Flashback off...
Elena menangis sambil menutup telinganya,bayangan itu sungguh mengerikan baginya, kenapa semua itu tak berhenti menghantuinya, setelah ia sadar dari komanya bayangan itu terus hadir dimimpi nya, bahkan hampir satu tahun ia selalu rajin mengunjungi psikiater karena ini sangat mengganggu jam tidurnya.
Saat itu ia berusia tujuh belas tahun, ia akan selalu terbangun dengan tubuh yang bergetar hebat karena mimpi sialan itu, yang sayangnya ia tak bisa melihat jelas siapa yang ada dimimpi itu, hanya ada bayangan dua wanita dan satu pria yang saling berteriak dan menangis.
Tubuh Elena semakin terasa sakit dan tangisnya mun semakin menjadi, hingga seorang pria mendekatinya lalu berjongkok dihadapannya.
"Hai are you okey?" tanya pria itu bingung, bagaimana tidak saat ia berjalan terdengar suara tangisan cukup keras.Elena mengasah dan menatap pria itu dengan mata berair.
"I want back home, aku takut disini" lirih Elena memegang tangan pria itu seperti meminta bantuan."Hai tenanglah, dimana rumahmu biar aku antar" ujar pria itu
"Siapa namamu, aku Sean mungkin aku bisa mengantarmu atau membawamu ke kedutaan besar jika kau orang asing" lanjut Sean menawarkan diri.
"El-Elena, rumahku di New York, aku bersama suamiku ta-tapi aku tersesat" jelas Elena dengan terisak.
Sean hanya menganggukan kepalanya lalu membantu Elena berdiri.
"Aku akan mengantarmu ke kedutan Amerika"Mereka berjalan melewati lorong yang sunyi dan sepi, namun tanpa di duga hujan tiba-tiba turun dengan deras, membuat mereka berlari kencang mencari tempat yang teduh, beruntunglah mereka menemukan cafe kecil disana.
"Kau mau memesan sesuatu, kudengar disini wine nya cukup enak walau hanya sebuah cafe kecil" tawar Sean menyerahkan buku menu pada Elena.
"Aku tidak mau minum wine, aku mau teh saja" ujar Elena menutup buku menu.
"Baiklah, aku akan memesan wine, teh, dan melitinia" lalu Sean bicara dengan pelayan dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Elena.
Elena hanya menatap keluar, melihat hujan yang jatuh dari langit tanpa pernah mengeluh kesakitan, tidak seperti dirinya tergores sedikit saja sudah mengeluh kepada daddynya, ahhh.. Ia sangat merindukan pelukan daddynya, saat hujan seperti ini biasanya ia akan dibuatkan coklat panas dan muffin lalu mereka akan menonton film bersama, kalian tahu film apa itu, yup film keluarga sepanjang masa home alone.
Entah ia sangat menyukai film itu, sangat lucu dan tak masuk akal, bagaimana seorang manusia masih tetapan hidup setelah tertimpa berbagai benda.
"Hai kenapa kau menangis tadi?" tanya Sean membuyarkan segala bayangan Elena tentang kesenangannya.
"Karena aku seperti mengingat sesuatu yang sangat menakutkan, tapi aku tak bisa melihat wajah orang itu" jelas Elena menghela napas lelah.
Sean hanya tertawa lepas, membuat Elena bingung dengannya
"Kenapa kau tertawa?" tanya Elena sebal ditertawakan."Tidak..., tidak aku pikir hal seperti itu hanya ada di film dan drama, ternyata kau mengalami juga ya hahaha-,aku tidak percaya ini" tawa Sean semakin menjadi bahkan sampai mengeluarkan air mata.
"Ishhh, dasar pria aneh menyebalkan" gerutu Elena sambil melemparkan kain serbet di mejanya.
Tak lama pesanan mereka datang, teh panas yang mengepul dan wine yang terlihat menggiurkan, tak lupa cake khas Santorini yang juga masih hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap With Hot Daddy (Complited)
Romance(Dihapus sebagian) (tersedia dalam pdf) seorang wanita cantik,manja,dan putri dari pemilik penerbitan majalah gosip terkenal diseantero negeri harus menyamar demi mendapatkan berita seorang pengusaha terkaya di New York yang sangat tertutup setela...