-40-

25 5 0
                                    

Malam ini Aldo tidur penuh dengan amarah yang tertahan, mencoba memejamkan matanya namun enggan untuk tertidur. Pikiran Aldo dikuasai oleh kabut amarah. Jam sudah menunjukkan pukul 01.25 dini hari, tapi masih tak kunjung Aldo untuk bisa tidur. Setengah jam berselang Aldo dapat tertidur.
.
"Key kenapa kamu ngajak aku ketempat kayak gini?" tanya Aldo heran lantaran dirinya diajak oleh Keyline ketempat yang sangat indah dan ramai dengan orang berbaju putih.

"Nggak apa-apa kok Kak, ini kan tempat kita buat kenangan" ucap Keyline santai membuat Aldo semakin kebingungan.

"Kenangan?"

"Iya Kak, kenangan yang nggak pernah Kak Al atau aku lupain"

"Ngomong apa sih Key! Terus kenapa kamu pakai baju putih? Aku sendiri disini yang pakai baju bebas" ucap Aldo yang mendapat kekehan dari Keyline.

"Karena disini bukan tempat Kak Aldo" jelas Keyline menggenggam tangan Aldo dengan erat, melangkahkan kakinya menuju kerumunan yang semakin banyak.

"Key kamu pegang terus tangan aku ya, takutnya banyak orang pakai baju putih terus kamu hilang gimana?" celetuk Aldo yang semakin menggenggam erat tangan Keyline. Keyline hanya membalas ucapan Aldo dengan senyum yang sulit diartikan. Keyline dan Aldo semakin masuk kedalam kerumunan orang-orang yang jumlahnya mungkin lebih banyak.

"Key jangan lepasin!" Pekik Aldo kala Keyline dan dirinya terpisah oleh kerumunan orang-orang tersebut, hanya tangan mereka yang bertautan. Dengan sekali hentakan Keyline dapat melepas genggaman tangan Aldo.

"Key?!" Pekik Aldo terkejut, mencoba mencari Keyline didalam kerumunan orang yang tidak mungkin Aldo dapat mencarinya.

"Hosh...hosh...hosh..." Aldo membuka mata dari tidurnya. Menetralisir deru napasnya dan mencoba mengingat kembali mimpi yang barusan terjadi.

"Maksudnya apa?" monolog Aldo dengan keringat yang bercucuran di dahinya.
.
Keyline berangkat sekolah dengan perasaan was-was, ingin sekali dirinya menempel dengan Aldo, mencegah lelaki itu tidak berbuat konyol.

Sedangkan diruang yang berbeda Aldo mati-matian menahan amarahnya yang sudah memuncak. Menatap wajah busuk Morgan yang seolah tanpa dosa berani masuk sekolah pada hari ini.

"Habis lo ditangan gue" gerutu Aldo membuat Farel memicingkan matanya pada Aldo.

"Weh ada apa bro?! Gue nggak paham apa-apa" celetuk Farel membuat Aldo kembali diam tanpa suara.
.
"Ikut gue lo!" Perintah Aldo dengan sarkas kepada Morgan yang tengah merapikan bukunya.

"Oke" jawab Morgan enteng dengan senyum licik yang tercetak di bibirnya, membuat Aldo semakin naik pitam.

Dari arah belakang Keyline yang melihat Aldo memimpin jalannya Morgan membuat hati Keyline semakin was-was. Keyline mengikuti langkah kaki Aldo yang membawanya ke belakang gedung sekolah.

"Mau lo apa?!!!" Bentak Aldo secara langsung dan mendaratkan pukulan di rahang tegas Morgan.

"Mau Keyline jadi milik gue" lagi membuat Aldo mendaratkan pukulan bertubi-tubi di tubuh Morgan. Keyline yang melihat dari kejauhan hanya menutup mulutnya, melihat betapa mengerikannya wajah Aldo yang sedang marah.

Bhugk Bhugk Bhugk

Pukulan brutal semua dikerahkan oleh Morgan dan Aldo, melihat Morgan yang kalah telak dari Aldo membuat Aldo tak mau menghilangkan kesempatan.

Aldo mulai menginjak perut Morgan dengan kuat, membuat sang empunya memekik kesakitan.

"Lo harus habis ditangan gue bajingan!!!" seru Aldo yang akan mendaratkan pukulannya.

"Kak berhenti!!!" pekik Keyline yang memeluk Aldo dari belakang, membuat Aldo mengurungkan pukulannya pada Morgan dengan napas yang masih menderu.

"Kak Al aku nggak suka lihat kakak kayak gini" ucap Keyline dengan tangis yang mengiringi suaranya.

Gibran dan Farel yang berdatangan langsung menolong Morgan yang sudah terbujur lemah dengan luka di seluruh  tubuhnya.

"Kenapa Al!!! Lo kok jadi brutal kayak gini?!" sarkas Farel tidak percaya dengan perbuatan teman baiknya itu.

"Lo tanya aja sama anjing itu!!!" tuding Aldo kepada Morgan.

"Emang kenapa?!" tukas Gibran.

"Dia mau perkosa Keyline!!! Otak anjing lo bangsat" ucap Aldo tersulut emosi kembali, yang ingin melayangkan pukulan pada Morgan tapi dengan kuat Keyline menahan Aldo.

"Lin bawa aja Aldo, obatin lukanya. Gue yang ngurus berandal satu ini" perintah Farel yang kemudian membawa Morgan untuk di eksekusi.

Karena BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang