•First•

22 2 3
                                    

“ The prettiest smile hides deepest secrets”
“The prettiest eyes have cried the most tears”
“And the kindess hearts have felt the most pain”
~Raina.......*

      Semua orang menatapku dengan tajam ,seluruh tubuhku dicengkram dengan erat,perlahan jarum itu menusuk pada lenganku, oh tidak hari ini tepatnya aku diperlakukan tidak adil,kemana perginya semua orang, sesaat dadaku terasa sesak isak tangis perlahan keluar dari mata  indahku, kepalaku seperti pecah, telingaku dipenuhi jeritan monster monster itu, perlahan tubuhku mulai lemas, tak sadar mataku menutup ”it’s to easy to jump and end it all”,itu yang ada dipikiran ku sekarang,puih bening dimataku perlahan berjatuhan aku berpikir mengapa dunia ini sangat kejam.

Raina pov

Raina kecil berlari lari dengan riang saat itu.
"Bunda Rain ingin pergi menemui ayah bunda"
"Rain ingin bertemu ayah ?kalau begitu mari kita pergi ke vila "balas bunda Rain sambil tersenyum, Raina kecil berjingkrak jingkrak gembira

Sesampainnya di vila...

"Raina kecil mencari ayahnya sambil berlari senang ia menelusuri seluruh vila sambil melewati anak tangga ia tersenyum dengan gembira,tapi langkahnya tersentak

"Ayah sedang apa?",ucap Raina kecil

" apa yang kau lakukan disini cepat pergi!"teriak ayah Rain

Raina kecil berlari meninggalkan tempat itu tempat dimana ayahnya membunuh seorang pria tunawisma,Raina kecil berlari ke sebuah kamar.

Ayah Rain yang tengah menjalani pekerjaan mengerikan itu pergi menyusul anak semata wayangnya

" kemana anak itu pergi? "

" Dia masuk ke dalam kamar mas"

" Sayang rain buka ini ayah,ayah ingin berbicara denganmu"

Raina kecil yang sedari tadi sedang melamunkan beberapa pertanyaan pada ayah nya membuka pintu kamar nya.

"Tadi apa yang ayah lakukan pada paman" ucap Raina kecil dengan polos

"Rain kamu tau kan orang jahat?orang orang itu adalah orang yang telah mengganggu kehidupan kita,orang seperti itu tidak apa apa untuk dilukai sayang".

Raina kecil tersenyum mendengar penjelasan ayahnya,ayah Rain pun pergi begitu saja..

Sementara itu makan malam telah tiba,bunda rain yang sedari tadi menyiapkan makanan memanggil satu persatu keluarga kecilnya itu

"Mas tolong panggilkan rain dikamar" ucap bunda Rain dan hanya dibalas anggukan oleh suaminya.

"Rain ayok kita ma...."

Terkejut,lemas,dan sesak itu yang dirasakan ayah rain ketika menangkap pemandangan depan matanya.

Hello karena autor autis eh salah maksudnya hiatus pas bikin without me jadi autor bikin cerita baru neh jan lupa vot ya!
Wassalam....








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang