Anis tengah terbaring lemah di brankar salah satu Rumah Sakit ternama di Aussie. Beberapa jam lalu, Anisa terpaksa dibawa ke Aussie karena kondisi nya yang semakin melemah. Ryan, Dave dan Arthur lah yang menemani Anis berangkat ke sana.
"Bang Arthur, Shandy tadi telpon gue" ucap Dave.
"Ya, biarin aja"
"Dia nanya kita ada dimana"
"Gak usah di jawab"
"Lah? Kok gitu? Bukannya kemaren lo udah maafin dia?"
"Udah" jawab Arthur.
"Kenapa dia gak boleh tau kalo kita ada disini?"
"Ada saat nya gue kasih tau dia, lo tenang aja"
Dave mengangguk kan kepala nya pertanda bahwa Ia paham dengan ucapan Arthur. Kedua laki-laki itu kini tengah berada di luar Rumah Sakit, mereka memutuskan untuk mencari salah satu Restoran. Arthur sudah meminta Ryan untuk menjaga Anisa dengan baik, tak lupa Ia juga meninggalkan beberapa bodyguard di depan ruangan Anis.
Katakan saja Arthur terlalu over protektif terhadap adik nya. Padahal di Rumah Sakit penjagaan nya juga lumayan ketat, namun Arthur tetap keukeh menyuruh bodyguard nya untuk menjaga di depan ruangan Anis.
***
Di negeri seberang, Indonesia. Shandy sedang bingung kemana Anis dibawa pergi oleh Arthur. Dia sudah mencoba untuk menghubungi Dave, namun tak kunjung ada balasan, yang lebih parah nya lagi adalah nomor Dave dan Arthur tidak aktif lagi setelah beberapa jam keberangkatan mereka ke Aussie.
Shandy tengah berada di dalam kamar nya, memukul dengan keras tembok berwarna hitam putih itu. Meluapkan segala emosi nya kepada tembok yang sama sekali tak bersalah dalam masalah ini. Keadaan Shandy sangat kacau. Rambut nya acak-acakan dengan baju yang sama sekali tidak rapi.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Suara perempuan yang sangat familiar di telinga Shandy sedari tadi memanggil-manggil namanya. Sedangkan laki-laki yang di panggil itu hanya melayangkan pukulan ke tembok tanpa henti. Tangan nya mengeluarkan darah segar, Ia tak merasakan sakit apapun karena emosi nya terlampiaskan.
"Shandy, keluar. Kamu gak pa-pa kan di dalem?" Tanya Maya dengan khawatir.
"Fine, Bun" jawab Shandy tanpa membuka pintu kamar nya.
Maya menghela napas pasrah, baru kali ini Ia menghadapi Shandy dengan sikap yang seperti ini. Dia sangat khawatir terhadap putra nya itu, Ia takut Shandy akan menjadi pribadi yang lebih buruk kedepan nya.
- - -Siang berganti malam. Matahari tergantikan oleh bulan. Langit berubah menjadi gelap dengan bintang-bintang yang bertaburan di atas sana. Shandy duduk di balkon kamar nya dengan tatapan kosong, dia sangat tidak mood untuk melakukan apapun saat ini. Dingin dan hampa, begitu lah suasana hati Shandy sekarang. Sama seperti dulu saat Ia tak pernah dekat dengan perempuan dan bunda nya masih dalam kondisi sakit.
Suara ketukan pintu yang cukup keras terdengar dari luar kamar nya. Shandy hanya menautkan sebelah alis nya.
Bunda?
Ia berdiri untuk membuka kan pintu kamar nya. Namun bukan hanya sosok bunda yang berada di luar kamar nya, tetapi juga ada laki laki berbadan tinggi tegap dengan mengenakan jas formal berada di samping bunda nya. Sosok laki-laki yang selama ini Shandy hindari. Dia benci laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BACK
RandomSEQUEL CERITA 'PROBLEM' Yang belum baca, bisa cek profil saya ya:) #1-sadlove 15/01/2020 #1-back 03/02/2020 #1-die 11/02/2020 #3-end 09/02/2020 #2-pshycopath 25/11/2019 #3-sadgirl 10/04/2020 #5-manis 07/03/2020 #2-Anisa 27/01/2020 #4-sadlove 05/12/2...