7.Tumpangan Senja

27 0 0
                                    

Liana pergi kesekolah seperti biasanya. Akan tetapi hatinya terlihat gelisah sejak di rumah sampai tiba di sekolah. Entahlah apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Pikiran Liana masih dipenuhi oleh kata - kata Rey yang kemaren,membuat dirinya menghindari cowok tersebut.

Ucapan Rey kemaren terlihat biasa saja. Tapi kenapa sampai saat ini perkataan itu masih terngiang di benak seorang gadis berkucir kuda ini?
Liana tiba di kelas dan langsung menuju ke tempat duduknya. Kayli yang selalu datang cepat melihat sahabatnya ini gelisah.

"Lo kenapa,Li?"

"Nggak. Gue nggak papa."

"Lha,terus kenapa lo dudukny nggak bisa diem? Mules ya lo?" Tuduh Kayli.

"Duh,kenapa sih dari kemaren gue nerveous dibilang mules?"

"Ya,santai aja donk." Kayli memasang wajah liciknya,"BTW,lagi nerveous sama siapa,lo?" Kayli menaik - turunkan alisnya. Berniat membuat Liana bertambah salting.

"Nggak.Nggak ada.Kepo!" Liana langsung memasangkan earphone di kedua telinganya. Kalau tidak Kayli pasti akan kepo.

***

Liana memesan siomay dan es teh manis. Tanpa menunggu Liana,Kayli sudah menyantap makanannya. Karena Liana memesan siomay yang digemari oleh seluruh siswa - siswi,alhasil harus mengantri dan berdesak - desakkan. Kayli yang tadi pagi memang tidak sempat sarapan harus mendahului Liana untuk menyantap makanan.

"Duh,rame banget,sih yang beli siomay nya Teh Elin. Sampai pegel kaki gue."

"Kalau nggak rame nggak sekolah,donk. Lagian udah tau rame,masih dibeli." Kayli meminum es teh manisnya,dan kembali melanjutkan makan.

"Gue lagi pengen siomay. Lagi nggak tertarik makan nasgor."

Liana meminum es teh manisnya sedikit dan bersiap untuk memakan siomay nya. Kayli yang makanannya sudah habis melanjutkan kegiatannya dengan bermain handphone.

"Kemaren,lo dirumah aja?" Tanya Kayli.

Liana mengangguk dan kembali makan. Belum sempat memasuki makanannya,Kayli kembali bertanya.

"Ngapain aja,lo?"

"Bernafas."

"Ngedip?" Tanya Kayli.

"Iya." Liana melanjutkan aktivitas makannya yang tertunda.

"Kuker,donk?"

Demi apapun,Liana kesal setengah mati dengan perempuan yang berada dihadapannya ini. Kayli selalu melontarkan pertanyaan tanpa ingin menunggu Liana menggunyah makanannya. Melihat Liana dengan wajah merah padamnya,membuat Kayli cekikikan melihatnya. Ia sengaja membuat Liana marah,agar tau rasa seperti apa rasanya dinganggu saat makan.

"Nggak bisa apa lo ngasih gue waktu untuk ngunyah makanan gue?"

"Nggak."

"TEGA!"

Liana menyuapi makanan dengan perasaan kesal. Tentu membuat Kayli tambah cekikikan.

"Kemaren Rey nemanin gue."
Entahlah kenapa Liana ingin menceritakannya kepada Kayli saat ini. Padahal ia tidak ingin ada orang yang tau. Tapi,entahlah,mulutnya ini sudah gatal ingin mengatakannya.
Ucapan Liana barusan mengundang ketertarikan dan rasa penasaran yang lebih mendalam kepada Kayli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Emosional BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang