Your Change
.
.
.
Semenjak kejadian malam itu Lyana semakin menjauh dari Mama nya Leni. Lyana jarang ikut gabung sarapan Pagi dan berkumpul bareng keluarga. Lyana sangat kecewa dengan sikap Mama nya itu.. Tidak seharusnya Mama nya memandang orang bawah dengan remeh.. Semua dimata Allah itu sama. Seperti pagi ini Lyana tidak ikut sarapan lagi bareng Mama dan Papa nya itu. Menuruni anak tangga dengan tergesa dan melewati Leni serta Hendra yang sedang sarapan melihat Lyana yang berlalu tanpa sarapan.
"Lyana... " Panggil Leni menghentikan Langkah Lyana tanpa menoleh kebelakang.
"Lyana buru-buru Ma... Ali udah didepan. " Ucapnya datar.
"Begini kamu cara berbicara dengan orang tua.. Tanpa melihatnya?. " Ujar Leni.
Lyana membalikkan tubuhnya melihat Leni. "Maaf Ma.. Permisi. " Ucapnya kembali melangkahkan kaki nya.
"Tunggu Lyana.. " Teriak Leni.
"Mama perlu apa?.. Lyana buru-buru. " Ucap Lyana kembali menghentikan langkahnya.
"Mama mau kamu---. "
"Jauhi Ali?? Udah basi tau gak Ma... Karena sampai kapanpun Lyana gak akan ngejauhi Ali... Lyana Cinta sama Dia... Emang salah ya kalau Lyana sama Dia.. Salahnya diamana Ma?? Karena dia gak sekaya Mama?? Iyaa?? Lyana gak butuh dia sekaya itu.. Hidup sederhana dengannya aja Lyana udah bahagia Ma.. Hidup bergelingmah Harta kalau gak menjamin kebahagiaan untuk apa Ma..?? Jadi Lyana ingatkan lagi sama Mama.. Jangan pernah Mama buat nyuruh Ali ataupun Lyana buat saling ngejauh... Karena itu gak ngaruh sama sekali Ma.... " Potong Lyana cepat dan melanjutkan langkahnya.
"Ohh iya satu hal lagi... Bulan depan Lyana menikah.. Papa yang mempersiapkan semuanya.. Dan sampai Mama masih tetap ngotot mau pisahi Lyana sama Ali.. Maka saat itu Lyana akan pergi jauh dari hidup Mama.. " Ucapnya kembali menatap Leni yang diam mematung dan benar² melanjutkan langkahnya meninggalkan Leni yang diam menatap kepergian Lyana.
"Kamu dengar sendiri kan.. Jangan sampai sikap egois kamu ini membuat Putri kita menjauh dan pada akhirnya pergi meninggalkan kita. "
"Kamu lanjut sarapan.. Aku berangkat. " Lanjut Hendra berlalu meninggalkan Leni yang masih diam memikirkan ucapan terakhir Lyana.
"Mama gak akan biarkan kamu pergi Ly... Gk akan. " Gumam Leni.
.
.
.
.
.
"Alhamdulillah akhirnya kalian berhasil melewati rintangan ya.. Selamat buat kalian. " Ucap Indah sahabat Lyana.
"Makasih ya ndah.. Alhamdulillah.. Akhirnya Mama setuju sama pernikahan ini. " Balas Lyana memeluk Indah.
"Sama-sama... Bahagia terus ya... Ali baik orangnya gue yakin lo pasti bahagia hidup denganya. " Balas Indah berbisik ditelinga Lyana.
"Aamiin... Makasih ya. " Balas Lyana merenggangkan pelukannya.
"Udah kali.. Elahhh gantian dong.. Gue juga mau ngasih selamat nihh. " Acha sahabat Lyana yang kocak.
"Iya² sabar napa Cha. " Balas Indah beralih ke Ali.
"Ya ampun Ly... Akhirnya perjuangan Cinta kalian berakhir di janji suci ini ya... Terhura gue." Ucap Acha memluk Lyana yang sudah terkekeh.
"Iya Cha.. Semoga aja kedepannya baik-baik aja ya. " Balas Lyana memeluk Acha.
"Aamiin... Mama Lo wajahnya gak enak banget di pandang. " Ucap Acha berbisik.
"Biarin ajalah.. Yang penting dia udah setuju sama hubungan Ini. " Balas Lyana tersenyum.
"Iya lo bener... Sekali lagi Samawa ya sahabat gue.. "
"Aamiin... Makasih ya Cha. " Balas Lyana senyum.
"Dan buat Lo Ali.. Jaga sahabat gue ini ya.. Jangan buat dia nangis.. Gue tau lo baik orangnya. " Ucap Acha serius menatap Ali.
"Pasti.. Aku akan jaga Dia dengan sepenuh jiwa Aku.. Gak usah khawatir. " Balas Ali menarik pinggang Prilly merapat.
"Gue pegang ucapan Lo... Dan Lo Lyana.. Lo juga harus ada buat Ali dalam kedaan apapun.. Karena dia suami Lo sekarang. " Ucap Acha beralih menatap Lyana.
"Selalu Cha.. Gue akan selalu ada buat dia.. Apapun keadaanya. " Balas Lyana memeluk pinggang Ali.
"Bagus."
Plak..
"Awsss.. Rese ya siapa sihh. " Ucap Acha meringis saat ada yang mengeplak kepalanya.
"Apa!!... Gaya lo ngomong sok bener aja lo. " Ujar Indah berdiri di samping Acha.
"Apaansh Lo ndah.. Main ngeplak kepala gue aja.. Di fitrah nihh sama emak bapak gue. " Mengelus kepalanya.
"Halahh bacot Lo cha... Lo gak liat tuhh banyak yang ngantri hahh... Ngebacot mulu lo dari tadi. " Ucap Indah.
Acha menoleh kebalakang ternyata benar banyak yang ngantri. "Hehehe maaf semuanya... Bentar ya. " Ucap Acha menangkup kedua tanganya.
"Busett gak sadar gue.. Banyak yang ngantri ternyata wkwk... Ehh btw gue serius lohh ngomong tadi. " Ucap Acha.
"Iya Cha.. Gue akan ingat ucapan lo.. Maksih ya buat kalian yang selalu ada buat gue " Balas Lyana tulus kembali memluk Indah dan Acha.
"Ehhh gue terharu masa. " Ucap Acha polos.
"Berisik Lo Cha. " Balas Indah fokus kembali memeluk Lyana yang diikuti Acha.
Acha kembali mengangkat kepalanya melihat Ali. "Lo gak mau ikutan Li?? Mumpung masih berlanjut. " Ucap Acha tenang dan berakhir kepala Acha di tarik kasar oleh indah untuk memeluk Lyana.
"Anda kasar.. Untung nihh kepala made in Allah... Bukan made in China.... " Ucap Acha mengundang tawa Ali.
"Udah ahh pengap gue.. Banyak yang ngantri tuhh. " Ucap Acha melepaskan pelukan mereka.
"Dari tadi lo gak bisa diam ya Cha. " Ucap Indah kesal.
"Ngapa sihh lo sensi amaat sama gue.. " Ucap Acha.
"Udah ahh kalian ini.. Turun sana.. Masih ada yang mau giliran tuhh. " Lerai Lyana.
"Lo ngusir nihh ceritanya?. " Tanya Acha dan Indah memutar bola matanya dengan malas.
"Kita kesana dulu ya Ly.. " Ucap Indah menarik tangan Acha.
"Eh ehh tangan gue.. Main tarik-tarik aja lo ndah."
"Berisik Lo.. Lo gak liat Mama Lyana natap kita dari tadi. " Ucap Indah pelan seraya berjalan.
Sontak saja Acha melihat Leni dan dengan saat bersamaan Leni juga melihat Acha. "Ehhh mwehehehe hai tante. " Ucap Acha spontan melambaikan tangannya dengan cengirannya.
"Busettt pas banget dia natap gue ndah.. Untung gue langsung senyum haha. " Ucap Acha berbisik.
"Udah diam Lo.. Berisik banget lo dari tadi.. "
"Iya-iya elahh... Ehh gue heran deh.. Lyana cantik imut.. Tapi kok emaknya begitu ya.. Wajahnya serem.. Cantik sihh tapi galak. " Ucap Acha yang sudah duduk disebelah Indah.
"Husss dengar tante Leni tau rasa lo. " Ucap Indah.
"Uppsss.. Maaf².. Gue ambil makan dulu ya.. Lapar gue. " Ucap Acha.
"Sekalian gue ya Cha. " Balas Indah.
"Dihhh ambil sendiri lahh... Mau taruh di mana wajah gue yang syanteekk ini... Masa bawa makanan dua piring.. Kan gak bangett.. Disangka gue rakus kalii. " Ucap Acha.
"Emang Lo rakus kali Cha. " Balas Indah tertawa.
"Ishhh ya gak usah keliatan bangetlahh... Sebagai cewek jaga image dong.. Gimana sihh Lo. " Ucap Acha kesal.
"Udah ahh gue ambil makan dulu. " Ucap Indah berlalu.
"Tunggui gue elahh. " Ujar Acha mengejar langakah Indah.
Malam ini adalah hari dimana malam yang bersejarah bagi dua insan yang sedang berbahagia ini. Dua insan itu yang tak lain adalah Ali dan Lyana. Setelah melakukan ijab kobul tadi pagi dirumah besar Lyana kini mereka sudah resmi menjadi Suami dan Istri. Resepsi berjalan dengan lancar tentu dengan atas persetujuan Leni. Dia tidak ingin Putri satu-satunya pergi meninggalkan dirinya.
Disinilah sekarang Ali dan Lyana dikamar Lyana sedang tidur dengan Lyana memeluk Ali."Aku bahagia sayang. " Ucap Ali.
"Aku jauh lebih bahagia. " Balas Lyana memeluk erat Ali.
"Akhirnya kita bisa bersatu dalam ikatan ini. "
"Iya Hon.. Gak ada yang dapat memisahkan kita kecuali Allah. "
"Kamu janji ya selalu bersamaku apapun keadaan aku dan apapun yang terjadi kedepannya.. Kita gak tau masalah apa yang akan kita hadapi kedepannya. " Ucap Ali.
"Aku janji Hon.. Aku janji.. " Balas Lyana.
"Love you. " Ucap Ali mendekatkan wajahnya ke wajah lyana.
"Love you too. " Balas Lyana memejamkan matanya ketika Ali semakin mendekatkan wajahnya. Dan terjadilah yang seharusnya dilakukan sepasang pengantin yang baru menikah.
Di sensor yaa wkwkwk pasti banyak yang dibawah umur nihh... Aku sihh bisa aja buat First Night nya.. Tapiiiiii gak boleh yaaaa wkwkwk
Your Change
Tertanda
Widiya
😚Bersambung...