Satu bulan kemudian.
Masalah muncul lagi, kali ini menimpa jihyo. Ia tengah menangis sesegukan di kamarnya. Ketukan pintu terus terdengar.
" Jihyo ya! Park jihyo! Dengarkan oppa dulu! "
Jihyo tak mau mendengarnya, rasa bersalah begitu membuatnya gelisah dan terus menangis.
" Jihyo-ya" Kali ini suara itu menjadi lembut.
Jinyoung, lelaki dewasa itu sedang bingung mau menjelaskan apa kepada adiknya.
Flashback.
" Baiklah, aku ikuti kemauan appa"
Lelaki paruh baya itu tersenyum bangga dan mengangguk mendengar penuturan jinyoung.
" Lusa kau akan berangkat? Kau tinggal pergi saja dengan membawa badan dan bajumu" Ucap tuan park.
" Ne, aku akan menyiapkannya" Ucap jinyoung.
" Apa maksud oppa dan appa? " Gadis itu muncul dari balik ruangan.
" Jihyo-ya" Panggil appanya.
" Oppa mau pergi?! Oppa mau kemana? " Gadis itu mulai panik.
" Jihyo-ya, dengar dulu... Duduk dulu" Tuan park mencoba menenangkan putrinya.
Jihyo mendengar ucapan tuan park dan duduk diantara mereka, lalu tuan park bangkit dari duduknya dan pergi.
" Appa? " Jinyoung memanggil.
" Kau yang jelaskan saja jinyoung a" Ucap appanya. Sejujurnya tuan park juga takut dengan omelan putrinya.
" Ne? Appa! " Jinyoung mulai panik.
Ia ingin kabur, tapi tatapan mematikan itu mencengkram dirinya kuat dan tak bisa kabur.
" Mian" Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
" Mian? Aku tak ingin mendengar itu, sekarang aku butuh penjelasan! " Ucap jihyo.
" Lusa, oppa akan pergi Amerika " Jelas jinyoung.
" Ne? Untuk apa! "
" Appa meminta oppa untuk melanjutkan usaha appa, oppa harus belajar dulu disana bersama orang kepercayaan appa" Jelasnya lagi.
" Mwo! Sejak kapan oppa tau? " Tanyanya lagi... Jihyo semakin curiga
" Dua bulan lalu? Mungkin... " Ucapnya.
" Apa yang sebenarnya oppa lakukan dengan nayeon? Dan apa hubungannya dengan semua ini" Ucap jihyo.
" Ne, kau memang tidak bisa dibohongi... Nayeon pasti sedih ketika tau oppa akan pergi, jadi sepertinya menyakiti nayeon dan membuat dia melupakan oppa lebih baik kan... Dibanding oppa harus menggantung dia dan membuat dia merasa dipermainkan" Jelas jinyoung.
" Oppa membuatku terlihat sangat jahat!" Ucap jihyo, air matanya mulai jatuh.
" Tidak, disini memang oppa yang salah" Ucap jinyoung.
" Aku merasa bersalah telah menuduh oppa dan mendiamkan oppa sebulan ini... Mian" Ucapnya dan berlalu pergi.
Flashback off
Sudah setengah hari jihyo dikamar tidak mau membuka pintu kamarnya, ia merasa sangat bersalah pada jinyoung.
_________________________________
Drtttt
Nayeon sekilas melihat notifikasi di layar handphonenya, tapi ia tidak berniat membuka itu.. Kini ia bersama dengan eunha di apartemennya.
" Sekarang kau mengerti? " Tanya Eunha.
" Ne, sangat mengerti" Ucap nayeon membalasnya dalam bahasa Jepang (anggap saja begitu)
" Woooo.. Kau banyak perkembangan" Puji Eunha.
" Semuanya berkat dirimu, gomawo" Ucap nayeon.
Mereka sekarang lebih akrab, bahkan mereka mendaftar di Universitas yang sama, Eunha juga sangat baik padanya.. Eunha banyak membantu dirinya.
" Karna kau cepat tanggap juga, kalau begitu aku harus pergi nayeon-aa, aku mau pergi mencari barang titipan temanku" Ucap Eunha.
" Boleh aku ikut? Aku sedang bosan" Ucap nayeon membereskan bukunya.
" Tentu, ayo kita berangkat" Ucap Eunha.
________________________________
Kini kedua gadis itu sedang berada di toko parfum, nayeon sendiri mencoba beberapa bau yang ia sukai dan bahkan meracik parfumnya sendiri.
" Wahh... Banyak sekali yang kau beli" Ucap Eunha
" Hmm, aku suka dengan baunya... Sangat wangi" Ucap nayeon.
" Iya, disini memang terkenal... Bahkan teman kecilku sering memintaku untuk menolongnya membeli parfum ini, dan ia menyuruhku meracik untuknya" Ucap Eunha sambil meneteskan beberapa tetes essence lavender dan mencampur nya.
" Benarkah, wahh.. Tempat ini sepertinya terkenal, bahkan sahabatku yang di Korea sering menyebut toko parfum ini" Ucap nayeon.
" Benarkah? Wah.. Tidak disangka" Ucap Eunha
" Baunya familiar di hidungku" Ucap nayeon saat Eunha mengipas-ngipasi parfum itu.
" Ne?! Benarkah, padahal ini racikan sahabatku... Berarti dia meniru orang lain? " Eunha bertanya-tanya
" Entahlah, tapi ini sangat familiar... Tapi aku lupa" Ucap nayeon.
__________________________________
Malam sudah datang, gadis kelinci itu baru saja memasuki apartemennya dan menyimpan barang belanjaannya.
Ia melepas sepatunya dan menganti pakaiannya.
" Ahhh, melelahkan" Ucapnya saat merasakan tubuhnya merapat pada sofa.
Drtttt drtttt
Suara getaran itu mengingatkan dia akan sesuatu, dan akhirnya dia segera merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan handphonenya.
Benar saja, sudah ada beberapa chat dari Jeongyeon sejak tadi siang yang lupa ia baca.
" Nayeon-aa, kau dapat kabar dari jihyo?"
" Sepertinya dia sedang sedih"
" Tapi dia belum bercerita padaku"
" Apakah kau sibuk? ""Ahh mian! Aku lupa, kenapa dengan jihyo? Apa sudah ada kabar? Bagaimana keadaannya? Apa yang terjadi"
"Sebaiknya kau tanyakan langsung nayeon-aa"
Nayeon mulai bingung, ia akhirnya menelfon jihyo lewat insta. Beberapa kali nayeon coba, tapi tidak diangkat jihyo.
Ia semakin merasa kHawatir dengan keadaan jihyo, hatinya mulai tidak tenang.
Satu satunya cara yang terpikir oleh nayeon adalah jaebum, akhirnya ia menelepon jaebum berharap diangkat oleh oppanya.
Ia terus berjalan kesana kemari dengan handphone yang menempel di telinganya.
" Halo? "
Suara itu membuat nayeon bernafas lega
" Oppa! "
" Wae? Kenapa? Ada apa? " Tanya jaebum.
" Oppa! Ada apa dengan jihyo? Apakah oppa dengar sesuatu dari jinyoung? " Tanya nayeon hati-hati.
" Ne? Ani! Oppa tidak mendengar apapun" Jawabnya.
" Jinjja? Jihyo tidak mengangkat telfonnya, ada apa ya dengan dia? " Ucap nayeon pelan.
" Apa kau tidak tanya temanmu? "
" Sudah, tapi mereka juga tidak memberitahu aku" Jawab nayeon.
"Jaebum-a! Jinyoung mencarimu! "
"Ne eomma! " Jawab jaebum
Suara nyonya im itu membuat nayeon curiga dengan jaebum.
" Oppa! Kau benar-benar tidak ingin bercerita kepadaku? " Tanya nayeon.
" Nayeon-aa, bukan begitu... Sebenarnya... Aduh... Oppa merasa ini tidak harus kamu ketahui" Ucap jaebum.
" Ahh, ne.. Baiklah... Aku tutup dulu telfonnya oppa! " Ucap nayeon.
Tutttt
" Nayeon-aa! Nayeon! " Jaebum terus memanggil nayeon.
_____________________________
Akhirnya jaebum pasrah menelepon nayeon, ia sudah beberapa kali mencoba menelefon nayeon tapi terus nayeon tolak.
Di depan jinyoung pun dia masih gelisah dan tidak fokus
" Kenapa kau? " Tanya jinyoung.
" Ne! Ani! " Jawabnya
" Aku jadi berangkat lusa" Ucap jinyoung.
" Aku sudah tau! Kau sendiri yang bilang kan" Jawab jaebum.
" Ck! Kau benar sama sekali tidak peka! Aku kesini untuk pamit phaboya!" Ucap jinyoung.
" Hmm, berapa lama kau akan disana? " Tanya jaebum.
" Ya... Mungkin tiga tahun atau empat? " Ucapnya.
" Lama sekali"
" Kau terlihat ada masalah" Tutur jinyoung.
" Hmm, nayeon sedang marah padaku"
" Wae? Kau jahat padanya? "
" Kau yang jahat, bukan aku" Jawab jaebum.
" Hehe, apa dia menanyakan jihyo? "
Jaebum terdiam dan menatap jinyoung, lalu mengangguk kecil.
" Sudah kuduga, jihyo sedang menangis dirumah sekarang... Pasti dia tengah mengadu" Ucap jinyoung terkekeh.
" Hah, masalah ini jadi rumit" Ucap jaebum.
" Mian, semua ini salah ku... Tolong jaga adikmu baik-baik jaebum aaa... Kalau dia tidak jatuh kepelukan namja lain, aku akan memilikinya" Ucap jinyoung.
" Mwo? Apa kau baru saja meminta ijin?"
" Hehe, anggap saja begitu. "