Bagian Ke-TIGA

532 4 0
                                    

Dulu bersama ayah dan ibunya, dia tidak perlu bangun terlalu pagi. Tapi sekarang, dia diwajibkan bangun sepagi mungkin, sebelum penghuni rumah bangun. Salsa diberikan tugas, membersihkan rumah, dan menyiapkan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Ya Tuhan, mengapa seperti ini? Bukannya ayah membawaku ke sini, hanya agar aku belajar jauh dari rumah? Bukan untuk menjadi pembantu di sini?

Salsa pun hanya bisa menggerutu dan menangis, dengan keadaan yang sekarang dia alami.

Dia seakan ingin mengadu kepada ayah dan ibunya. Tapi dia juga tidak memiliki keberanian. Dia tidak enak karena om Hengky adalah saudara ayah dan tante Siska, istri om Hengky. Salsa takut, akan membuat hubungan keluarga menjadi bermasalah, kalau dia mengadu tentang keadaannya.

Belum lagi uang jajan yang diberikan setiap harinya oleh tante Siska, sangat pas dihitung dari ongkos angkot dan jajan. Sangat jauh besarannya, dari yang selama ini dia dapatkan dari ibunya.

"Ibu, Salsa sangat rindu ibu. Kapan ibu datang menjenguk Salsa?" ucap Salsa, setiap malam. Kerinduan itu selalu tampak, dalam setiap tetes air mata yang mengalir tanpa jeda.

Kasihan sekali Salsa, dia merasa seakan berada dalam sangkar yang sempit dan gelap. Padahal sebelumnya dia terbang bebas, sebebas bebasnya.

Salsa  berusaha menguatkan dirinya dengan keadaan ini, dia tidak tahu, sampai kapan dia bertahan seperti ini. Tidak pernah dia berhenti menangis, mengingat ayah dan ibunya.

*****

Tidak jauh berbeda keadaan, di sekolah barunya pun, semakin membuat Salsa menyesal, menerima tantangan ayahnya ini.

Ya Tuhan, dulu aku tak pernah merasakan naik kendaraan umum, yang sesesak ini, batin Salsa, saat berada di atas angkot, menuju sekolah.

Apakah aku akan dapat teman yang baik di sini, ya Tuhan? Di kota aku punya banyak teman, bahkan mereka yang mengejar-ngejarku untuk bisa menjadi teman mereka. Tapi apakah aku bisa tetap bisa seperti itu, di sekolah baruku ini? renung Salsa, membayangkan apa yang akan ditemuinya di sekolah nanti.

Salsa pun tiba di sekolah, ditemani om Hengky. Sekolah baru ini tampak bagus dan besar, walaupun belum sebesar sekolah Salsa sebelumnya.

Hari pertama, kedua, dan seterusnya, dilalui oleh salsa.

Membosankan sekali di sekolah ini, aku belum dapat teman, pikir Salsa, saat dia menyadari, sejak masuk ke sekolah ini, belum ada seorang teman yang dekat dengan dia.

Apakah memang Ayah harus membuatku seperti ini, untuk bisa mengizinkanku sekolah di Ausie? gumamnya.

"Anak baru ya, siapa lagi nama kamu?" tanya seorang teman, yang mendekati Salsa.

"Aku Salsabila."

"Oh Salsabila, bagus juga namanya. Kok kamu masuk ke sekolah ini, bukannya kamu sebelumnya di kota ya?"

"Tidak apa-apa, cuma kebetulan aku punya keluarga di sini."

"Kamu pasti punya masalah di kota ya, sehingga kamu pindah ke sini?"













Next  ^_^ ...

Cinta Ayah dan IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang