[8] She Want

1.2K 185 19
                                    


Kim Myungsoo menyaksikan dengan jelas saat mobil mewah itu melewati dirinya. Saat itu ia baru membuka helm nya, dan baru menyadari bahwa putranya lah yang berada di dalam mobil itu. Mendadak Myungsoo mematung seakan tidak sadar. Sampai mobil itu menghilang pun, ia tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya.

"Myungsoo?"

tiba-tiba suara yang sangat Myungsoo kenali bahkan ia rindukan memecahkan lamunannya. Ia tersadar kembali. Myungsoo menengok, mencari sang pemilik suara yang ternyata adalah Suzy. Hei, apa benar itu Suzy?

"Suzy?" ucap Myungsoo memastikan bahwa dirinya tidak sedang berkhayal sedangkan wanita di depannya hanya menatapnya dengan tatapan bingung .

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tampaknya Suzy agak heran dengan reaksi Myungsoo yang seakan baru pertama kali melihat dirinya.

"Hah?" Myungsoo yang sudah sadar bahwa ia tidak sedang berkhayal pun memberikan reaksi yang membuatnya seperti pria bodoh. Cepat-cepat ia menetralkan keadaan kembali.

"Dasar aneh!" celetuk Suzy sedikit terkekeh melihat tingkah Myungsoo barusan.

Myungsoo merutuki dirinya yang kembali menjadi pria tidak tahu malu di depan Suzy. Heol~ kenapa ia bisa sebodoh ini di depan mantan istrinya, memalukan saja. Myungsoo jadi bingung bagaiamana cara memulai percakapan kalau begini.

"Jadi, apa yang kau lakukan disini tuan Kim? Aku sudah bilang Danny akan menginap bersama Jongin bukan?" tanya Suzy yang membuat Myungsoo bersyukur bahwa dirinya tidak harus memulai percakapan ini.

"Aku tahu. Aku hanya ingin mengantarkan makanan kesukaannya sebelum dia berangkat." Myungsoo mengangkat kantung makanan berisi taiyaki yang sengaja ia beli untuk Danny. "Aku pikir aku sempat memberikan padanya, tapi sepertinya yah aku telat." ucap pria itu dengan helaan nafas. Mungkin, Myungsoo akan memberikannya pada tetangga sebelahnya kalau begitu, berhubung ia juga tidak suka makanan manis.

"Sepertinya kau lupa siapa yang menyukai makanan itu selain Danny." Membuat Myungsoo kembali bengong mendengarnya.

........

Suzy mempersilahkan Myungsoo duduk selagi ia menyiapkan minuman untuk pria itu. Myungsoo duduk sambil tersenyum getir mengetahui ia hanya sebagai tamu di rumah ini. Hm, memang seperti itu kenyataannya bukan.

Myungsoo menunggu Suzy sambil menjelajahi ruangan tamu ini dengan kedua matanya. Ruangan tamu yang beserta rumah yang di desain oleh mendiang ayah Suzy sebelum beliau wafat. Rumah ini sengaja di berikan pada Suzy, agar kelak akan ditempati oleh putri semata wayangnya itu. Saat menikah dengan Myungsoo pun, Suzy mengajak Myungsoo untuk tinggal di sini sembari menunggu pria itu mendapatkan pekerjaan. Namun, Myungsoo bersikeras agar mereka tinggal di apartement sewaan yang kini telah menjadi apartement tetap nya. Karena kala itu Myungsoo tidak ingin di ccap sebagai pria yang tidak tahu diri, dengan tinggal di rumah milik istrinya. Well, perekonomian keluarga Suzy memang lebih bagus dari keluarga Myungsoo. Myungsoo memaklumi itu, dan karna itulah ia harus bekerja lebih keras lagi. Dan kalian tahu apalah akibatnya.

Figura berisi wajah tampan putranya menghiasi meja kecil samping sofa yang Myungsoo tempati. Pria itu tersenyum melihat wajah ceria putranya yang kalau tidak salah saat itu berumur enam tahun. Ya, Myungsoo ingat saat itu ia dan Suzy masih bersama, mereka bertiga pergi ke taman dan Myungsoo memotret Danny yang sedang tertawa. Moment yang tidak terlupakan bagi Myungsoo. Ia bersyukur Suzy masih menyimpan foto hasil karya nya bahkan memajang nya, walau memang tidak ada dirinya disana.

Di sela lamunannya, Suzy datang sambil membawa nampan berisi secangkir kopi dan teh manis. Wanita itu ingin menengur Myungsoo yang masih terbawa dengan lamunannya, namun ia mengurungkan niatnya. Ia membiarkan pria itu tetap pada posisi nya sendiri, sampai ia sadar kembali.

BAD PAPA  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang