•4•

269 7 0
                                    

Mentari menyinarkan cahaya cerah nya menembus jendela kamar Fee di pagi ini membuat Fee terpaksa membuka matanya karena silau

Fee melirik jam menunjukkan pukul 7 dan menurutnya ini masih terlalu pagi sialnya mengapa Fee harus bangun sepagi ini padahal ini adalah hari Minggu menurutnya hari minggu adalah waktunya untuk bermalas malasan

Tenggokan Fee terasa kering , Fee menuju dapur untuk mengambil minuman air mineral hangat untuk meredakan hausnya

Saat Fee selesai meminum gelasnya

"Fee beliin mama rinso ke indomaret depan dong cantik" suruh Gita seraya melebarkan senyumnya

"Mami mah gitu kalo ada maunya bilangnya aku cantik kalo ga aja dikata burik" 

"Dih buruan napa mami mau nyuci ini. Nih buruan yang wangi yah"

"Iye mami tapi belum cuci muka ini" elak Fee

"Dih biasanya juga kaga pernah nyentuh aer klo weekend"

"Iye boss siap" seraya menuju indomaret depan

Sudah terbiasa Fee seperti ini dia memang jarang mandi bahkan cuci muka sekalipun yaa Fee merupakan wanita yang jorok tidak tidak dia bukan hanya sedikit tapi memang jorok namun tetap saja.. Cantik

Fee sudah sampai indomaret dan dia memlih yang wangi sesuai pesanan sang ibunda

Saat Fee sedang asik memilih milih tanpa sadar dia menabrak seseorang di depannya

Dugg

"Eh sorry" ucap Fee sedikit malu dia tidak berani melihat siapa orang di depannya

"Eh lo kok ada di sini Fee" ucap sesorang tersebut membuat Fee sedikit terkejut pasalnya Fee mengenali suara itu

Fee memberanikan melihat sosok laki laki di depannya

"Eh Iq kok lo disini?" ucap Fee tersenyum canggung

"Gua tinggal ngga jauh dari sini. Panggil aja Kik aneh banget panggilnya Iq" sahut Iqi sambil tersenyum menatap Fee

"Hehe iya kik. Eh gue tinggal di belakang situ sih, masa gue ga tau ya" jawab Fee

"Gua baru pindah Fee. Gua boleh main kerumah lo? Belum ada temen nih gua disini" sorot mata Iqi seakan memaksa Fee untuk mengatakan 'Iya'

Entah mengapa Fee tanpa memikirkan kalo dia mungkin saja di marahi Gita membawa teman cowok ke rumahnya "Yaudah ayo" ucap Fee dengan enteng

Fee menuju kasir dan membayar Rinsonya namun anehnya Iqi tidak membeli barang satu pun

"Gue curiga jangan jangan lo modus ya mau kerumah gua, masak kaga beli apapun" tanya Fee curiga dengan tatapan mata yang sedikit menyipit

"Eh ee..enggak sih gua tadi pen beli jajan eh ga jadi karena mau ke rumah lu"

"Dih beli aja lagi ntar gua minta, pelit amat sih"

Iqi berhenti dari langkahnya membuat Iqi tertinggal dari Fee yang masih berjalan, Iqi tak menjawab dan wajahnya nampak kaget dan sepertinya ia merasa sedikit bersalah

"Hahaha canda kali serius amat kik" ucap Fee seraya menoleh kebelakang menatap Iqi yang masih terdiam di tempatnya

"Hehe kirain beneran Fee kaget gua ga enak aja gitu" seraya melangkahkan kaki nya menuji Fee dan berhadapan dengan Fee sembari tersenyum begitu manis

Jantung Fee berdetak hebat apakah mungkin dia menyukai laki laki yang berada di depannya sekarang? Entahlah

"Jadi kerumah lu ga nih panas tau" ucap Iqi membangunkan lamunan Fee yang menatap Iqi

AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang