Extra part 2

15.6K 571 115
                                    

Author POV.

Semua sedang bersiap-siap akan pergi ke pemakaman. Lain dengan Kenzie yang masih murung di dalam kamar.

Tak ada satu pun yang mencari nya, ia hanya berdiam diri sendiri.

Saat semua nya sudah mulai melaju membelah jalan untuk pergi ke pemakaman, tinggal 1 mobil tersisa. Itu adalah mobil milik Gilang.

Gilang dan Seila masih bersiap-siap untuk mengikuti acara pemakaman.

"Coba ketuk dulu aja pintu nya." Mereka berdua mengkhawatirkan Kenzie yang sedari tadi malam tidak juga terlihat.

"Ayo."

Mereka pun kembali masuk ke dalam rumah Kenan. Namun langkah mereka terhenti saat melihat Ken keluar dari kamar nya dengan langkah lesu.

Wajah nya pucat, tatapan nya sendu, mata nya sembab, dan tak lupa luka yang di ciptakan ayah nya semalam masih terlihat jelas. Darah kering yang berada di kening ujung kiri bocah itu sangat terlihat jelas.

Seila tak bisa menahan air mata nya, ia sangat prihatin melihat anak itu.

"Abang kenapa?" Tanya Seila sambil membawa Ken ke dalam pelukan nya.

"Mami, Ken boleh ikut ke pemakaman?" Tanya bocah itu dengan penuh harap.

"Boleh sayang, tapi kenapa keadaan Abang bisa kaya gini? Kenapa?" Tangis Seila semakin histeris.

Ken hanya mampu menggelengkan kepala nya, sebenarnya ia sudah tak mempunyai energi untuk sekedar berdiri tapi ia memaksakan nya.

Gilang yang melihat nya pun ikut terenyuh. Ia akan bertanya kepada sahabat sekaligus calon kakak ipar nya itu.

Saat sampai pemakaman ternyata semua orang sudah mulai bubar dari kerumunan. Ternyata acara pemakaman sudah selesai, tinggal hanya keluarga inti yang masih berada di sana.

Kenzie perlahan mendekati tumpukan tanah yang baru saja terbentuk itu.

Kenan yang sedang menenangkan Cintya seketika menghampiri bocah kecil yang sudah lemah itu.

"Mau apa kamu kesini?" Bentak Kenan.

Sontak mereka langsung melihat ke arah Kenzie. Mama Kenan langsung menghampiri cucu nya itu karna tak percaya dengan apa yang ia lihat itu.

"Kenapa keadaan kamu kaya gini bang?" Mama Kenan sangat histeris melihat nya.

"Gausah kasihanin dia, mah!"

"Apa maksud kamu Kenan?!"

Mama papa Kenan yang tadi nya sedang menemani Kiara dan Keina langsung menghampiri Kenzie yang baru saja datang bersama Seila dan Gilang namun langsung mendapat bentakan dari ayah nya.

"Dia itu penyebab Kayzan meninggal!" Jawab Kenan dengan nafas yang memburu.

Sedangkan Kenzie dengan tubuh gemetar nya mulai mendongakkan kepala nya melihat ke arah sang ayah.

"Aku bukan pembunuh yah..." Lirih nya yang masih mampu di dengar.

Mama Kenan yang sudah tak kuat melihat cucu pertama nya di perlakukan seperti itu segera membawa Kenzie ke dalam pelukan nya.

"Ini kenapa bisa gini bang?" Tanya Mama Kenan sambil mengusap pelan luka yang berada di jidat Kenzie.

"Mama puas-pusasin peluk nya, sebelum dia Kenan bawa ke panti asuhan." Ucapan Kenan membuat semua yang ada di sana melihat tajam ke arah nya kecuali Cintya dan kedua anak nya yang masih berada di dekat tumpukan tanah kuburan Kayzan.

"Apa maksud kamu Kenan?!" Mama papa Kenan dan juga Seila mengucapkan itu di waktu yang bersamaan.

"Kenzie bakal ikut sama kita!" Seila sudah tak tahan untuk tidak mengeluarkan emosi nya.

"Iya, Ken bakal tinggal sama kita! Buang fikiran jahat kamu itu Kenan! Dia juga sama anak kamu! Apa kamu mau kehilangan dua anak sekaligus?!" Mama Kenan mengucapkan itu dengan dada naik turun karna ia sangat shock mendengar perkataan putra nya itu.

"Bukan nya dulu waktu dia lahir mama yang nyuruh Kenan buat kirim dia ke panti asuhan? Sekarang kenapa ga boleh? Ibu dia udah meninggal, dia anak jalang bukan?" Ucapan Kenan membuat tangis ibu nya dan Seila semakin histeris. Jangan lupakan Kenzie yang sudah sangat shock, ia mendengar semua nya namun ia belum faham apa itu jalang.

"Jaga ucapan Lo Kenan! Dia udah ngerti sekarang!" Kata Seila sambil melirik ke arah Ken yang masih dengan tubuh gemetar nya.

Tanpa basa-basi Kenan langsung menyeret Ken yang tadi nya berada dalam pelukan sang Oma.

"Kenan apa-apaan kamu!" Papa Kenan yang sedari tadi diam langsung mengejar Kenan bersama dengan Gilang.

Gilang berhasil membawa Kenzie ke dalam gendongan nya. Sedangkan papa Kenan langsung menampar Kenan dengan kencang.

"Papa ga nyangka kamu bisa punya sifat kaya iblis Kenan!" Perlahan suara milik papa Kenan memelan. Ia tak bisa membendung tangis yang sudah sedari tadi ia tahan.

"Salah apa dia? Dia anak kamu Kenan. Dia seharusnya jadi putra mahkota kamu, tapi kamu sebenci itu sama anak yang ga punya dosa." Ucap papa Kenan dengan suara yang mulai melemah.

Kenan tak menggubris nya, ia langsung mengambil kembali Kenzie yang sedang di tenangkan oleh Seila dan Gilang.

Ia langsung membawa Kenzie ke dalam mobil. Tak ada perlawanan dari anak itu, ia hanya terdiam lesu dengan tatapan kosong nya.

Kenan menjalankan mobil nya dengan kecepatan ekstra, hingga Gilang kehilangan jejak untuk mencari nya.

Perjalanan menuju panti asuhan yang di tuju Kenan sangat lah lama karna tempat nya agak jauh dari keramaian.

Saat sampai ternyata Ken sudah memejamkan mata nya. Entah tidur entah tak sadarkan diri. Persetan Kenan tidak memperdulikan anak malang itu.

Ia langsung menyimpan Kenzie di depan panti asuhan itu dengan keadaan yang siapapun melihat nya akan merasa iba dengan keadaan bocah tampan nan pintar itu.

Setelah itu ia kembali ke dalam mobil dan meninggalkan panti asuhan itu dengan kecepatan yang tinggi.

Mama dan papa Kenan juga Seila dan Gilang kehilangan jejak karna kecepatan
Kenan sangat di atas rata-rata.

Sedangkan di tempat lain seorang wanita yang sudah tak lagi muda sangat terkejut di buat nya karna di sela kegiatan menyapu halaman rumah nya, ia malah menemukan anak tampan yang terlihat malang sedang tergeletak dengan prihatin nya.

"Astaga..." Ia meneteskan air mata, karna akhir-akhir ini sudah jarang sekali ada yang membuang anak mereka di panti asuhan milik nya.

"Pak! Pak! Ini kasian pak!" Ia berteriak memanggil suami nya yang sedang menanam tanaman bersama anak panti yang lain nya.

Mereka pun berlari ke arah ibu panti yang sedang berusaha mengangkat Ken yang sudah tak sadarkan diri.

"Astagfirullah...bawa masuk Bu." Bapak panti pun mengambil alih Ken dari gendongan istri nya itu.

Mereka membawa Ken ke dalam, membersihkan luka nya dan mengganti pakaian nya.

"Anak tampan, anak malang, terlihat jelas anak ini dari keluarga yang berada Bu, tapi kenapa mereka tega menyimpan nya disini." Mereka sangat iba terhadap Ken yang masih belum siuman.

"Semoga kita bisa menjaga anak ini ya pak, dan anak-anak yang lain bisa menganggap anak ini adik Mereka juga." Lirih ibu panti sambil mengusap rambut Ken yang masih mempunyai wangi khas shampo sisa kemarin ia mandi sebelum berangkat bersama keluarga nya menuju butik.

•••

Plis jangan pada marah-marah dong:(
Apalagi marah-marah sama aku hiks:(

Vote comment nya banyakin ayoo biar tambah semangat up nya xixi

Great Women (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang