Suho membuka pintu rumahnya dan disambut oleh dua orang perempuan kecil berumur sekitar 5 tahun."Appa" kata keduanya sambil memeluk Suho.
Suho tersenyum, ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan kedua anak itu. Suho menaruh tasnya dilantai dan mengelus puncak kepalanya keduanya,"Kenapa kalian belum tidur hm?"
Anna menggeleng,"Aku tidak bisa tidur appa"
Aera mengangguk,"Ne apa. Aku juga"
Suho terkekeh, ia mengambil kembali tasnya,"Mari appa akan temani kalian tidur"
Aera dan Anna mengikuti Suho.
"Benarkan appa? Tanya Aera.
Suho mengangguk,"Iya sayang. Tapi appa bersih-bersih dulu ne. Setelah itu appa akan ke kamar kalian. Tunggulah dikamar"
Anna dan Aera berseru senang,"Oke appa" keduanya menuju kamar mereka dengan berseri-seri.
Suho menatap anaknya seraya tersenyum,"Sebentar lagi appa akan menepati janji appa pada kalian. Kalian akan mempunyai eomma" gumam cowok berkepala tiga itu. Setelahnya ia masuk ke dalam kamar untuk bersih-bersih.
~*♡*~
Jennie,Jisoo dan Rose menatap Lisa yang tertidur dipangkuan Jennie dengan kakinya di paha Jisoo. Rose yang masih dibawah bertopang dagu dengan tumpuan pahanya.
"Ah kenapa jadi seperti ini eonni. Aku tidak ingin Lisa tersiksa. Dia masih muda. Seharusnya dia bisa lebih sukses dari ini" kata Rose.
Jennie tersenyum kecil, ia mengelus kepala Rose,"Ini takdir Rose-ya. Kita harus menguatkan dia. Kita harus selalu berada disampingnya. Dari masa sulit maupun bahagianya dia" katanya.
Rose tersenyum dan mengangguk mengerti.
Jisoo mengelus lembut tangan Lisa yang berada di perut cewek itu. Ia mengangkatnya dan menaruhnya di samping tubuh lalu tangannya beralih mengelus perut Lisa yang masih rata,"Kau baik-baik ya di dalam. Kau harus selalu sehat dan harus tumbuh menjadi anak yang kuat nanti. Agar kau dapat melindungi ibumu. Jadilah seperti ibu mu ne. Kami para aunty menunggumu" kata Jisoo.
Lisa mengerang, ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu hal pertama yang ia lihat adalah wajah Jennie yang tersenyum. Cewek itu bangkit dan duduk,"Apa aku tertidur lama?. Kenapa rasanya nyenyak sekali" katanya seraya menguap.
Jisoo mengelus kepala Lisa,"Ani. Kau baru tidur selama empat jam Lisa-ya"
Rose memegang perutnya,"Eonni aku lapar. Sepertinya Lisa juga membutuhkan makanan sebelum meminum obatnya" katanya manja.
Jennie, Jisoo dan Lisa terkekeh dibuatnya.
"Kau ini. Aku juga lapar. Delivery sana Rose. Jennie yang akan membayarnya, hari ini dia sedang berbaik hati" kata Jisoo dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Jennie membuat Jennie mendengus sebal.
"Hm delivery sama Rose. Aku sedang berbaik hati" kata Jennie walau sebenarnya tak ikhlas.
Lisa tertawa,"Biar aku saja yang membayarnya nanti. Itung-itung ucapan terima kasih ku pada kalian yang masih menerimaku" katanya tulus.
Jennie menatap Lisa datar,"Apa-apaan kau. Kami saudari mu Lisa-ya. Mana mungkin kami tidak akan menerima mu lagi. Sudahlah hari ini biar aku yang traktir!"
Lisa terkekeh,"Baiklah eonni"
Jisoo dan Rose terkekeh. Kemudian Rose bangkit untuk mengambil ponselnya di kamar. Begitupun Jisoo yang ikut bangkit untuk ke kamar mandi. Jennie juga ikut-ikutan, ia ingin mengambil air untuk tenggorokannya yang kering.
Lisa menatap perutnya, ia mengelus perut yang masih rata itu,"Kau lihat bayiku? Para aunty menyayangi eomma mu. Cepat lah keluar. Mereka pasti akan menyayangi mu seperti mereka menyayangi eomma" katanya seraya tersenyum. Tak lama kemudian setetes air mata jatuh ke pipinya. Dengan cepat ia menghapusnya agar para eonni nya tidak melihatnya menangis.

YOU ARE READING
cinta yang tak terduga
RandomLalisa Manoban - Kekasih seorang idol yang juga menjadi korbannya. Ia harus menanggung semuanya sendiri atas kesalahan yang tidak sengaja diperbuatnya. "Aku hanya ingin kau bertanggung jawab, Jungkook" lirih Lisa. "Maafkan aku Lisa. Aku tidak bisa...