WAY 14: DIA SIAPA LAGI?

39 3 0
                                    

Papa memberikan segelas air dan langsung ku teguk habis.
Papa masih bertanya tentang keadaan ku, tapi aku memilih diam untuk menetralisir pikiran ku.

"Vi, tadi kanza kenapa?"

"Alvi juga gak begitu paham pa, tadi Alvi liat kanza lagi ngomong sendiri, waktu Alvi tanya kanza malah ketakutan"

"Ngomong sendiri?"

"Iya pa, Alvi gak liat ada orang di sekitar kanza"

"Sekarang kita ke ruangan dokter Axel buat periksa keseluruhan"

"Iya,pa.."

Sementara itu berbagai macam pertanyaan muncul di benakku
Siapa dia?
Itu jelas bukan manusia?
Apakah dia hantu?
Tapi mengapa aku bisa melihatnya?
Kuharap aku tak melihat nya lagi!

"Kanza, ayo kita ke ruangan dokter Axel"
Suara papa membuyarkan lamunanku

"Eh iya pa" kataku

"Kamu kenapa sih sayang?"

"Gak apa apa kok pa"

Kami pun berjalan bersama menuju ruangan dokter Axel.

Tok.. tok.. tok..

Dokter Axel menyambut kami

"Kanza apa kabar? Gimana udah baikan belum?"

"Kanza baik baik saja kok om" aku pun tersenyum padanya

"Kamu duduk dulu ya om mau ngomong sama papamu dulu"

"Iya om" aku pun duduk di tengah papa dan kak Alvi

Dokter Axel membicarakan keadaan ku dengan papa dan kak Alvi, mereka menceritakan kejadian yang kualami tadi.
Sedangkan aku kembali kelautan lamunanku.

"Za..."tegur om axel yang melihat ku terus terdiam

"Eh iya om"kataku gugup

"Kamu kenapa kanza?"

"Aku gak apa apa om"

"Coba ceritakan om, apa yang kamu lihat tadi?"

"Emm" aku ragu untuk menceritakan nya

"Cerita saja " ucap papa

"Sebenarnya kanza tadi hampir nabrak orang, dia manusia tapi..."

"Tapi apa kanza?" Tanya kak Alvi penasaran

"Setelah kanza lihat orang itu, sepertinya nya dia tak memiliki kaki dia seperti melayang di udara kondisi kakinya hancur menyisakan cairan merah kehitaman bercampur dengan belatung aku bisa mendengar suara retakan dari tulangnya" mereka nampak terkejut saat mendengar cerita ku.

"Dia wanita yang kamu maksud?"

"Bukan, wanita itu berbeda, namanya Dita sedangkan yang kulihat tadi seorang laki-laki"

"Baiklah kanza, sekarang kamu lupakan semua hal yang terjadi tadi"

"Aku akan berusaha om"

"Kata kak Alvi kamu lagi demam ya?"

"Iya demam dikit kok"

Tangan dokter Axel memegang dahiku dan memeriksa suhu tubuhku kemudian memeriksa detak jantungku.

"Za, kamu demam tinggi, suhu tubuhmu 39.4 °C"

Papa langsung memeriksa ku lagi, ia terlihat khawatir.

"Kamu harus di rawat za" kata papa

"Harus ya pa?"

"Harus za, jangan biarkan keadaan mu semakin memburuk" kata dokter axel

"Sekarang ayo kita mulai check up nya"

Aku pun mengangguk aku di bawa di sebuah ruangan dan memulainya prosedur check up mulai dari pengambilan darah, CT SCAN, X-RAY, dll.

***

2 jam kujalani semua proses pemeriksaan yang membosankan.
Sekarang aku berada kembali ke ruangan VVIP yang dulu menjadi saksi ketakutan ku bertemu Dita.

Infus kembali terpasang di lenganku, ntah sampai kapan aku akan disini?
Keadaan ku semakin memburuk akibat kejadian sore tadi kini gelap mulai menyapa. Suhu tubuhku naik hingga
40.3 °C. Bahkan Paracetamol yang mereka berikan serasa tak berpengaruh untuk tubuhku.

***

"Tolong aku...!!!!"

Ku buka mataku perlahan

"Siapa yang minta tolong?" Tanyaku

"Tolong aku..." Kembali suara itu terdengar

"Siapa itu " aku mulai di buat ketakutan

Lampu berkedip beberapa kali dan akhirnya padam, ruangan ini gelap gulita aku tak bisa melihat apa pun.

"Apa itu?" cahaya redup di ambang pintu, cahaya berkedip semakin cepat.

Aku semakin takut di buatnya.

Cahaya itu menyala terang hingga aku dapat melihat sosok laki-laki itu.
Masih dengan kondisi yang sama.

"Jangan dekati aku !!!!" Aku berteriak keras berharap ada orang yang dapat membuat mahluk ini hilang dari pandanganku.

"Tolong........" Suaranya bagaikan menggema.

"Mama papa tolong aku!!!!!!!!!"

Aku berusaha untuk berlari, tapi tubuhku seperti tak bisa di gerakkan hingga ia semakin dekat hingga aku dapat dengan jelas melihat wajahnya yang mengerikan.

"Aaaarrrrggggghhhh...."

TOLONG AKU! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang