34

7.4K 353 18
                                    

"Kalian siapa?" Vano bertaya dengan wajah linglung.

Fira sudah gemetar ketakutan, takut jika Vano juga melupakanya.

"Ini gue" suara Fira gemetar ketakutan, ekspedisi dia mengatakan Vano tidak akan lupa ingatan seperti di mimpi, namun kenyataan nya memang benar terjadi, boleh kan Fira merutuk pada nasib sekarang saja?

Fino dan teh Ica sangat kaget dengan hal ini, Vano sadar namun langsung menanyakan siapa mereka. Lebih aneh lagi melihat Fira biasa saja, gadis itu tidak menangis atau kelihatan syok, dia hanya bergetar seperti orang takut dan seakan tau hal seperti ini memang akan terjadi pada suaminya.

"Siapa kamu?" Vano menautkan alis bingung.

Fino dan teh Ica memilih keluar ruangan saja, memberi waktu untuk Fira dan Vano mengobrol sebentar.

"Gue Shafira" jawab Fira dengan nada pelan.

"Aku tidak mengenalmu" Vano memalingkan wajahnya.

Seakan mimpi tadi memang diperuntukkan baginya beberapa jam kedepan dan sekarang benar benar terjadi, Fira berusaha melapangkan dada untuk hal ini.

"Lo beneran lupa sama gue? Tega tau, jahat banget!" Fira memalingkan wajah seraya menghapus air matanya kasar.

"Aku tau nya kamu istriku, dan namamu Deanisa, bukan Shafira"

Masih ingat dengan Vano kecil yang selalu memanggil Shafira dengan sebutan Deanisa atau Nisa? Itu dia.

Fira langsung menoleh dan melihat Vano tersenyum tengil padaya.

"Anjir Vano goblok! Gue hampir aja empeduan tadi" Fira mengusap dadanya.

"Jantungan sayang" Vano menyentuh puncak kepala Fira seraya tersenyum manis, lesung pipi nya terlihat samar.

"Gue kaget, gue takut, gue takut lo ilang ingatan kayak di mimpi, gue takut goblok! Takut!" Fira kesetanan, dia memukul mukul ranjang rumah sakit dengan keras.

Vano menangkup kan kepala Fira di dadanya, menenggelamkan wajah istrinya itu di sana. Memeluk pinggangnya, berbisik lirih "aku tidak akan melupakanmu, bahkan sekalipun aku hilang ingatan, namamu yang akan selalu ada di memoriku"

Fira tersentuh, dia mendongak lalu berdiri dari kursi setelah sedari tadi duduk di sana, lalu memeluk erat Vano.

"I hate you Vano!" Fira berteriak di telinga Vano, Vano meringis pelan.

"I love you too Shafira" Vano mengusap pelan rambut Fira.

"Jadi Vano ga ilang ingatan?" tanya Fino yang tiba tiba datang, dia menggendong Vivi.

"Goblok banget kan ya bang, kaget akutu" Fira megambil alih Vivi, lalu membawanya kehadapan Vano.

"Ini anakku" Fira tersenyum dengan mata tak luput dari wajah gadis kecilnya. Vano terlihat tidak suka, bagaimanapun itu hasil benih-- darinya. Namun kemudian netra gelap Fira menatap Vano,

"Ralat, anak kita" Fira tersenyum manis dan senyuman itu menular pada Vano.

"Siapa namanya?" tanya Vano.

"Vivi Deandri Adninsya"

***

'Oeeee oeeee' (anggap suara bayi gaes.

"Vano ambilin popok ganti Vivi di lemari, cepet!" Fira menunjuk lemari pakaian khusus anaknya.

Vano yang sudah sembuh total berjalan kearah lemari dan membukanya, dia bingung mengambil popok yang mana karena berbeda beda ukuran dan bentuk.

Married With A Childish BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang