka, dan ia mulai mendekatiku dengan menyeringai melihatku ketakutan. Dia menyentuh wajahku, aku kaget reflek aku langsung meludahinya.
*(Cantik, mengapa kamu menangis? Kita tidak akan menyakitimu, tapi kita akan bersenang senang, sayang!).
Cuuh..
"C'est quoi ce bordel" Umpat lelaki dihadapan ku dan ia langsung menampar pipi kiriku dengan keras hingga aku jatuh tersungkur dan keningku membentur siku kaki meja yang ada disini.
Plak..
Pipiku terasa panas menjalar hingga telinga kiriku. Dan kepalaku juga terasa pening akibat benturan tadi.
"Zut!!" Ucap seorang laki-laki sambil mulai menonjok dan menendang meraka bertiga. Aku tidak bisa melihatnya jelas karena kedua mataku yang sudah ditutupi oleh genangan air mata ku.
Aku tidak berani melihat pertarungan mereka aku takut sekali. Aku hanya menundukkan kepala dan mendengar suara saling tonjok.
Setelah beberapa menit akhirnya sudah tidak ada lagi suara itu. Aku mendengar langkah kaki menghampiri ku. Aku merasakan kepala ku tertutupi kembali oleh kain. Aku mendongakkan kepala ku.
"Gus Ali" Seketika aku langsung memeluk ia erat, aku sudah tidak bisa menangis, terlalu banyak air mata yang aku tumpahkan tadi, badanku bergetar dalam pelukannya.
"Mana saja yang sakit? Maafkan saya terlambat menolongmu. Tenanglah sekarang kamu telah aman bersama saya" Ucapnya menenangkan diriku dengan melihat darah yang keluar dari keningku dan membalas pelukanku.
Aku mendongakkan kepala ku karena ingin melihat wajah gus Ali, banyak lebam bekas tonjokan dan keluar sedikit darah sudut mulutnya, tanganku terangkat untuk mengusap darah yang keluar dari sudut mulut gus Ali, dan gus Ali memejamkan kedua matanya ketika tangan kananku mengusap darahnya. Namun..
"Gus Ali AWAS!".
Gus Ali menolehkan kepalanya kebelakang dan segera ia langsung mengurungku dengan menjadikan kedua tangannya menjadi tumpuan agar tidak menindihku untuk melindungiku.
"AAAAHH!".
Dor.. Dor..
Suara berbarengan antara ringisan gus Ali ketika punggungnya ditusuk dengan pisau oleh bos preman tadi dan suara tembakan polisi yang yang menembak bos preman itu yang sekarang sudah jatuh tersungkur dengan melepaskan gengaman pisau yang ia bawa yang bersimbah darah.
Air mataku lolos lagi ketika melihat banyak darah yang keluar dari punggung gus Ali. Aku memangku kepala gus Ali dipangkuanku.
"Gus.. Gus A-ali".
Gus Ali mendongak kepalanya melihat aku menangis lagi.
"Kamu jangan menangisi saya Zahra, simpan air mata indahmu, kamu cukup menangis ketika saya tidak bisa membahagiakan mu".
.
.
.
.
Jombang, 16-11-19Don't forget to vote and share!😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Spend Every Second With You
Romance[Completed] Ketika Allah sudah menakdirkan mereka agar saling mencintai & bersatu dalam ikatan yang halal, aku bisa apa? -Nadya Azzahra Busyaina- **** "Saya khitbah kamu langsung kepada orang tua mu" Jawab gus Ali. "Ini gus gesrek apa gimana ya?" B...