BAB 41 : Dilema

66.6K 7.9K 901
                                    

Seneng banget baca teori kalian kemarin di komentar. Udah kayak detektif aja cara nganalisisnya. Like sumpah. Gapapa, kita pusingnya bareng-bareng 🤣

***

❝Saya saja gagal membahagiakan diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya saja gagal membahagiakan diri sendiri. Apa saya bisa membahagiakan kamu?❞ —Rayyan Arka Valerian

***

Author Pov

Berkali-kali memfokuskan diri, namun konsentrasinya tak bisa terjaga dengan baik. Menghentikan paksa aktivitas mencuci tangannya, arah pandang yang sempat menurun menatap wastafell kini beralih ke depan kaca. Lelaki itu terdiam diliputi keheningan. 

"Bentar, lo tau darimana kalau dia tunawicara?"

Sekelibat pertanyaan yang Rayyan ajukan tadi siang kembali ia ingat. Devan merutuki kebodohan mulutnya yang melucurkan kata-kata tanpa berpikir dulu. Lelaki itu menunduk lagi, memejamkan matanya rapat.

Tak mau memberi jawaban yang lugas, Devan memilih pergi tanpa sepatah kata apapun lagi tadi. Meninggalkan Rayyan daripada memilih untuk memperpanjang pembicaraan. Ia sangat sadar, tindakannya itu bisa saja mengundang berbagai macam spekulasi atau bahkan kecurigaan.

Devan membasuh wajahnya cepat, berharap jika sejuknya air dapat menetralisir rasa resah-gelisah yang menyerang kuat hingga ulu hatinya. Napas lelaki itu nampak tak tenang. Sebelah tangan Devan meraih ponsel, membuka salah satu room chat-nya dengan seseorang yang begitu ia kenal.

Zivanna Neira : Sarapannya udah aku simpen di dalem tas kamu
Zivanna Neira : Jangan lupa dimakan
Zivanna Neira : Nanti nggak usah jemput, aku bisa pulang sendiri :)

Garis mata Devan kian meredup, ia masih saja membaca ulang pesan yang dikirimkan gadis itu dari dua bulan lalu. Iya, dua bulan lalu. Hari terakhir sebelum gadis itu dinyatakan hilang.

Devano Kaslavo : Ngeyel, kalau ada apa-apa ntar gue yang repot bego!
Devano Kaslavo : Di mana lo?! Gue jemput pulangnya.

Zivanna Neira : Nggak usah Devan, aku mau ketemu sama temen aku dulu

Devano Kaslavo : Cowok apa cewek?

Zivanna Neira : Temen cowok. Ada hal penting yang mau aku omongin dulu sama dia. Nanti aku kabarin lagi ya.

Diremas kuat benda pipih itu hingga rasanya akan retak, Devan nampak tak karuan. Untuk apa orang di sekitarnya kembali membahas gadis itu? Membahas seseorang yang bahkan sudah lama tak kembali, seseorang yang pernah Devan harapkan mati.

"Gue benci lo, Na. Benci banget." Devan melirih pelan. "Tapi gue sayang."

—oOo—

"Hapemu Xiaomi, kartuku Three. Kayaknya kita cocok jadi pasangan Xiaomi is three. Anjay edan gini status aing, ALLAHUAKBAR!!" kata Keyla.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang