Part 28 [Terungkap]

3.1K 251 143
                                    

Semilir angin berhembus melewati jendela kaca yang terbuka. Menerpa wajah Alex yang terlihat cemas dan putus asa?

Stev terdiam mencoba mencerna cerita dari mantan Beta Golden pack itu, Simon.

"Tunggu! Bukankah dari cerita yang kudengar, bahwa orang tua dari Alpha Alex terbunuh saat menyelamatkan Alpha?" Tanya Stev menatap Alex dan Simon bergantian.

"Itu semua hanya cerita dari mulut kemulut, kau bisa tanyakan pada Alpha Alex sendiri. Apakah itu benar atau salah," ucap Simon.

Stev menatap Alex, meminta jawaban dan dengan ragu di angguki oleh Alex.

Alex menghelakan nafas lelah, "maafkan aku tidak memberitahumu. Aku hanya tak ingin mengungkit masalalu kelam itu."

"Tak apa, aku mengerti. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" Tanya Stev.

Simon menatap hamparan luas hutan yang ada dihadapan'nya, seakan menerawang kebelakang.

"Saat itu, aku mencoba mencari Carolline dengan membawa bayi digendonganku. Aku tak tahu apa yang kupikirkan saat itu. Tapi bagaimanapun juga, Carolline tetaplah Mate-ku."

Simon terdiam sejenak. Rasa bersalah itu semakin terasa dihatinya.

"Setelah sekian lama aku mencari, akhirnya aku dapat mencium aromanya. Aroma yang dapat membuatku bertekuk lutut  seketika. Aroma itu menuntunku kedasar jurang dan menemui Mate-ku, Carolline."

Stev terbelalak. Seketika ingatan'nya menangkap sesuatu hal dari masalalu.

"Dasar jurang? Apa jangan-jangan nenek tua yang dulu ingin menangkap kita itu adalah Carolline?" Tanya Stev pada Alex.

"Bisa jadi, iya. Tapi bagaimana mungkin ia bisa selamat setelah jatuh dari jurang sedalam itu?"

"Aku menemukan'nya didasar jurang dengan kondisi sekarat," Potong Simon.

Seluruh pandangan tertuju pada Simon yang menundukan kepala meratapi kebodohan'nya dimasa lampau.

"Saat itu naluri seorang Mate menguasai diriku. Aku tidak bisa berpikir jernih. Red, Serigalaku terus melolong pilu sehingga aku semakin gencar untuk menolong Carolline."

"Bagaimana caranya? Bukankah dia telah sekarat?" Tanya Ophelia.

"Aku membawanya kesuatu tempat dimana aku bisa menandainya. Disana aku menyalurkan setengah tenagaku yang tersisa untuk menyembuhkan dia."

"Cukup lama untuk dia sembuh. Dan selama itu aku terus merawatnya dan membuat hatinya luluh padaku. Entah sejak kapan cinta itu tumbuh. Dan akhirnyapun ia bisa menerimaku dan ikut merawat anak dari King Petter dan Queen Aziera."

"Lalu, bagaimana kau dapat membuat Bom? dan mencelakai Mate-ku!" Geram Alex.

"Maafkan saya King, tapi sungguh bukan saya pelakunya. Saat itu, saya merasa sangat bersalah karena telah mengkhianati Pack dan membantu musuh. Oleh karena itu saya memutuskan untuk tidak pernah menggunakan Kekuatan Wolf saya lagi. Dan untuk melindungi diri dari Rogue, saya membuat Bom khusus untuk Werewolf."

Simon menghelakan nafas, "Namun sayang, tanpa sepengetahuan saya Carolline masih memiliki niat jahat untuk balas dendam. Dan saat saya mengetahui itu semua, Carolline marah dan pergi meninggalkan saya dan membawa anak King Petter. Ia memanfaatkan Bom-bom yang saya buat untuk mencelakai para Werewolf."

Alex terdiam sejenak, "Tunggu! Jadi anak King Petter masih hidup?"

Simon mengangguk membuat seisi ruangan terkejut. Alex sedikit terhenyak. Fakta apalagi ini! Pikir Alex.

Alpha's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang