(Dihapus sebagian) (tersedia dalam pdf)
seorang wanita cantik,manja,dan putri dari pemilik penerbitan majalah gosip terkenal diseantero negeri harus menyamar demi mendapatkan berita seorang pengusaha terkaya di New York yang sangat tertutup setela...
Elena menangis sambil menutup telinganya,bayangan itu sungguh mengerikan baginya, kenapa semua itu tak berhenti menghantuinya, setelah ia sadar dari komanya bayangan itu terus hadir dimimpi nya, bahkan hampir satu tahun ia selalu rajin mengunjungi psikiater karena ini sangat mengganggu jam tidurnya.
Saat itu ia berusia tujuh belas tahun, ia akan selalu terbangun dengan tubuh yang bergetar hebat karena mimpi sialan itu, yang sayangnya ia tak bisa melihat jelas siapa yang ada dimimpi itu, hanya ada bayangan dua wanita dan satu pria yang saling berteriak dan menangis.
Tubuh Elena semakin terasa sakit dan tangisnya mun semakin menjadi, hingga seorang pria mendekatinya lalu berjongkok dihadapannya. "Hai are you okey?" tanya pria itu bingung, bagaimana tidak saat ia berjalan terdengar suara tangisan cukup keras.
Elena mengasah dan menatap pria itu dengan mata berair. "I want back home, aku takut disini" lirih Elena memegang tangan pria itu seperti meminta bantuan.
"Hai tenanglah, dimana rumahmu biar aku antar" ujar pria itu
"Siapa namamu, aku Sean mungkin aku bisa mengantarmu atau membawamu ke kedutaan besar jika kau orang asing" lanjut Sean menawarkan diri.
"El-Elena, rumahku di New York, aku bersama suamiku ta-tapi aku tersesat" jelas Elena dengan terisak.
Sean hanya menganggukan kepalanya lalu membantu Elena berdiri. "Aku akan mengantarmu ke kedutan Amerika"
Mereka berjalan melewati lorong yang sunyi dan sepi, namun tanpa di duga hujan tiba-tiba turun dengan deras, membuat mereka berlari kencang mencari tempat yang teduh, beruntunglah mereka menemukan cafe kecil disana.
"Kau mau memesan sesuatu, kudengar disini wine nya cukup enak walau hanya sebuah cafe kecil" tawar Sean menyerahkan buku menu pada Elena.
"Aku tidak mau minum wine, aku mau teh saja" ujar Elena menutup buku menu.
"Baiklah, aku akan memesan wine, teh, dan melitinia" lalu Sean bicara dengan pelayan dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Elena.
Elena hanya menatap keluar, melihat hujan yang jatuh dari langit tanpa pernah mengeluh kesakitan, tidak seperti dirinya tergores sedikit saja sudah mengeluh kepada daddynya, ahhh.. Ia sangat merindukan pelukan daddynya, saat hujan seperti ini biasanya ia akan dibuatkan coklat panas dan muffin lalu mereka akan menonton film bersama, kalian tahu film apa itu, yup film keluarga sepanjang masa home alone.
Entah ia sangat menyukai film itu, sangat lucu dan tak masuk akal, bagaimana seorang manusia masih tetapan hidup setelah tertimpa berbagai benda.
"Hai kenapa kau menangis tadi?" tanya Sean membuyarkan segala bayangan Elena tentang kesenangannya.
"Karena aku seperti mengingat sesuatu yang sangat menakutkan, tapi aku tak bisa melihat wajah orang itu" jelas Elena menghela napas lelah.
Sean hanya tertawa lepas, membuat Elena bingung dengannya "Kenapa kau tertawa?" tanya Elena sebal ditertawakan.
"Tidak..., tidak aku pikir hal seperti itu hanya ada di film dan drama, ternyata kau mengalami juga ya hahaha-,aku tidak percaya ini" tawa Sean semakin menjadi bahkan sampai mengeluarkan air mata.
"Ishhh, dasar pria aneh menyebalkan" gerutu Elena sambil melemparkan kain serbet di mejanya.
Tak lama pesanan mereka datang, teh panas yang mengepul dan wine yang terlihat menggiurkan, tak lupa cake khas Santorini yang juga masih hangat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Elena menyeruput teh nya, lalu ia mengambil melitinia dan memakannya, dan tanpa diduga rasanya benar-benar seperti selera Elena, hingga ia terus mengambil dan mengambil kue itu.
Sean hanya memandang Elena, ia merasa Elena sangat berbeda, cantik, apa adanya, dan tidak takut makan banyak. Sangat berbeda dengan wanita yang mendekatinya, sangat menjaga image mereka.
"Wow, nona tenanglah aku bahkan belum makan sedikitpun" seru Sean melihat Elena yang begitu semangat memakan melitinia hingga hanya disisakan dua untuknya.
Elena meminum tehnya dengan pelan "Kue ini sangat enak, aku jadi tidak bisa berhenti memakannya lagi dan lagi, kau bisa memakannya sekarang maaf" kekeh Elena sedikit kikuk sambil mendorong piring yang hanya tersisa dua melitinia.
"Ya baiklah, aku akan menikmati sisanya dan terimakasih untuk menyisakan untukku" sindir Sean sambil mengambil melitinia dari piring dan memakannya.
Sean melihat ada,remahan kue yang tertempel di sudut bibir Elena, baru saja ia akan membersihkannya jika tidak ada suara yang menghentikan pergerakannya.
"Elena, kemana saja kau?" tanya suara yang sudah pasti itu adalah Adam
Elena terlihat senang dan langsung berdiri lalu memeluk Adam. "Adam, aku pikir aku tidak bisa menemukanmu kau tahu aku tersesat untuk saja ada Sean yang membantuku jika tidak mungkin aku akan diculik" cerita Elena panjang lebar.
Adam mengecup kening Elena lalu memeluk pinggang ramping Elena erat. "Kenapa tidak menelepon, aku mencarimu sampai gila rasanya, aku takut kau kenapa-napa" ujar Adam khawatir.
"Aku baik-baik saja, dan kenalkan dia yang menolongku tadi Sean, dia juga yang membelikan ku kue lezat ini" tambah Elena memperkenalkan mereka. "Sean walker" ujar Sean mengulurkan tangan.
"Adam Logan" balas Adam menyambut uluran tangan Sean.
mereka saling berjabat tangan, setelah itu Adam berterimakasih dan pamit membawa Elena pergi. "Terimakasih telah menolong istriku, untuk makannya biar aku yang membayar"
"Bye Sean, jika kau ke New York mampirlah ke rumah kami" ujar Elena, lalu mereka pergi dari cafe itu.
"Psttt..., akting ku bagus akan dengan langsung memelukmu seolah-olah kita terlihat sebagai pasangan romantis sayang tidak ada paparazi" bisik Elena pada Adam.
Adam hanya diam dan menggenggam erat jemari Elena yang kecil dibanding dirinya. "Dasar menyebalkan, jawab aku donk, bagus tidak?" desak Elena supaya Adam memberikan penilaian pada aktingnya walau Elena tahu dengan jelas yang tadi bukanlah akting tapi reflek dari tubuhnya begitu melihat Adam.
"Akun lebih suka melihat akting ku yang tak berdaya dibawah ku seperti semalam" bisik Adam yang langsung membuat pipi Elena memerah.
"Dasar mesum" teriak Elena sambil memeluk lengan kekar Adam, yang hanya dibalas tawa lepas oleh Adam.
*****
Setelah Elena dan Adam pergi, Sean masih berada di kafe itu sambil meneguk wine nya.
"Adam Logan, akhirnya kau muncul juga" ujarnya lalu meneguk wine terakhir sebelum pergi.
*****
Gimana, Elena ketemu cowo baru nih, kalian suka mana ElenaAdam atau ElenaSean??? Kalo aku mah yang penting jodoh🤣🤣🤣, kriuk... Kriuk garing
Sorry for typo dan keabsurdan cerita ini
Next part aku mau banjir komen sama votte dari kalian,400 votte #author ngelunjak.🤣🤣🤣
Love Viadoa😘😘
Adam Logan
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Elena Morris
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sean Walker
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.